18 | 18.22

1.1K 182 5
                                        

↳ Tidak menemui Renjun kecuali mengantar jemput yang lebih muda ke sekolah sampai hari prom night datang mungkin menjadi pilihan yang tepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tidak menemui Renjun kecuali mengantar jemput yang lebih muda ke sekolah sampai hari prom night datang mungkin menjadi pilihan yang tepat. Mark memang sempat khawatir akan seperti apa prom night-nya nanti, Renjun memang bukan siswa paling cantik, paling diinginkan di sekolah—ada yang lebih populer dan cantik—tapi Mark yakin Renjun sudah cukup cantik. Ada banyak saingan dan Mark sekali lagi yakin, Jaehyun nampak sekali belum move-on dari Renjun.

Pesona yang lebih muda bukan tentang keindahan fisik, namun indah dalam perilaku dan pikiran. Belum sempurna karena dalam masa pertumbuhan, tapi Mark yakin tidak lama lagi akan ada banyak orang berlomba-lomba mengejar Renjun.

Soal masalah tidak menemui Renjun sampai prom night datang itu karena Mark ingin melihat perubahan semenakjubkan ini dari seminggu dengan pertemuan terbatasnya dengan Renjun. Ia jadi lebih merindu dan tak sabar bertemu.

Benar saja, ketika menjemput Renjun, Mark dikagetkan dengan keindahan seorang Renjun. Anak itu sejatinya masih diam di depan televisi meski sudah siap dalam balutan jas yang Mark berikan tempo lalu. Perkiraan Mark benar kalau perpaduan kulit pucat Renjun dan dengan jas warna merah muda pastel adalah pesona mutlak.

"K-kamu udah siap, Nat?" Untuk sesaat, Mark merasa terbata. Benar-benar tidak siap dengan gelombang dahsyat senyum Renjun setelah dibukakan pintu oleh Mama Nita.

Renjun bangkit dari duduknya,"Udah. Mau otw sekarang?"

"Ayo."

Yang Mark ingat selanjutnya hanya bias-bias senyum dan cerita random dari Renjun selama perjalanan menuju venue. Tempatnya tidak terlalu jauh, tapi Mark sepertinya salah pilih kendaraan karena macet di jalan utama menghambatnya memacu mobil.

"Sorry, ya. Malah kena macet."

"Lah, harusnya aku yang minta maaf. Kan kakak kena macet gara-gara jemput aku."

"Oh, iya." Renjun melanjutkan,"Aku muter playlist dari kakak disini nggak apa-apa, kan?"

Mark mengangguk kaku, agak malu pula mengingat isi playlist itu lagu-lagu cinta yang kalau Mark tilik artinya terlalu romantis untuk ia yang tidak romantis ini.

Lagu pertama diputar bersama dengan mobil Mark yang mulai maju perlahan.

"Ada yang perlu kita bahas lagi nggak, sih?" Renjun kembali membuka percakapan. Anak ini memang suka sekali melihat ke belakang.

Masih pukul tujuh kurang sepuluh, kalau macet ini bisa dilewati dalam tiga puluh menit ke depan, mereka akan sampai di venue saat acara baru dimulai.

"Kenapa emang?"

"Nggak apa-apa, penasaran aja."

Diam keduanya kemudian disambut satu bait lagu, mungkin lebih tepatnya lagi karena Mark ikut menyanyikan baitnya dengan suara pelan.

"I'm stuck somewhere between then and now, because I'm still in love."

Renjun?

Yang lebih muda tidak menanggapi apa-apa, melihat sekeliling tanpa peduli kalau Mark sebenarnya sedang menujukan kalimat barusan padanya secara langsung.

Jadi bukan Mark sama yang tidak romantis, Renjun sebenarnya juga sama saja.

——

Keduanya sampai lima belas menit setelah acara dimulai, bukan rekor telat karena mereka datang dengan banyak orang lain yang juga sama-sama terlambat. Apa yang kalian harapkan dari remaja, semuanya sama saja.

Dipanggung masih diisi dengan pembukaan-pembukaan dan penampilan awal, jelas sekali belum ke acara inti.

"Nata!"

Yang tidak Renjun duga adalah sosok Haechan yang juga ada di acara yang sama, terlihat menggemaskan dengan bibir merah dan Lucas yang setia mengekorinya.

"Kalian udah jadian?"

Bibir Haechan mengerucut kesal,"Kok, malah itu yang ditanyain."

"Sabar, Nat. Ada waktunya." Lucas menimpali, dimana ikut dibalas juga oleh tawa dari Mark.

Dua orang ini sempat kenal karena pernah satu gugus saat MOS, tapi berhubung Lucas teman dekat Jaehyun, kadang-kadang Mark merasa tidak nyaman saja.

"Ya udah, gue pamit dulu sama Nala." Kemudian Haechan ditarik menjauh.

Tidak yakin harus melakukan apa, akhirnya Mark menarik Renjun kesana-kemari sambil menyapa teman-temannya. Beberapa ada yang meledek melihat kedekatan mereka, ada juga yang terang-terangan menanyakan hubungan mereka, yang mana akan Mark jawab dengan mengutip kalimat yang sempat Lucas ungkap tadi; Sabar, ada waktunya.




to be continued

memetik asa • markrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang