8 | 19.22

1.4K 271 14
                                        

↳ Ajakan malam mingguan dari Jaehyun benar-benar Renjun terima beberapa jam setelah ia pulang dari apartemen Chenle

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ajakan malam mingguan dari Jaehyun benar-benar Renjun terima beberapa jam setelah ia pulang dari apartemen Chenle. Niatnya sih ingin menghabiskan waktu berkeliling naik motor bersama Jaehyun, tapi Mama Rara melarang Renjun keluar sampai hari Senin. Hitung-hitung pula sebagai hukuman karena Renjun membawa lari mobil sang Mama dalam kondisi tidak memiliki surat izin mengemudi dan juga kabur saat dini hari.

Tentu Renjun berulang kali membujuk, apalagi ini malam minggu pertamanya bersama Jaehyun semenjak mereka jadian tiga minggu yang lalu. Dua minggu pertama kan Jaehyun sibuk belajar, tidak ada waktu main malam. Jadi kesempatan Renjun pergi bersama sang kekasih juga hanya di siang hari, itu pun sekedar makan dan mengantar pulang sehabis sekolah.

Setelah banyak kali bujukan gagal, Renjun tetap berakhir naas. Ya, meskipun tidak senaas itu karena Jaehyun menawarkan untuk main di rumah Renjun saja, sekalian berkenalan dengan orang tua kekasihnya. Malam minggu di teras tidak terdengar buruk.

Begitu malam datang, Renjun sudah siap, duduk anteng di ruang tamu sambil menonton televisi bersama orang tuanya. Berlagak seolah menunggu untuk dilamar, tapi untuk sekarang masih pengandaian semata, lagian Renjun juga belum ingin menikah.

Dering bel buatan yang di pasang Papa Damar menarik atensi Renjun dari televisi, buru-buru bangkit dari posisi dan menggiring langkah ke pintu masuk, yakin sekali yang bertamu adalah sosok yang ia tunggu sejak tadi. Mama Rara dan Papa Damar gemas sendiri melihatnya, sedikit terharu pula karena Renjun sepertinya telah menemukan bahagianya yang baru.

"Halo, Dek." Jaehyun menyapanya dengan senyum lebar, berdiri di depan pintu dengan salah satu tangan memegang kantong plastik.

Renjun mana mungkin tidak ikut tersenyum,"Halo." Ujarnya malu-malu, kadang lupa saja kalau senyum pacarnya se-mempesona itu,"Ayo masuk."

Renjun berjalan di depan begitu selesai menutup pintu, menuntun Jaehyun memasuki rumahnya dan menemui sepasang suami-istri di depan televisi,"Ma, Pa, Ini Kak Jaya."

"Selamat malem, Om, Tante. Perkenalkan, saya Jaya, pacarnya Nata."

"Halo Jaya," Papa Damar yang lebih dahulu menanggapi sapaan Jaehyun,"Sini duduk dulu. Biar dibuatin minum sama Nata."

Renjun mengedip lucu,"Lah?"

"Udah sana, sekalian buatin buat Mama sama Papa." Mama Rara menggusur Renjun dengan isyarat tangan, benar-benar mengusir anaknya ke dapur.

"Kok, gitu." cibir Renjun.

Jaehyun menyerahkan kantong plastik di tangannya pada Renjun dan terkikik kecil begitu menangkap tatapan bingung setengah tidak percaya dari Renjun,"Sekalian pindahin martabaknya ke piring, ya, Cantik." Bisik Jaehyun.

"Kakak juga!?" Renjun mencebik kesal, kakinya ikut menghentak sekali,"Ya, udah, tapi pacarnya Nata jangan di apa-apain." kemudian berlalu ke dapur dalam langkah cepat. Kan yang mau malam mingguan Renjun dan Jaehyun, bukan Renjun sekeluarga ditambah Jaehyun.

Keadaan ruang tamu begitu Renjun pergi terbilang cukup terkendali. Jaehyun berhasil menciptakan percakapan menyenangkan antara ia dan orang tua Renjun. Pun kedua orang tua Renjun sepertinya memang tidak berniat mengospek Jaehyun, melainkan hanya ingin mengerjai Renjun saja.

"Ya, Om harap hubungan kalian langgeng. Tolong dijaga Nata-nya."

"Siap, Om."

Bersamaan dengan diakhirinya topik membahas Renjun, yang dibahas datang dengan nampan berisi empat gelas minuman dan dua piring martabak manis. Mama Rara dengan sigap menurunkan dua gelas dan satu piring martabak tanpa aba-aba,"Udah sana, anak muda malem mingguan sendiri. Dimana aja boleh, yang penting jangan aneh-aneh."

Begitu dapat lampu hijau dari sang Mama, Renjun menyodorkan nampan di tangannya pada Jaehyun, memaksa Jaehyun yang bingung karena menerima nampan dan tarikan kecil Renjun di bagian lengan jaketnya. Ia berbisik lirih,"Ayo."

"O-oh, kalo gitu permisi, Tante, Om."

Papa Damar terkekeh,"Iya-iya, sana."



to be continued



gaes, updatenya aku ganti jadi 2 hari sekali ya :)

memetik asa • markrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang