PART 37 - Rey Pov

7.1K 196 3
                                    

HAPPY READING ❤

Tringggg....  Belum pulang sekolah berbunyi.

Aku segera membereskan Barang-barangku dan berjalan menuju parkiran aku berniat hari ini ingin mengajak vania jalan karna sudah lama aku tidak jalan berdua dengannya sejak kedatangan Felicia dia selalu mengambil waktuku untuk vania. Sebenarnya aku tidak ingin menjadikan Felicia prioritas ku saat ini tapi bagaimanapun aku sudah berjanji untuk menemaninya di sisa hidupnya setiap aku ingin jalan dengan vania pasti di waktu yang bersamaan Felicia memintaku menemaninya checkup.

Saat susah sampai parkiran ponselku berbunyi pertanda ada pesan masuk.

Felicia
Rey temani aku makan di restoran xxx ya.


Maaf fel aku tidak bisa, kamu makan sendiri dulu saja


Kamu kan udah janji akan temenin aku. Kamu kan tau umur aku gak lama lagi.


Aku mengusap wajahku kasar, jika sudah seperti ini aku tidak bisa menolaknya.


Baiklah. Aku akan menjemputmu setengah jam lagi.


Aku memikirkan cara untuk mencari alasan kepada vania. Vania memintaku menemaninya mencari buku tapi aku juga tidak bisa menolak permintaan Felicia.

“Hy Rey” sama vania kepadaku. Aku tersenyum kikuk.

“Hy by” Jawabku berusaha santai.

“Rey bisa temenin aku ke toko buku gak?” tanya vania.

“Maaf ya vania hari ini aku mau temenin mommy belanja” jawabku beralasan.

“owh it’s okay aku beli sendiri aja” vania tersenyum kepadaku, untunglah dia mempercayaiku.
“maaf ya by, aku pulang duluan ya by buru-buru takut mommy nunggu lama. Maaf lagi ya gak bisa nganterin kamu” aku merasa bersalah karna tidak bisa mengantar vania.

“iya gak apa-apa aku bisa naik taxi kok” jawab vania.

“yaudah hati-hati ya by. Aku pulang duluan” aku mulai menjalankan motorku menuju apartemen Felicia.
Sesampainya di depan pintu apartemen Felicia aku langsung mengetuk pintu apartemen nya dan tak lama Felicia keluar.

“Eh kamu udah dateng Rey” sapanya.

“Seperti yang kamu lihat” jawabku santai

“hehe yaudah yuk langsung ke restoran aja aku udah laper” ajak Felicia memegang lenganku tapi langsung ku singkirkan tangannya dengan perlahan.

“sorry fel, ada hati yang harus aku jaga” ucapku lembut memberikan pengertian kepada Felicia, Felicia hanya membuang napas kecewa tapi tak ku hiraukan toh aku bersamanya hanya kesian padanya bukan karna perasaan apa-apa.

Aku menaiki motorku dan disusul Felicia di jok belakang sebelum aku menjalankan motorku Felicia sudah memelukku dengan sangat erat aku ingin melepaskan tangannya tapi mau bagaimana aku membawa motor jika ia tidak berpegangan padaku ia akan jatuh. Aku membuang napas pasrah dan menjalankan motorku menuju restoran yang tadi disebutkan oleh Felicia.

Sesampainya di depan restoran Felicia mengajakku terlebih dahulu ke supermarket dekat restoran itu. Saat sedang mencari barang barang yang Felicia cari ia mengajakku ngobrol.

“Rey, apa kamu cinta sama vania?” tanya Felicia menatap mataku.

“ya, aku mencintainya. Sangat.” Jawabku jujur.

“bagaimana kamu bisa suka dengan vania, apa kelebihan wanita itu dari pada aku?” tanya Felicia di sertai kekehan mungkin ia bercanda.

“Aku juga bingung. Awalnya aku pacaran sama vania hanya karna dare dari devan, tapi lama kelamaan aku jatuh cinta sama vania. Dia beda dari cewek yang lain” aku membayangkan awal aku dekat dengan vania.

