↳ Kondisi Mark jauh lebih membaik setelah seminggu dipulangkan dari rumah sakit. Papa Damar juga mengabarkan kalau bundanya sudah bisa pulang besok pagi, jadi dengan badan yang masih terlihat remuk dan kassa kecil di jidatnya, ia berusaha membersihkan rumah. Ya meski tidak akan sebersih asisten rumah tangga ataupun—ehem—Renjun.Omong-omong anak itu sering sekali ke rumah Mark seminggu ini, bolak-balik sana-sini seperti tidak ada lelahnya. Saat diminta istirahat pun, Renjun malah mengomel sampai mengomentari hal-hal yang tidak ada hubungannya sama sekali. Contohnya saat Mark mendapati Renjun sampai di rumahnya dengan sekantung belanjaan isi sayur. Mark menyuruhnya istirahat namun dibalas dengan omelan panjang.
"Nggak usah sok perhatian! Diem aja, duduk! Atau kalo mau berguna ya bersih-bersih kamar sana! Itu lagi kenapa anjing di jalan tadi gonggong ke aku! Kata siapa anjing imut, orang kayak anjing gitu!"
Omelan Renjun tidak sepenuhnya ditujukan pada Mark, tapi ia berasa jadi anjing yang dimaksud Renjun. Lagian Mark juga tidak tahu kenapa anjingnya mengonggong, kenapa malah marah-marah pada Mark.
Syukurlah, hari ini sedikit lebih tenang. Renjun bilang akan ke rumah Mark nanti malam, jadi ia punya waktu seharian untuk menikmati kedamaian meski tak ayal bosan pula tidak diomeli.
Televisi di hadapannya menyala, menampilkan acara gosip siang hari tentang seorang pedangdut tershor di negeri ini. Jangan lupa segelas es teh di meja dan keripik kentang. Uh, hari yang sempurna. Apalagi kalau ada Renjun yang menemani tanpa omelan, pasti jauh lebih sempurna.
"Maju. Mundur. Mundurrr!"
Lagi, negeri ini dipenuhi trend yang tidak mendidik. Diganti lagi saluran televisinya, kemudian berakhir di saluran berita siang hari. Lebih baik menonton berita daripada terdoktrin hal-hal tidak berguna.
Di lirik layar ponselnya. Tidak ada satupun pesan atau panggilan. Sang Bunda sepertinya juga lupa kalau punya anak laki-laki tampan di rumah. Teman-temannya juga sepertinya tidak ingat punya teman bernama 'Garen'. Jeno dan Jisung juga tidak kelihatan batang hidungnya, padahal mereka yang paling rajin menyatroni rumah Mark. Renjun juga tidak mengabari apa-apa, mungkin sedang sibuk dengan Jaehyun karena seminggu lalu lebih disibukkan mengurus Mark yang bukan siapa-siapanya.
Bicara soal Jaehyun, sebenarnya Mark sedikit curiga dengan gelagat orang satu itu. Kehadirannya bahkan seperti tidak bisa diperkirakan. Bagaimana mungkin ia datang disaat masalahnya dengan Mina semakin panas. Kenapa pula harus Jaehyun yang menyukai Renjun? Kenapa tidak orang lain saja?
Mark memang tidak ingin membicarakan ini pada Renjun, karena Renjun sendiri tidak seharusnya terlibat. Namun hari itu, saat dimana Mark berhadapan badan dengan Jaehyun di turnamen basket antar kelas, Jaehyun bilang kalau Mark harusnya menyerah saja.
'Nyerah aja. Nata punya gue.'
Kalimat ini pula yang tidak pernah Jaehyun katakan pada Renjun. Anak itu akan selalu buta dengan kenyataan sampai kalimat ini disampaikan sendiri oleh Jaehyun atau Mark.
Namun sampai saat ini, Mark tidak mengerti ia harus menyerah pada apa. Pada keadaan? Pada perasaannya untuk Renjun atau apa? Konteks menyerah yang Jaehyun maksud terlalu luas.
Satu pemberitahuan datang ke ponselnya, hanya dari platform pemberitaan dari sekolah, namun cukup menarik mengingat ini bukan pemberitaan formal. Tak pikir panjang, dibuka satu-satunya pemberitahuan terbaru.
Mark tersenyum tipis, sepertinya beberapa hal akan membaik. Ia seolah-olah melihat harapan baru di depan mata.
to be continuedBentar lagi Mark sama Renjun bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
memetik asa • markren
Fanfiction[complete] ❝ it's you, because no one else makes sense. ❞ ㅡㅡㅡㅡㅡㅡ ⤿ mark x renjun ⤿ lokal!au ⤿ boy x boy ✦ spotify playlist! ✦ spotify:playlist:58s9xXohWnIP6SDSEoGBWI [paste di search spotify] yeowonn © 2020