kejujuran ☘

1.5K 104 1
                                    

"Bagas aku mau ngomong sama kamu" Ucap hawa kepada bagas

"Mau ngomong apa" Tanya bagas

"Mungkin kamu akan ngerasa aku agresif atau seperti gak tau diri mungkin?" Ujar hawa sambil tersenyum seakan terpaksa

"Maksudnya" Tanya bagas masih tak mengerti

Hawa mengajak bagas duduk di taman rumah sakit yang tak jauh dari tempat dia berada,karna selain ada tempat duduk di sana juga ramai orang yang tengah beristirahat sejenak.

Bagas pun mengikut hawa dan setelah itu mereka duduk tapi masih menjaga jarak aman

"Mungkin saya bukan fatimah yang bisa mencintai ali secara diam-diam sungguh itu bukan aku, dan jauh dari kata itu, maaf kalau aku memilih menjadi Khadijah yang meminta mu langsung untuk menjadi imam ku, malah lebih nekat lagi tapi itu lah aku,bagas hilman apakah kamu mau menikahi ku dan menjadi imam ku dan menjadi pembimbing ku? "Ucapan hawa membuat bagas terdiam

" Hawa kita pernah ngomongin ini,saya hanya mau menikah sekali seumur hidup ku,dan maaf lagi-lagi saya belum mencintaimu"jawab bagas setenang mungkin

"Mengapa kita tidak taaruf saja dulu? " Tanya hawa membuat bagas menggeleng

"Maaf wa saya sendiri belum berniat mentaaruf mu, saya gak mau main-main dalam hal ini"jawab bagas tegas

Hawa menunduk setelah mendengar penuturan dari bagas, apakah dia salah mencintai seorang bagas?

" Gas cinta bisa datang karna terbiasa "satu kalimat yang membuat bagas menggeleng lagi

" Cukup hawa, kamu bukan mencintai saya, kamu sedang di bisik setan hawa, istighfar "ucap bagas menahan emosinya

"Gak gas, aku benar mencintai mu" Jawab hawa

"Sudahlah kamu pulang saja banyak berdoa, untuk menikahimu belum menjadi pikiran ku wa, lupain aku wa jika kamu hanya terobsesi dengan ku, banyak istighfar wa, aku pamit assalamu'alaikum" Bagas langsung meninggalkan hawa yang masih tertunduk

"Walaikumsalam" Jawab hawa pelan

••••

Setelah kejadian itu bagas banyak termenung entah lah banyak hal yang terjadi tak terduga olehnya.

"Nak kamu kenapa? " Tanya ayah yang sejak tadi melihat bagas termenung

"Hem gak apa yah" Jawab bagas berbohong

"Bagas ayah sudah lama mengenal kamu dari kecil,ayah tau mana kamu berbohong dan mana kamu saat berkata jujur, jujurlah pada ayah" Ucap ayah sambil mengelus pundak bagas

"Hawa yah" Ucap bagas

"Hawa? Hawa kenapa? " Tanya ayah

"Hawa meminta bagas menikahinya" Jawab bagas pelan

"Allahuakbar, kok bisa, kamu gak kasih harapan ke dia kan nak?" Itu bukan ayah melainkan bunda yang baru saja masuk ke ruangan inap aisha dan mendengar penuturan dari bagas

"Bun yah demi allah bagas gak pernah kasih harapan ke hawa" Jawab bagas penuh kejujuran

"Jadi bagaimana? " Tanya ayah

"Gas kamu gak berniat mau nikahin dia cuman gara-gara dia maksa kamu nikah sama dia kan? " Tanya bunda

"Bunda kenal bagas, bunda tau bagas gimana, bun wallahi bun bagas belum memiliki rasa dengan hawa" Ucap bagas

"Maaf bun yah mungkin bagas sudah memiliki rasa dengan seseorang tapi itu bukan hawa" Sambung bagas dalam hati

"Yasudah kita biarin aja kayak gini, mungkin hawa hanya terbawa perasaan jika dia sadar nanti dia pasti melupakan semuanya" Ujar ayah kepada bagas

"Iya intinya bunda mau kamu jaga jarak terus sama hawa ya gas, tapi jangan sampai ikatan silaturahmi kalian putus, seperti biasa aja" Pesan bunda

"Oh ya yah tadi yah tadi bunda ketemu mirna di kantin" Celetuk bunda

"Mirna mana bun" Tanya ayah

"Itu loh yah mirna yang tetangga kita dulu temennya bagas itu loh siapa sih namanya lupa bunda"ucap bunda sambil mengingat nama seseorang

" Syi.. Syifa oh iya syifa yah"ucapan bunda membuat bagas menegang

Syifa?

"Kamu masih ingat dia kan gas? "Tanya bunda

Bagas hanya mengangguk entah lah kenapa dengannya hari ini, banyak kejadian tak terduga olehnya terjadi.

"Kan sekarang syifa juga udah pulang ke indo lagi katanya mau kuliah sambung kuliah di sini juga" Ucapan bunda membuat bagas kembali mengingat kejadian saat dia bertemu di taman dengan syifa.

Satu nama yang bisa membuat bagas membeku

Satu nama sudah lama hilang di fikiranya

Ternyata sekarang dia kembali

Membawa kenangan dulu yang sempat menjadi memori terindah dari seorang bagas hilman

"Nanti kita berkunjung ke tempat mereka ya bun silaturahmi, kangen juga ngobrol sama dokter yogi(ayah syifa) " Ucap ayah

"Iya yah bunda juga kangen ngobrol sama mirna, pastinya bagas juga kangen sama syifa, yakan gas" Gurau bunda

"Eh.. Hemm" Bagas tiba-tiba gelagapan menjawab pertanyaan dari bunda

"Istighfar gas kalau jodoh gak kemana di ikhtiarkan aja" Pesan ayah

Bagas pun mengangguk, lelah sungguh hari ini banyak hal yang silih berganti , yang mencoba memacu jantungnya berkerja lebih cepat.









#staysafe🌹

Agak gimana gitu kalau orang dari masalalu kembali hadir?

Apakah bagas akan menerima hawa atau malah memperjuangkan perasaannya?

Happy Reading 💕

Ikhtiar Cinta ( Sequel Ana Uhibbuka Fillah) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang