3 | 20:58

2K 339 4
                                    

↳ Mark jatuh pada dekapan selimut ungu, jiwanya mengambang meninggalkan raga, berkelana dalam angan jauhnya tentang sosok kecil Renjun yang tersenyum manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mark jatuh pada dekapan selimut ungu, jiwanya mengambang meninggalkan raga, berkelana dalam angan jauhnya tentang sosok kecil Renjun yang tersenyum manis. Ia rindu, sangat rindu meski Mark dapat melihatnya dalam jarak yang begitu dekat. Gambar di hadapan matanya kemudian tergusur, berganti dengan wajah lelah Renjun dan bibir tipisnya yang kering.

Kalau benar, Renjun sakit hanya karena lisan Mark yang salah, maka ia akan menghukum diri seberat mungkin. Pun begitu, ia tidak sekalipun menggenggam keberanian untuk bertanya. Selain karena Mark takut lebih membebani Renjun, tentu pemuda manis itu akan mengelak dan menolak menjawab. Sudah cukup Renjun jatuh sakit, tidak perlu lagi ia membebani sang mantan kekasih dengan hal lain.

Ponsel Mark berdering ribut, layarnya kelap-kelip terang diantara kamarnya yang temaram. Mark juga punya lampu led panjang seperti di kamar Renjun, mereka membelinya bersama dan Renjun yang memasangkan lampu itu di kamarnya. Kata Renjun; "Biar kayak kita hidup sekamar."

Disahut kasar ponsel pintar yang tergeletak di pojok kasur. Mina. Nama perempuan cantik yang jadi teman sekelasnya, memenuhi layar. Tidak membuang-buang waktu, Mark menekan tombol berwarna merah di layar ponselnya. Terang-terangan menolak panggilan telepon dari Mina.

Sudah ditegaskan sebelumnya, Mark benar-benar dibuat risih dengan gadis cantik itu. Karena sekalipun Mina cantik dan banyak sekali pemuda yang mengejarnya, harus Mark bocorkan kalau Mina tidak pernah sebaik kelihatannya. Kalau ia diminta mendeskripsikan Mina dalam satu kata, Mark akan menyebut si gadis itu seorang yang licik.

Ayah Sang Gadis adalah ketua yayasan tempat Mark bersekolah Dan Ibunya adalah aktris veteran yang sangat terkenal meski saat ini tak menerima pekerjaan lagi. Apa yang Mina inginkan pasti selalu terpenuhi dengan latar belakang keluarga kaya raya begitu. Dan dengan rasa percaya diri yang tinggi, Mark tahu yang Mina inginkan adalah dirinya, tapi tentu kalian tahu siapa yang diinginkan Mark. Jadi tak perlu dibahas!

Kembali lagi membahas soal Renjun, sepertinya Mark tidak bisa berhenti memikirkan sang mantan kekasih. Ia ingat bagaimana reaksi Renjun tiga bulan lalu saat Mark memutuskan hubungan mereka sepihak; kaget dan pastinya bingung.

Saat itu sekolah baru saja masuk setelah libur pergantian ke semester genap, dimana Mark sudah kelas dua belas dan Renjun setahun dibawahnya. Selama liburan mereka menghabiskan banyak waktu bersama, bahkan pergi keluar kota dan ke pantai berdua. Kadang jika tidak ada janji pergi keluar, mereka akan berpindah rumah satu sama lain dan menginap. Benar-benar liburan paling menyenangkan yang Mark pernah lalui.

Alasan perpisahannya dengan Renjun tentu terasa tidak masuk akal. Mereka baik-baik saja dan jelas sekali saling menyayangi.

"...hubungan kita mulai nggak baik..."

Memang tidak baik, karena Mark sendiri yang mengacaukan makna 'kita' diantara mereka.

Namun satu hal yang perlu ditandai, Mark paling menyesal dengan kehadirannya pada pesta yang diadakan lima hari setelah liburan berakhir. Ia berangkat ke pesta itu dengan kaos putih dan jaket denim, karena dirasanya pesta yang ditujunya bukan pesta formal.

 Ia berangkat ke pesta itu dengan kaos putih dan jaket denim, karena dirasanya pesta yang ditujunya bukan pesta formal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Omong-omong, Mark tahu kok dia ini tampan, tapi satu-satunya pujian yang Mark dengar hanya pujian dari Renjun.

Dan kembali lagi soal pesta.

Pesta yang Mark datangi itu diadakan di kediaman Mina, tamu yang diundang pun hanya siswa kelas dua belas dan juga alumni-alumni dari tahun sebelumnya. Alasan Mark datang juga bukan karena tertarik, tapi karena ajakan beberapa teman komplotannya yang merupakan alumni tahun sebelumnya. Selain itu, Mark sebenarnya paling tidak suka dengan pesta penuh manusia mabuk dan musik keras.

Ia benar-benar tidak menyangka, kedatangannya ke sana, mendatangkan hal buruk. Saat-saat yang paling menghantui Mark hingga saat ini, hari ini dan detik ini; terjebak bersama Mina.

Oh, dan sepertinya kalian perlu tahu. Sebenarnya bisa dibilang, Mina-lah alasan Mark dan Renjun bisa putus.

to be continued

memetik asa • markrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang