7 | 20:56

1.5K 277 7
                                    

↳ Jeno mengamati bagaimana bentuk menjijikkan Jisung yang berguling-guling di kasur seperti cacing kepanasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jeno mengamati bagaimana bentuk menjijikkan Jisung yang berguling-guling di kasur seperti cacing kepanasan. Setelah bertemu dengan Renjun tadi, Jeno rasa lebih baik membagikan pengalamannya pada Jisung, namun begitu mampir, ia malah dihadapkan dengan Jisung yang kesurupan.

"Lo ngapain, Njink!?"

Jisung mendongak dengan tatapan berbunga, tanpa banyak bicara, menunjukkan layar ponselnya pada Jeno,"Akhirnya di follback si Cantik, Bang."

"Dih, cupu." Jeno mendudukkan diri di pinggiran ranjang,"Di follback doang, deketin lah!"

"Ngomong gampang, praktek juga lo nggak mesti sukses, Bang." Cibir Jisung.

"Btw, Ni. Gue tadi ketemu Nata di Gramed."

Jisung menanggapi acuh,"Sama Kak Jaya?"

"Kaga, dia sendirian."

"Terus?"

"Gue ngasih clue ke Nata."

Jisung memperbaiki posisinya, sedikit merasa was-was akan kalimat Jeno,"Clue!?"

"Gue bilang kalo Bang Garen pasti ada apa-apa pas party di rumah Kak Mina."

Hening sesaat.

"Wah, goblok lo udah mendarah daging ya, Bang!?" Jisung bersungut-sungut marah, wajahnya kelihatan sekali sedang emosi. Ia rasa, Jeno ini bukan sekedar bodoh, tapi memang tidak punya otak.

"Gatel banget ini bibir mau ngomong, Sat!"

"Terus apa gunanya selama ini Bang Garen ngerahasiain dari Kak Nata. Bersyukur udah dikasih tau walaupun ceritanya nggak jelas, lah goblok banget malah lo bocorin ke Kak Nata."

Jisung ingat bagaimana mati-matian ia membujuk Mark untuk bercerita begitu berita Mark dan Renjun putus meski Mark sendiri tidak bercerita secara detail mengenai alasan putusnya, tapi baik Jisung maupun Jeno yakin ada suatu hal yang terjadi selama pesta. Jika telaah kembali, Mark selalu murung sejak pulang dari pesta itu dan agak sedikit mencurigakan.

"Gue bukannya nggak mikir ya, Sat!" Jeno membalas dengan berapi-api,"Coba bayangin perasaannya, selama ini dia diboongin dan walaupun sekarang dia punya Kak Jaya, dia tetep berhak tau. Kak Jaya bisa jadi tempat pulangnya dia seandainya terjadi sesuatu, nggak kayak tetangga kita yang goblok itu."

"Lagian kita juga nggak tau persis alesan Bang Garen mutusin Nata, apalagi kejadian pas party. Satu-satunya yang punya wewenang tanya ya cuma Nata. Tau sendirikan, Nata selama ini nggak pernah tanya langsung ke Bang Garen?!"

Jeno benar-benar berpikir kalau keputusannya memberi petunjuk pada Renjun merupakan hal benar. Sekalipun Renjun sudah menjalin hubungan dengan Jaehyun, Renjun tetap berhak tahu alasan hubungannya dan Mark bisa berakhir.

Meski Jeno ataupun Jisung juga bukan teman dekat Renjun, tapi mereka kadang berpihak pada Renjun. Apalagi jika Mark berkelakuan sok misterius dan menutup-nutupi begini, jelas akan memunculkan kecurigaan dari pihak Jeno dan Jisung juga. Mereka hanya tidak suka sikap Mark dalam menghadapi masalah, kalau ada masalah, selesaikan, jangan melarikan diri.

"Bener kalo masalah Bang Garen sama Kak Nata harus selesai, tapi bukan berarti kita berhak ikut campur. Lo harus tau peran lo sendiri, Bang." Jisung menjelaskan, dahinya berkerut dan matanya menusuk Jeno penuh emosi,"Jangan bawa-bawa masalah perasaan lo."

"Gue cuma peduli sama Nata." elak Jeno.

Jisung terkekeh mengejek, paham sekali hanya dari tatapan curi-curi yang Jeno sering lakukan pada Renjun,"Peduli sama aja lo punya perasaan buat dia."

Jeno menyerah, ia mendengus kesal sebelum bangkit dari kasur Jisung,"Terserah lo, Sat. Lagian Nata udah terlanjur tau ceritanya, nggak ada yang bakal bisa diubah lagi." kemudian melangkahkan kaki keluar kamar Jisung.

"Gue pulang."



to be continued




Akhirnya setelah banyak chapter, dua orang ini nongol 😣

memetik asa • markrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang