↳ Mark bangun diiringi rasa pening yang menjalar di seluruh bagian kepalanya dengan intens. Meski matanya tetap terpejam, Mark tahu ia berada di lingkungan asing hanya dari aroma yang tercium di hidungnya. Lucu sekali karena ia juga merasa ganjil dengan tubuhnya yang—entah mengapa—terasa begitu menggigil dan sisi tubuh sebelah kirinya yang terasa berat.Manik hitam sebulat kelereng itu muncul dari balik kelopak mata setelah pening yang sempat hinggap mulai memudar, menyesuaikan dengan cahaya sebelum akhirnya menangkap sosok berambut panjang tertidur di sebelahnya. Hal paling mengejutkan adalah kondisi mereka yang tertidur tanpa busana.
Mark tidak tinggal diam, segera dibawa tubuhnya bangkit, mengakibatkan sosok wanita—yang naasnya sangat Mark kenal—ikut terbangun. Dengan gerakan buru-buru mencoba untuk memakai kembali pakaiannya yang tercecer di lantai.
Sungguh Mark tak berani membayangkan apapun, satu-satunya yang ia pikirkan adalah Renjun.
"Garen," suara itu mendayu manis, Sang Gadis duduk di ranjang, menutup bagian depan tubuhnya dengan selimut,"kamu mau kemana, sayang?"
"Pulang." Mark menjawab dengan ketus, tidak sekalipun mencoba beradu pandang dengan gadis di belakangnya.
Begitu Mark berhasil menarik celana jeans-nya naik, sepasang tangan berkulit putih melingkari pinggangnya dengan sentuhan menggoda,"Nggak mau disini aja sama aku?"
Ditepisnya cepat-cepat kedua tangan itu, apalagi ia merasakan Sang Gadis berusaha menempelkan bagian depan tubuhnya pada tubuh bagian belakang Mark,"Stop it, Mina."
Tubuh Mark diputar secara paksa, sebelum akhirnya tangan Mina mengalung di leher Mark, menuntut Mark untuk memberinya perhatian. Tak ayal, Mark tetap punya cara menghindari tatapan Mina, apalagi ia tahu Sang Gadis nekat bertelanjang di depannya.
Sungguh, gadis ini sudah gila.
"Liat aku Garen," salah satu tangan Mina mengusap tengkuk Mark seduktif,"aku lebih baik dari Nata. Aku bisa kasih kamu sex yang luar biasa, apa lagi yang kamu raguin?"
Mark masih membuang muka, tak sudi pula menatap Mina karena yang ada dalam kepalanya hanya wajah kecewa Renjun,"Cewek semacem lo ini yang bikin cewek lain rugi, cewe yang nggak menjaga kehormatannya sendiri."
Mina terkekeh pelan,"Kenapa harus mikirin kehormatan kalo kamu juga mau? Jangan munafik, cowo lain aja berharap jadi pacar aku."
Mark tidak berusaha menjawab, muak sudah rasanya berbicara dengan jelmaan ular seperti gadis ini. Dilepas paksa untaian tangan Mina pada lehernya dan bergegas keluar kamar.
Beberapa kali di perjalanan menuju pintu utama, Mark menemui manusia-manusia tumbang begitu pula ketika sampai di ruang tamu. Sekilas ia melihat Johnny, salah satu teman segenknya dulu—jauh sebelum bertemu Renjun dan menikmati suasana lingkungan rusak— tertidur di sofa. Mark berhenti menemui Johnny ketika ia tahu, ada tanggung jawab yang ia emban saat meminta seseorang menjadi kekasihnya.
"Adelardo Garen!"
Lagi, suara itu hinggap di gendang telinganya, semakin besar niatnya mencapai pintu keluar secepat mungkin,
namun rupanya Mark harus kalah dengan tarikan tiba-tiba Sang Gadis.Tak punya kesempatan mengelak, Mina berhasil menggapai bibir Mark dengan bibirnya meski hanya beberapa saat.
"Gimana bisa kamu ninggalin aku gitu aja!?"
"Sorry, tapi gue nggak ada consent, jadi tindakan lo bisa gue laporin sebagai pemerkosaan."
"Garen, jangan kurang ajar kamu sama cewe. Harusnya kamu tanggung jawab!"
"Mina," Mark memicingkan matanya geram,"lo sendiri yang nyuruh orang nginjek harga diri lo. Ngaca sana!" Kemudian meneruskan langkah, bersikap tuli dengan raungan marah Mina di belakang sana.
"Liat aja, kamu yang bakal memohon sama aku, Garen!"
Cih, Mark tidak peduli.
to be continued
semoga chapter ini sedikit jelasin sikap Mark yang sok rahasia-rahasiaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
memetik asa • markren
Fanfiction[complete] ❝ it's you, because no one else makes sense. ❞ ㅡㅡㅡㅡㅡㅡ ⤿ mark x renjun ⤿ lokal!au ⤿ boy x boy ✦ spotify playlist! ✦ spotify:playlist:58s9xXohWnIP6SDSEoGBWI [paste di search spotify] yeowonn © 2020