8 | 04:12

1.3K 260 7
                                    

↳ Rasa bersalah benar-benar memenuhi rongga dada Renjun begitu melihat Chenle membukakan pintu apartemennya dengan wajah mengantuk, tapi Renjun sudah pusing sendiri harus membawa Mark kemana kalau bukan ke tempat Chenle, hanya anak ini yang tidak ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rasa bersalah benar-benar memenuhi rongga dada Renjun begitu melihat Chenle membukakan pintu apartemennya dengan wajah mengantuk, tapi Renjun sudah pusing sendiri harus membawa Mark kemana kalau bukan ke tempat Chenle, hanya anak ini yang tidak tinggal dengan orang tuanya dan kakaknya juga sering menginap diluar, kemungkinan untuk selamat dari pertanyaan curiga jauh lebih kecil.

"Sorry banget harus ngerepotin kamu, Ki."

Chenle menanggapinya dengan gumaman setengah tidak sadar, setelah itu ikut membantu Renjun memapah Mark,"Bawa ke kamar aku aja, takutnya kakakku tiba-tiba pulang."

Renjun yakin Chenle sebenarnya sebal, tapi ia juga tidak berani mengungkit, takutnya Chenle malah akan terbawa marah betulan. Begitu mereka berhasil menempatkan Mark di kasur, keduanya segera keluar kamar kemudian duduk di ruang tamu.

"Mama kamu tau kamu pergi jam segini?"

Chenle mendengus ketika pertanyaannya dijawab dengan sebuah gelengan pelan, Renjun sepertinya juga sedang memikirkan banyak hal, jadi ia tidak memperdalam topik itu.

"Apa sih, kok diem mulu." Ujar Chenle ketika keduanya sudah lama saling mendiamkan.

"Aku sebenernya pengen cerita—"

"Ya cerita, dong. Kayak nggak bakal aku dengerin aja."

Setelah itu, bibir Renjun mengalirkan rangkaian kalimat dengan lihai, menceritakan bagaimana percakapannya bersama mantan kakak kelas bernama Johnny yang ia temui tadi, tidak pula mencoba memenggal apapun, Renjun menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutupi. Reaksi Chenle tentunya kaget, hal normal ketika tahu cerita dari Renjun benar-benar diluar perkiraannya.

"Kamu nggak bakal percaya gitu aja, kan?"

Renjun mengedikkan bahunya tak yakin,"Tapi kedengeran asli, Ki. Sepanjang jalan kesini, aku nggak bisa berhenti mikirin itu. Gimana kalo ternyata Kak Garen minta putus gara-gara dia selingkuh sama Kak Mina dan mereka berantem karena Kak Mina minta Kak Garen mutusin aku?"

"Mikirnya cetek banget, sih. Itu tersangkanya ada di dalem sana, kenapa nggak tanya langsung aja kalo udah bangun?"

"Apa ya bakal dijawab?"

"Justru karena kamu tanya, Kak Garen mungkin bakal mikir kalo kamu butuh kepastiannya setelah sekian lama." Chenle menjeda dengan senyuman menenangkan,"Tapi, Nat, aku mau nanya."

"Nanya, apa?"

"Kamu nggak bakal kecewain Kak Jaya, kan seandainya omongan Kak Johnny itu salah?"

Seolah tak mampu berbicara, Renjun menunduk kalut, ia sendiri bahkan tidak yakin bagaimana perasaannya pada Jaehyun,"Menurutmu aku iyain ajakan Kak Jaya pacaran, cuma buat pelarian?"

"Ya nggak gitu, tapi tau sendiri Kak Jaya punya massa tak diundang gitu, takutnya kamu kenapa-napa."

Renjun memang belum sayang pada Jaehyun, tapi bukan berarti komitmennya dapat semudah itu dihancurkan oleh fakta yang akan terungkap. Ia juga masih punya hati untuk tidak semena-mena pada Jaehyun dan hubungan mereka.

"Eh, mau ikut tidur lagi nggak?"

"Dimana?"

Chenle menyengir lucu,"Di kamar kakakku."

"Nggak usah, Ki. Aku disini aja, kayaknya ngga bakal bisa tidur juga."

"Ya udah, tunggu bentar."

Kemudian Renjun ditinggalkan sendirian di ruang tamu. Begitu kembali, Chenle membawa bantal dan selimut, sepertinya barusan diambil dari kamar.

"Nih, dipake."

"Sorry banget ngerepotin, Ki."

"Nggak masalah, Nat. Namanya juga temen."

"Udah sana kamu tidur lagi."



to be continued





apakah kalian mulai bosan? tapi plot-nya masih panjang👉🏻👈🏻🥺

memetik asa • markrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang