13 | 16:32

1.2K 232 16
                                        

↳ Kejadian yang tidak disaksikan langsung oleh Mark itu agaknya benar-benar mengkhawatirkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kejadian yang tidak disaksikan langsung oleh Mark itu agaknya benar-benar mengkhawatirkan. Ia lihat sendiri bagaimana Mina mengerahkan seluruh tenaganya hanya untuk melukai Renjun (walaupun Renjun bilang kalau lukanya tidak parah saat Mark tanyai lewat pesan). Apa yang selama ini Mark takutkan benar-benar terjadi, mulai dari satu-satunya orang tua yang ia miliki hingga mantan kekasih yang bahkan harusnya tidak terlibat apapun.

Sekolah mereka memang memiliki beberapa platform pemberitahuan, salah satunya adalah platform gosip-gosip terbaru, pemegang akun ini juga siswa dan keberadaan platform ini tidak diketahui oleh guru sama sekali. Maka ketika Mark mendapat pemberitahuan video terbaru, iseng-iseng saja ia buka, namun nyatanya malah melihat Renjun dan Mina dalam satu frame layar dan adegan kekerasan.

Pintu ruangan inapnya dibuka dari luar, ada sosok Renjun dengan hoodie kuning, di punggungnya tersampir ransel hitam yang biasa dibawa ke sekolah. Sekilas tidak ada luka di wajah Renjun, Mark baca beritanya, Renjun terluka di tangan sih.

"Gimana?" satu kata itu yang Mark uraikan ketika Renjun mendudukkan diri di sofa.

Paham apa yang Mark tanyakan, Renjun segera menjawab,"Nggak apa-apa. Lukanya nggak dalem, kok."

Mark bisa melihat balutan kassa dari punggung tangan hingga pergelangan Renjun. Ia tidak memperhatikan tangan Renjun karena anak itu suka sekali memakai hoodie kebesaran sampai jemarinya tenggelam.

"Terus kalo Mina?"

"Diurus sama sekolah, orang tuanya dateng, Papa tadi juga kesana, tapi nggak bikin perubahan apa-apa."

Mark semakin sadar, ancaman Mina bukan sekedar main-main. Ia kira, dulu dengan mendorong Renjun menjauh dari sekitarnya sudah cukup, tapi kini bentuk nyata ancaman itu seolah datang di saat yang bersamaan. Sepertinya kesalahan berada di sisi Mark. Ia tak menuruti perintah Mina seperti yang gadis itu inginkan secara persis.

"Sebenernya ini yang bikin kakak lebih milih buat putus sama kamu. Dia bisa ngelukain kamu sejauh ini walaupun kita bukan siapa-siapa lagi."

Renjun mengangguk dalam diam, bingung pula menanggapinya bagaimana. Setelah sekian lama, mulai terbongkar pula alasan kejadian-kejadian tak beralasan di sekitarnya.

"Padahal selama ini aku udah nggak deket sama Kakak, jadi apa yang di permasalahin?"

Mark menggeleng pelan, tak mengerti juga jalan pikiran Mina,"Sorry, kakak juga nggak bisa jawab."

Kemudian tak ada dialog. Lama keduanya tenggelam di telan sunyi, televisi telah mengalihkan perhatian keduanya meski sebenarnya mereka tidak menonton dengan fokus. Dua kepala itu berisi pikiran-pikiran rumit, salah satunya memikirkan untaian diantara mereka.

Sebenarnya mereka ini kenapa?

Diam-diam Renjun melirik yang lebih tua, memperhatikan sosok yang tak sadar tengah mengerutkan dahinya.

Maaf, Renjun tidak ingin bohong lagi. Bilang saja Renjun serakah, namun satu-satunya orang yang bisa memacu laju jantung Renjun secepat ini ya, hanya satu orang, sayangnya orang yang Renjun maksud terlalu dungu untuk mengerti.

Renjun memang kadang berpikir untuk tidak menyia-nyiakan keberadaan Jaehyun. Pemuda itu baik hati, tampan dan juga idaman banyak orang, namun ia sudah terlanjur menetapkan pilihannya. Selama ini yang ia lakukan pada Jaehyun hanya berusaha menjadi sosok kekasih seperti pada umumnya.

Serius! Kalau kalian ingin bilang Renjun serakah juga tidak apa-apa, karena ia juga mengakuinya.

Tiba-tiba saja Mark menyambung tautan pandang mereka, mengembangkan senyum sebelum berujar,"Nata, kakak sayang kamu."

Renjun sempat tertegun sejenak, tidak menyangka Mark masih nekat mengakui perasaannya bahkan setelah ia sendiri yang menghancurkan hubungan mereka.

"Dulu juga kakak pernah bilang gitu, tapi kita tetep putus."

Disahuti oleh Renjun dengan nada jenaka seolah-olah kisah lama mereka bukan luka yang perlu dikhawatirkan. Pada akhirnya tanpa perlu menjawab serius, Mark tahu rona merah muda di ujung cuping telinga Renjun akan ganti menjawab.



to be continued

memetik asa • markrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang