HAPPY READING❤
Jam sudah menunjukkan pukul 6.15 Revan terbangun dari tidurnya karna merasa ada cahaya masuk dari cela gorden kamarnya. Saat menoleh ke samping ia melihat vania masih terlelap dalam tidurnya ia tidak tega membangunkannya akhirnya ia memutuskan untuk mandi terlebih dulu mengingat semalam adiknya menemaninya menonton Film hingga larut malam.
Setelah mandi dan mengenakan pakaian seragam sekolah Revan berniat membangunkan vania. Tapi saat memegang kening adiknya ia merasakan panas di kening adiknya.
“ya ampun vania badanmu panas sepertinya kamu demam. Sebentar akan abang ambilkan kompresan untukmu”
Revan keluar dari kamar vania menuju dapur untuk mengambil air hangat di baskom kecil dan tak lupa handuk kecil untuk mengompres vania. Saat sampai di kamarnya lagi Revan melihat vania yang berusaha untuk bangun dari tidurnya.
“jangan bangun dulu sayang. Kembali lah berbaring akan abang kompreskan dahimu agar suhu badanmu turun” Revan membantu vania berbaring dan meletakan handuk basah di dahi vania.
“maaf kan abang. Gara-gara abang memintamu menemaniku semalam kau sakit seperti ini” Revan merasa bersalah seharusnya semalam ia langsung menyuruh vania tidur setelah balapan itu.
“Tidak, abang tidak salah kok. Badanku hanya lemas dan pusing sedikit”
“kamu istirahat ya biar abang temani hari ini abang izin saja untuk merawatmu”
“engga bang, abang kan udah kelas 12 udah mau ujian juga nanti ketinggalan pelajaran. Kan ada bi sinta dan Dessy yang merawat ku. Jika abang tidak menurutiku aku mogok makan dan tidak mau berbicara dengan abang lagi”.
Mendengar ucapan Vania Revan hanya bisa membuang napasmya kasar. Jika sudah seperti ini Revan tidak bisa membantah ucapan adik satu-satunya.
“baiklah abang sekolah dulu nanti abang suruh bi Sinta membuatkanmu bubur, jangan lupa juga minum obat setelah itu istirahat. Pokoknya abang sampai rumah kau sudah baikan. Kamu mau tetap beristirahat disini atau abang gendong ke kamarmu?” Revan mengelus pipi vania sayang.
“tidak bang, aku di sini saja”
“yasudah jaga dirimu baik-baik. Jika terjadi sesuatu langsung hubungi abang, biar nanti abang izinkan ke guru piket”
Vania tersenyum hangat ia senang saat saat seperti ini. Saat dimana abangnya sangat perhatian padanya, dia abang sekaligus mami dan papi baginya. Ia sangat menyayangi abangnya.
“hehe iya abang. Vania sayang abang” ucap vania dan memegang tangan Revan yang berada di pipinya.
“abang juga sayang vania. Jangan sakit ya abang khawatir. Abang berangkat dulu ya. See you honey”
pamit Revan mengecup dahi vania dan berjalan keluar kamarnya. Saat sampai di dapur ia melihat bi Sinta sedang memasak.
“bi. Vania sedang sakit. Tolong buatkan bubur untuknya dan Jangan lupa memberinya obat”
“ya ampun non vania sakit den. Baiklah den bibi akan buatkan non vania bubur “
“Terimakasih bi. Tolong rawat vania selagi saya tidak ada ya. Saya berangkat sekolah dulu. Assalamu’alaikum”
“iya den. Waalaikumsalam”
Setelah berpamitan Revan keluar dari rumah dan langsung menaiki motor kesayangannya agar lebih cepat sampai dari pada naik mobil.
Sesampainya di sekolah Revan langsung melangkahkan kakinya menuju meja piket untuk mengizinkan adiknya yang sedang sakit setelah itu baru menuju kelasnya tepat sampai depan kelasnya bel masuk pun berbunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd and The Secret
Teen FictionQueenby Revania Keylo seorang bad girl yang hobby balapan berparas cantik, manis, dan dingin yang merubah penampilannya menjadi Nerd. Awal ia bersekolah semua terasa Tenang-tenang saja, namun semua terasa sangat menyebalkan saat ia bertemu dengan s...