2 | 12:15

2.9K 463 36
                                        

↳ Renjun berakhir duduk di kantin bersama tiga orang kawannya setelah pelajaran olahraga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Renjun berakhir duduk di kantin bersama tiga orang kawannya setelah pelajaran olahraga. Chenle terlihat begitu segar dengan rambut setengah basahnya sedangkan sisanya hanya mandi cepat tanpa berpikir untuk keramas. Seperti yang sempat Jaemin tebak, Chenle seketika menggerutu kesal sehabis berlarian di lapangan dan memutuskan untuk mandi saja setelah keringatnya lumayan kering.

Dan yang paling menyenangkan setelah pelajaran olahraga adalah mendapat asupan makanan enak dari kantin sekolah. Sekolah mereka lumayan terpandang dan kantin disana tidak sejorok yang kantin sekolah lain miliki. Jadi wajar saja mereka betah duduk-duduk di kantin.

Seperti biasa, Jaemin duduk di sebelah Renjun dan bergelayut manja,"Ututu, Nata wanginya enak."

Tapi memang Jaemin tidak bohong, bau Renjun itu seperti permen varian blueberry; manis dan menyegarkan, padahal Renjun sudah pernah bilang kalau parfumnya bukan aroma buah.

"Enak, kepalamu peyang! Jauh-jauh sana, aku mau makan."

Jaemin yang didorong menjauh terlihat tidak keberatan, namun matanya tetap menatap gemas kearah Renjun yang melahap mie ayam baksonya lahap.

"Pangeran-mu otw, Nat." Chenle menyeletuk menggoda ketika sadar Jaehyun dan sekotak susu ultra milk coklat menuju meja mereka.

Haechan yang sebelumnya fokus dengan nasi goreng seafood dan gawai di tangan ikut mendongak dan mengarahkan pandang ke arah yang Chenle lihat. Benar, dia bisa melihat Jaehyun tengah berjalan sok ganteng ke meja mereka. Sesaat kemudian Haechan sadar kalau wajah Renjun kembali merah padam.

Haechan memajukan wajah dan berbisik,"Anjir. Stay cool, Nata!"

Renjur mendesis kesal,"Makanya kalian diem dulu!"

Jaemin diam saja, mengamati pemandang Renjun malu yang sudah lama tidak dilihatnya. Dulu sih dia sering melihat Renjun malu digoda habis-habisan sebelum digantikan dengan Renjun yang suka sarkas dan marah-marah. Sudah, tidak perlu membahas cerita lama.

Jaehyun sampai di meja mereka,"Hai lagi, Nata." kemudian mata pemuda tampan itu beralih ke teman-teman Renjun,"Halo juga, temennya Nata."

"O-oh, halo, Kak."

Percayalah, hanya Renjun yang menanggapi karena yang lain tahu, mereka disapa hanya untuk formalitas semata. Buat apa susah-susah bersuara kalau senyum saja mewakilkan presensi mereka.

Tidak seperti sebelumnya—dimana suasana berubah canggung dan sedikit mencekam—kini tiga orang dedengkot Renjun terang-terangan memperhatikan interaksi Renjun dengan Jaehyun.

"Nih, kakak bawain susu lagi."

Renjun menerima uluran ultra milk dingin dari Jaehyun sembari tersenyum. Sampai akhirnya Chenle menyeletuk di saat yang sebenarnya agak tidak tepat,"Nata nggak suka coklat, Kak."

"Jadi besok ganti susu putih biasa aja." Jaemin menimpali dengan sengiran konyol.

"Kalo bisa tambah yang rasa pisang." Ini sih Haechan yang berharap.

Jaehyun terlihat kelimpungan setelah mendengar informasi ekslusif dari sahabat-sahabat taksirannya,"E-eh, iya, kah, Nat?"

Renjun akhirnya mengangguk pelan, senyum manis masih terpatri di belah bibirnya,"Aku cuma suka susu putih biasa, tapi yang ini tetep aku terima, soalnya kakak yang ngasih."

Jaehyun melongo sesaat, agak sedikit kurang paham dengan maksud Renjun. Tatapannya seolah kosong beberapa detik, namun sesaat kemudian tersenyum cerah ketika sadar sudah diberi lampu hijau.

"Ya udah, kakak pergi dulu. Bye, Nata." Kemudian sosok Jaehyun kembali hilang dibalik kerumunan siswa-siswa lapar.

Haechanlah yang memulai percakapan kembali diantara mereka,"Duh, bentar lagi ada yang mau jadian, nih."

"Nggak apa-apa, Nat. Aku setuju." Tambah Chenle.

Renjun hanya terkekeh, namun ia segera menoleh dan mendapati Jaemin dengan mata berkaca-kaca,"Aku belum siap bagi-bagi Nata sama yang lain." kemudian memeluk Renjun main-main.

"Ntaran aja, kasian ini anak satu cuma bisa kebagian peluk-peluk berapa bulan doang." tangannya yang bebas, menepuk-nepuk kecil kepala Jaemin, bibirnya menyunggingkan senyum gemas.

Ya, meskipun Renjun ini setengah mati menunjukkan sikap risih. Dia tetap sayang teman-temannya, apalagi Jaemin yang kalau manja sudah tidak tahu tempat.

Pun sebenarnya senyum Renjun punya arti lain. Diliriknya kembali susu kotak di atas meja. Beruntung sekali, hari ini susu pemberian Jaehyun tidak berakhir diminum Chenle, tetapi Renjun bawa pulang dan isinya ia siramkan ke kaktus di meja belajar. Sedangkan kotaknya Renjun keringkan dan disimpan di laci meja nakas, tak lupa dibubuhi stiker tempel bertuliskan; dari kak Jaya.

to be continued

memetik asa • markrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang