PART 34 - I'm Okay

6.5K 203 14
                                    

~Sometime when i say, i'm okay. I just wanna somebody look me in the eyes, hug me and say "i know you not. But i here for you~


HAPPY READING ❤

Vania sedang menelusuri rak demi rak untuk mencari buku yang ia cari. Setelah lama berjalan mengitari toko buku itu akhirnya vania menemukan apa yang ia cari dan berjalan menuju kasir untuk membayar buku yang sekarang ia pegang.

"Totalnya 150 ribu mba" ucap kasir. Vania mengeluarkan 2 lembar uang berwana merah dan memberikannya kepada kasir tersebut.

"ini mba, kembalinya ambil aja" vania tersenyum ramah.

"terimakasih mba" vania hanya mengangguk dan keluar dari toko buku tersebut. Tujuannya sekarang adalah mencari tempat makan karna perutnya sudah sangat lapar.

"di situ aja deh udah laper banget" vania bermonolog. Vania memasukkan salah satu restoran yang berada di dalam mall tersebut.


Vania mulai memesan makanan.

"ayam rica-rica, minumnya lemon tea float" ucap vania.

"apa ada tambahan?" tanya pelayanan restoran.

"Tidak" jawab vania.

"Baik, di tunggu ya mba makannya" ucap pelayanan itu dan meninggalkan meja vania.

Sambil menunggu pesanan vania menghilangkan bosannya dengan bermain HP.

Ting... (Suara pesan masuk)



Revan❤


De, abang pulang malem ya. Mau malam mingguan dulu sama ara.


Iya bang.



'huh di tinggal lagi' - batin vania.

Karna bosan vania mengarahkan matanya kearah pintu masuk. Saat vania melihat pintu masuk restoran terlihat seorang laki-laki dan perempuan sedang bergandengan tangan masuk kedalam restoran.

"Romantis sekali, sedangkan aku sendiri hehe" vania menertawakan nasibnya sendiri. Dia pikir dengan masuk geng mafia dan memiliki perusahaan besar akan menghilangkan rasa kesepiannya ternyata gak. Semua sama aja. Kenzo? Ntah lah dia belum kembali. Disaat aku sedang seperti ini selalu saja di tidak ada. Bang revan? Dia sudah sibuk dengan dunianya dan rey? Ntah lah.

Vania terus memandangi 2 insan yang tadi ia lihat. Vania mengerutkan dahinya seperti mengenali orang tersebut. Saat ingin menegesi siapa yang ia lihat pelayanan datang membawa makanan.

"Permisi mba ini pesanannya" pelayanan meletakkan pesanan vania ke atas meja.

"terimakasih mas" vania tersenyum ramah. Vania mulai memakan makannya karna perutnya sangat lapar namun kunyahan terhenti saat mendengar pembicaraan seseorang di belakang nya.

"Rey. Kamu kapan mutusin vania? Kamu janjikan sama aku akan mutusin vania?? Kamu juga kan pacaran sama dia karna dare dari devan kan kamu gak beneran suka kan sama dia" Tanya seseorang di belakang vania kepada orang yang bernama Rey.

"Rey? Ah mungkin hanya kebetulan. Tapi vania? Dan devan? Mana mungkin kebetulan" gumam vania pelan. Karna tingkat kekepoan yang tinggi vania menengok kebelakang dan benar itu adalah Rey dan Felicia.

"Gak semudah itu fel. Aku_" ucapan Rey terputus saat menyadari keberadaan vania. Vania menghampiri mereka.

"owhh terimakasih atas kebenarannya tuan Reynald yang terhormat. Saya memutuskan kerja sama kita detik ini juga. Dengan perasaan anda saja anda tidak bisa setia apa lagi dengan kerja sama ini. Saya tidak mau di kecewakan dia kali oleh anda tuan Reynald. Dan untuk anda" vania menunjuk Felicia.


"Terimakasih sudah memberi tau kebenaran tantangan siapa anda sebenarnya. Anda tidak lebih dari seorang jalang yang mengemis cinta dari seorang laki-laki. Kalian emang sangat cocok penghianat dan perebut" ucap vania menusuk hati Rey. Felicia yang tidak Terima di permalukan seperti ini menampar wajah vania dengan sangat keras.

"HAHAHA LU GAK TAU DIRI BANGET LU YA. LU YANG UDAH NGEREBUT REY DARI GUE! LU DENGER SENDIRI KAN KALAU REY PACARAN SAMA LU CUMA KARNA DARE DARI DEVAN! REY ITU CINTA NYA SAMA GUE BUKAN SAMA LO!" bentak Felicia di depan wajah vania.

Vania melihat ke arah Rey dengan air mata yang sudah tak bisa lagi di bendungan.

"Ada yang mau kamu jelaskan?" tanya vania.

Rey hanya diam tidak berbicara apa-apa. Ia ingin menjelaskan semua kesalahan pahaman ini tapi tiba-tiba saja mulutnya seperti kaku tidak bisa berbicara apa-apa.

"Okay aku tau jawaban dari kebungkaman kamu. Permisi" vania meninggalkan mereka dan meninggalkan mall itu. Vania mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata menuju arena balapan. Karena hanya disaat ia bisa menghilangkan semua bebannya.

Sesampainya di arena ia di sambut hangat oleh arkan.

"Wihh bos udah lama gak kesini. Lagi ada masalah ya?" tanya arkan hati-hati karna takut menyakiti perasaan vania orang yang ia suka selama ini.

"ada balapan ada hari ini?" tanya vania tanpa menjawab pertanyaan arkan. Arkan hanya menggelengkan kepala.

"balapan liar van, tapi gak di sini. Di jalan xxxxx" ucap arkan.

"gue ikut" jawab vania cepat.

"Lo gila van? Itu bahaya buat lo. Yang ikut otaknya licik semua. Gue gak mau terjadi sesuatu sama lo. Lo mau gue mati di tangan abang lo ha?" arkan menasihati vania dengan caranya.

"Lo meremehkan gue?" tanya vania emosi dan hampir saja meninju wajah arkan.. Memang jika suasananya hatinya sedang tidak baik ia mudah sekali emosi.

"hahaa kenapa berhenti ayo tonjok gue kalau buat puas meluapkan emosi lu bukan dengan balapan liar itu bahaya. Ayo tonjok gue" perintah arkan dan mengarahkan kepalan tangan vania kearah wajahnya.

"Sorry" ucap vania merasa bersalah dan mulai meneteskan air matanya.

"It's okay" jawab arkan santai

Fake Nerd and The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang