17 | 08:32

1.1K 182 6
                                    

↳ Renjun tahu ketika teman-temannya menarik tubuhnya ke belakang, pasti akan selalu ada pertanyaan menyudutkan dari ketiganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Renjun tahu ketika teman-temannya menarik tubuhnya ke belakang, pasti akan selalu ada pertanyaan menyudutkan dari ketiganya. Entah itu perihal normal seperti gosip-gosip di sekitar mereka atau menyangkut kehidupan pribadi Renjun, tiga orang itu selalu punya akses untuk menemukan hal-hal mencurigakan dan anehnya, Renjun lebih sering digunakan sebagai sumber informasi.

Tidak keberatan juga sebenarnya, tapi Renjun sendiri tidak yakin bagaimana memberikan jawaban kalau yang mereka tanyakan kadang perihal yang Renjun tidak pernah dengar.

"Apa!? APA!?" Renjun menyolot kesal. Ini masih pagi, apa yang ketiganya harapkan dari Renjun yang beberapa jam lalu baru bangun tidur.

"Prom. Prom." Chenle menyahut senang, dia suka bau-bau gosip seperti ini.

Renjun menanggapi dengan malas,"Yang prom bukan angkatan kita, ya, Ki."

"Tapi kamu jadi pasangannya Kak Garen pas prom night, kan?"

Kadang Renjun menyesal punya teman seperti Haechan, anak ini bahkan bisa tahu berita tersembunyi—ya, kecuali kalau Mark bocor ke seseorang, lalu seseorang ini menyebarkan hingga beritanya sampai di telinga Haechan hanya dalam waktu satu malam.

"Apa, sih!"

"Ey, ey, malu."

Anjing. Anjing., Renjun membatin emosi. Wajah Jaemin sudah persis seperti meme yang sering Chenle kirim ke grup mereka. Dari mana pula Renjun terlihat malu kalau yang ada hanya keinginan marah.

"Gini ya budak-budakku, mending kalian urusi aja love-life kalian sendiri." Renjun kemudian menunjuk Jaemin emosi,"Kamu balikan aja sana sama Iel, biar cinta kalian pas SMP bersemi kembali."

Kemudian Chenle,"Kamu juga! Jalan sama Nio tapi nggak kabar-kabar sama kita."

Terakhir Haechan,"Terus kamu, Nal! Buruan tanyain Kak Lucas kapan kalian jadian."

Tiga orang yang jadi bulan-bulanan seorang Renjun, akhinya mengunci bibir, tak kuasa menandingi perilaku bengis Renjun pagi ini.

Jaemin yang terlihat paling murung, apalagi Renjun mengingatkan kenangan manis-pahitnya beberapa tahun silam bersama Jeno. Memang keadaan sekarang sudah berubah, tidak memungkinkan lagi cerita lalu akan terulang, tapi Jaemin bodohnya juga masih berharap.

Chenle dan Haechan diam-diam senam jantung karena mereka setengah tidak percaya kalau Renjun bisa tahu rahasia keduanya sampai sejauh itu. Mereka kira, Renjun tidak akan menjangkau keduanya jika mereka berada diluar jarak pandang Renjun.

"Ih, jahat." Jaemin semakin murung.

"Makanya jangan bikin emosi."

Namun meski begitu, Renjun tetap menarik Jaemin ke dalam pelukan. Setengah gemas pula karena Jaemin ini suka bertingkah seperti anak kecil ketika murung begini.

"Ya, nanti kita ceritain masalah kita masing-masing, tapi sekarang kita maunya denger antara kamu sama Kak Garen." Chenle berujar final.

"Ya, nggak ada yang spesial. Masih temen, nggak ada apa-apa. Mungkin belum, but I don't expect anything. Aku pengen jalanin seadanya aja selama kita—i mean, aku dan Kak Garenbaik-baik aja. Sama kayak Bara, dengan case yang berbeda tentunya," Jaemin yang masih dalam pelukan Renjun mendongak,"balikan sama mantan nggak cuma sekali nafas terus jadian lagi, there are lot of things we need to think of, apalagi masalah hati dan kepercayaan."

"Tapi perasaan kamu?" Chenle bertanya pelan-pelan, takut menyinggung Renjun karena topik ini kadang akan jadi topik sensitif diantara mereka.

"Much better. I always trust him, but at some point, kadang aku takut gobloknya Kak Garen bakal keulang. Dia suka sok ngambil keputusan sendiri, padahal aku juga nggak sebodoh itu buat diajak ngomong pelan dan musyawarah. Udah kayak anak OSIS aja, nih, aku!"

"Terus kalo Kak Garennya gimana?"

Renjun melirik malas,"Nal, kamu nanyain perasaannya Kak Garen ke aku?"

"Ya, menurut pandangan kamu aja, Nat."

Dengusan pelan mewarnai awal kalimat Renjun, senyumnya tipis tapi tiga orang lain disana tahu arti senyum itu lebih dari jutaan senyum bahagia yang ada di dunia,"Dia pernah bilang sayang ke aku, sih, tapi aku bercandain. Soalnya kalo ngomong serius, otaknya Kak Garen nggak nyampek."

"Sekarang kalian yang cerita!" Renjun menutup kalimatnya begitu saja, memaksa salah seorang dari tiga kawannya menceritakan kisah mereka.






to be continued






TMI! Jadi dulu Jaemin sama Jeno tuh, pernah pacaran pas SMP. Yang mutusin Jeno-nya, terus Jaemin sampek sekarang masih sayang sama mas mantan. Cuma mas mantannya agak oleng ke Renjun 👉🏻👈🏻🥺

memetik asa • markrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang