Lima puluh sembilan

3.5K 436 149
                                    

part ini melelahkan ternyata, kuharap kalian ngk lelah bacanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

part ini melelahkan ternyata, kuharap kalian ngk lelah bacanya. 3k word lbih..🍓

Nggak bakal kubuat lama penderitaan  kookie , aku nggak tega. Tapi ngk janji juga..eh , alurnya pelan ya. Aku ngk mau tergesa-gesa, takut malah ngk nymbung critanya klo tiba2 konflik selesai gitu aja kwkwk..

putar bgm ribbon miliknya highlight.. Ngena bgt nympe hati.. 😢

Happy reading purple...

Semangat selalu ya...






















•••






Malam yang menyedihkan. Sakit di dada terlalu membekas namun tak berarti apapun.Seakan menghilang begitu saja ,terhempas sesaat bagai terpaan angin malam yang menyapa.

Ia memaku tanpa kata, memilih diam dengan tangisnya.Memilih menyendiri untuk sejenak mengabaikan masalah yang menguji hati. Meringkuk penuh nestapa , dada terasa sesak sebab tangis tak mau untuk terhenti.

Jungkook,terjatuh dalam kesepian panjang.Ia tak mengharap apapun kecuali satu sandaran yang berarti. Mungkin juga hanya angan,sebab yang terkasih perlahan menjauh.

Terakhir, tatapan tajam yang diberikan.Tatapan yang begitu terluka juga kecewa . Jungkook tak tahu lagi, akankah ia bisa bertahan untuk menjadi yang terkuat?
Ia lelah, ia butuh untuk memejamkan mata sejenak.

Sudah dini hari, dan ia sadar, tak ada tanda-tanda Taehyung pulang. Mungkin, sang kakak akan bermalam di rumah sakit.Menunggu si picik Soobin. Orang yang membalikkan kebahagiaannya dalam hitungan menit.
Lagi, tangan itu mengepal erat.Ada kebencian yang tertahan.Ada amarah yang besar di dalam hati. Mengingat kembali betapa jahat sosok itu yang tak punya perasaan, berucap tanpa logika.
“Hyungie.. aku butuh kamu,..hiks..” nadanya terdengar sedih.
Jungkook sesunggukan.Seperti anak kecil yang menginginkan satu labuhan hangat.Sayangnya, hampa yang ia dapat.Tak ada siapapun, bahkan sekedar untuk memberi ketenangan .Semua orang terbawa ke dalam rasa keraguan, antara percaya atau tidak sama sekali.

Hingga esok, benar-benar datang.
Jungkook menggeliat.Ada silau cahaya yang terbias dari kaca jendela. Seseorang memang sudah membuka tirainya. Tak lain ,adalah sang ibu tercinta.

Wanita itu duduk di tepian ranjang.Hanya memandang Jungkook dengan tatapan sendu. Hingga Jungkook terpaksa mendudukkan diri.Pelan namun pasti, dibawa kedua tangan sang ibu ke dalam genggaman.Mendadak hatinya tersanjung.

Eomma, “ lirihnya nyaris berbisik.Suara parau terdengar akibat ia yang menangis terlalu lama.
Ada segelenyar rasa lega,  setidaknya sang ibu mau menemui bahkan ada niat untuk membangunkannya.
“Terimakasih, dengan perhatianmu.”ucap Jungkook tulus.
Baru kali ini, Jungkook bersikap layaknya orang asing di rumah sendiri. Eunha , tak berbuat banyak hanya tersenyum singkat untuk menyembunyikan kerisauan . Hasrat ingin memeluk, seolah ikut  sirna ketika ada dinding ego yang mendadak menjadi sekat tak nampak.

Little DEVIL's ✔️ EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang