↳ Satu bulan berlalu seperti hitungan detik. Renjun memang belum sepenuhnya sembuh dari lara hati namun kehadiran seseorang cukup membantu proses pemulihannya. Lagian sakit yang Renjun rasakan bukan rasa sakit dikhianati, jadi Renjun mampu berdamai dengan dirinya sendiri.Soal nasib Mina, gadis itu terakhir kali di ketahui dimasukkan ke rumah sakit jiwa dan mendapatkan keringanan hukuman dari beberapa percobaan pembunuhan termasuk mencelakai Mama Rara, Mark, dan juga dirinya. Ada beberapa orang juga yang terlibat dengan kegilaannya, namun mereka menuruti Mina karena Mina mengancam mereka semua.
Selama ini Renjun berpikir kalau Jaehyun tidak ada hubungannya sama sekali dengan Mina. Jaehyun dan Mina jelas kenal satu sama lain, tapi Renjun tidak melihat interaksi keduanya sampai dimana Jaehyun membongkar segala hal ketika hari hubungan mereka berakhir.
——
"Nata—"
Haruskah Renjun curiga dari nama panggilan yang Jaehyun pakai? Tidak biasanya ia dipanggil 'Nata' oleh Jaehyun, selalu ada saja aneka ragam panggilan manis yang Jaehyun miliki.
"—makasih banyak buat semuanya, tapi sebaiknya kita berhenti disini."
"Kenapa, Kak?" Renjun pikir, apa yang pernah jadi akan terulang kembali; diputuskan sebelah pihak tanpa tahu masalahnya.
Elusan dari tangan Jaehyun hinggap di pucuk kepala yang lebih muda, sambil tersenyum Jaehyun berujar,"Udah saatnya kakak ngelepasin kamu. Kamu jangan mikir kakak nggak sayang, nggak cinta sama kamu karena itu semua hal nyata, tapi selama ini kakak cuma bertugas ngelindungin kamu selama orang yang harusnya ngelindungin kamu ngadepin orang lain."
"Hah?"
"Mina udah nggak bisa jangkau kamu lagi, Garen juga udah selesai sama urusannya. Tugas kakak selesai, Nata."
Kemudian dari kalimat itu, kepala Renjun mulai menyambung-nyambungkan benang merah yang terputus. Mulai dari hancurnya hubungannya dengan Mark, kemudian tiga bulan men-jomblo dan saat Jaehyun mulai mendekatinya. Tidak heran mengapa Renjun selalu melihat Jaehyun bersliweran di matanya selama tiga bulan sebelum Jaehyun memberi satu kotak susu dingin pertama kalinya, jadi ternyata begitu.
"T-tapi kenapa?"
"Yang mana yang mau kamu tanyain, kakak siap jawab semuanya?"
"Kenapa kakak minta putus?"
Senyum Jaehyun yang awalnya terlihat bahagia kemudian luruh menjadi senyum tipis yang pedih,"Sadar ataupun enggak, tapi selama ini kamu nggak bisa fokus sama kakak, jadi kakak rasa cukup sampek disini kakak berjuang. Bareng kamu selama tiga bulan ini bikin kakak bahagia, tapi bahagiamu bukan kakak. Kakak takut kamu yang makin tertekan kalau dipaksain."
"Aku selalu mikirin kakak—"
"Kakak tau kok kamu sering bandingin kakak sama Garen."
——
Cukup sampai disitu saja. Renjun tidak kuasa mengingat lagi karena yang akan ia ingat adalah kejahatannya pada sosok sebaik Jaehyun. Masih banyak yang harus Renjun pikirkan, termasuk sekolah dan juga hubungannya dengan Mark akhir-akhir ini.
Bisa dibilang keduanya dekat lagi; sering pergi jalan berdua, mengantar-jemput Renjun sekolah, mengirim pesan satu sama lain dan banyak lagi. Orang tua keduanya juga tidak banyak berkomentar, mungkin sebenarnya sadar saja anak mereka punya peluang kembali. Namanya juga masih muda, akan ada lika-likunya.
Renjun berdiri dari kursi tunggu di dekat pos satpam sekolahnya dan melambai pada mobil hitam yang kacanya dibuka. Mark melayangkan senyum simpul sebelum meminta Renjun mendekat dengan lambaian tangan,"Ayok!" Seru Mark.
Tak banyak berpikir, Renjun mendekat. Memutari mobil untuk sampai di sisi mobil yang lain dan masuk ke dalam, mendudukkan diri tepat di sebelah Mark yang memegang kemudi.
"Ayo cepetan, aku udah kangen Papa Haikal."
Mark mengulas senyum lebih lebar sembari menginjak gas,"Iya-iya."
to be continued
Our birthday boy, Mark Lee and his love, Huang Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
memetik asa • markren
Fanfiction[complete] ❝ it's you, because no one else makes sense. ❞ ㅡㅡㅡㅡㅡㅡ ⤿ mark x renjun ⤿ lokal!au ⤿ boy x boy ✦ spotify playlist! ✦ spotify:playlist:58s9xXohWnIP6SDSEoGBWI [paste di search spotify] yeowonn © 2020