Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
↳ Renjun mengernyit heran, ponselnya bergetar berisik dari meja jaganya.
Oh, omong-omong, Renjun hari ini kebagian tugas menjaga ruang kesehatan. Ia sendiri yang mengajukan diri agar terhindar dari panas meskipun tidak menggunakan alasan asli saat mengajukan diri. Ia tidak menyesal juga sih, disini ada stok minuman dingin dan hangat serta jajan yang sebenarnya ditunjukan untuk pasien-pasiennya nanti. Tapi karena belum ada siapapun yang mengeluh sakit ataupun cidera, Renjun tergiur untuk mencomot.
Disahut ponselnya cepat dan membuka pesan yang berasal dari groupchat komplotannya.
———
bumi gonjang ganjing (4) barabarabam, nala jelek, sultan iki, you
———
nala jelek | BERITA BARU GENGS! | hangat dan intensif!
sultan iki | *grup sedang dialih fungsikan menjadi grup julid*
barabarabam | Apaan?! | Buruan!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
nala jelek | sabar sat!
barabarabam | jan lama-lama | aku haus julidan!
sultan iki | wkwkwk
apaan sih!? |
nala jelek | gue kirim videonya aja | [send a video]
———
Video berdurasi tiga puluh detik itu terlihat amatir, apalagi kameranya bergoyang tak karuan dan kualitas gambarnya pecah setengah buram, sepertinya diperbesar dari jarak jauh. Tidak jelas juga wajah-wajah dalam video itu siapa saja.
Keadaan benar-benar kacau akibat teriakan banyak orang dan meskipun gambar masih terlihat buram, Renjun yakin, dua orang yang sedang adu jotos di tengah lapangan basket itu pastinya dua orang dari tim yang berbeda dilihat dari jersey yang mereka pakai.
Pesan masih silih berdatangan di group chat namun Renjun abaikan, ia masih fokus menonton video dan mencoba mencermati siapakah dua siswa itu. Naas, Renjun dikagetkan dengan kedatangan pasien pertamanya bersama dengan gaduh murid-murid lain.
Mark disana, berada di tengah-tengah seretan guru olahraga dan Changbin, wajahnya babak belur dan bercak darah tercetak jelas dari bibir turun ke dagu, hingga menetes di jersey putih yang mark kenakan. Dada Renjun mencelos, yakin sekali bahwa Mark adalah salah satu siswa yang terlibat perkelahian di video yang Haechan kirim.
Pintu ditutup dari dalam, diikuti tirai-tirai jendela yang terarah ke depan lorong ruang kesehatan, menutup akses siswa yang mengikuti untuk mengintip. Semuanya dilakukan oleh Changbin, sedangkan sang guru olahraga mendudukkan Mark di ranjang dekat meja jaga Renjun.
Renjun sendiri berdiri kaku, matanya tak lepas dari sosok Mark, terdiam dan tidak bisa bereaksi macam-macam. Namun begitu sang Guru mulai membentak Mark, Renjun terkesiap dan sebisa mungkin menyiapkan beberapa keperluan untuk mengobati Mark nanti.
Changbin ada disana, melihat sendiri pemandangan Renjun yang matanya tak lepas dari Mark, kemudian terkekeh dalam hati. Lucu saja melihat baik Mark ataupun Renjun masih mengkhawatirkan satu sama lain.
"Nata, tolong obati Garen, ya."
Renjun mengangguk patuh,"Baik, Pak." Kemudian menghela nafas saat Sang Guru telah meninggalkan ruangan.
"Titip bocah nakal satu itu ya, Nat. Susah banget disuruh fokus, eh, malah jotos-jotosan sama Jaya."
Changbin ikut menghilang bersama suara pintu tertutup, meninggalkan Renjun dan Mark dalam ruang kesehatan berdua saja. Renjun berinisiatif menarik tirai menutupi ranjang yang ditempati Mark agar yakin tidak ada yang mengintip kemudian berdiri di hadapan Mark, sedangkan Mark sendiri duduk di pinggiran ranjang.
"Mind to explain?" Renjun bertanya dalam intonasi lembut, tangannya bergerak membersihkan darah segar di wajah Mark dengan kapas,"Tapi kalo kakak nggak mau, aku nggak akan maksa." kemudian mengakhiri kalimatnya dengan senyum manis.
Siapa sangka kalau Mark malah menarik pinggangnya dan mengistirahatkan kepala di perut Renjun, menghentikan kegiatan Renjun membersihkan luka.
Renjun sempat berjengit kaget, namun kemudian tersenyum maklum,"Oke. Take your time kalo gitu." tangannya bergerak mengelus kepala bagian belakang Mark, menciptakan usapan sayang, abai akan rasa sesak yang memenuhi dada.