Flashback on

Aku sedang berkumpul dengan sahabatku siapa lagi kalau bukan the trouble Makers. Tapi personil kita sedang tidak lengkap hanya ada aku, devan, dan Reno. Arsen dan Revan sedang tidak bersama kami.

Gabut banget nih gue, arsen sama Revan kemana sih lama banget dah” ucap Reno.

“Dari pada gabut, gimana kalau kita main truth or dare” ajak devan.

“boleh” jawab ku. Kami pun mulai bermain ToD. Karna Reno selalu membawa spidol kemanapun dia berada jadi kita bermain menggunakan spidol. Spidol mulai berputar dan berhenti ke arah Reno.

“kena lu mampus” ucap devan

“Truth or dare?” tanya ku.

“Truth” jawab reno.

“ah cemen lu “ cibir devan.

Bodo, apa pertanyaannya?” tanya Reno.

“Siapa cewek yang lagi lu taksir?” tanyaku.

“Kila” jawab Reno santai.

“kila si anak baru cupu itu?” tanya devan.

“ya” Reno menjawab dengan bangga, lagi pula apa salahnya dengan cewek cupu. Kila cantik kok hanya saja kecantikannya tertutup oleh kaca mata dan kepangan kampung itu-batin Reno.

“Okay lanjut” ucapku.
Reno memutar spidol dan berhenti ke arahku.

“Dare” jawabku cepat.

“Wih mantap ini baru LAKI” ucap devan menyindir Reno.

“Tai lah” kesal Reno.

“apa dare nya?” tanyaku. Devan dan Reno mulai berpikir.

“Tembak siswi baru 11ipa1 yang cupu itu, setelah dia jatuh cinta sama lu tinggalin “ucap devan santai.

“Sialan lu, maksud lu kila? Monyet lu! Lu kan tau gue suka sama kila kenapa malah Rey yang di suruh nembak dia” kesal Reno memukul kepala devan.

“Sakit bego! Bukan cewek cupu lu yang gue maksud tapi yang satunya lagi bego” devan yang kesal membalas pukulan Reno.

“oh bilang dong” jawab Reno santai.

“makanya jadi orang jangan bego. Gimana Rey? Deal?” tantang devan.

“DEAL” jawab Rey dengan percaya diri. Menurut meluluhkan hati cewek cupu itu tidak sulit.

Flashback off

Setelah iya menjalankan dare dari devan ternyata dugaannya salah sangat sulit meluluhkan wanita itu. Malah sekarang ia yang tergila-gila dengan wanita itu.

Rey terkekeh mengingat semuanya.
Felicia bingung melihat Rey terkekeh sendiri.

“eh Rey kamu kenapa ketawa sendiri?” tanya Felicia.

“Ah gak apa-apa kok aku hanya mengingat kedekatan ku dulu dengan vania” jawabku jujur lagi pula tidak ada untungnya ia berbohong.

“beruntung banget vania bisa dapetin kamu” ucap Felicia.

“aku yang beruntung bisa dapetin vania” jawab ku bangga. Kulihat Felicia hanya tersenyum. Setelah itu.

“aku sudah selesai yuk makan” ajak Felicia. Kami pun berjalan ke restoran yang Felicia inginkan. Saat memasuki restoran ntah mengapa Felicia tiba-tiba memeluk lenganku dengan alasan kepalanya sedikit pusing.

“Aduh Rey kepalaku sedikit pusing” ucapnya.

“apa kita kerumah sakit aja?” tawarku. Ia menggeleng

“Tidak perlu hanya sedikit pusing nanti juga hilang”ucap Felicia.

“kamu yakin?” tanya ku.

“Ya. Yuk kita duduk sebelah situ aja” ajak Felicia ia menunjuk meja yang berada di belakang seorang wanita yang sedang duduk sendiri sambil memainkan ponselnya.

‘Seperti tidak asing wanita itu'
Kami berjalan ke meja yang di tunjuk oleh Felicia. Aku memesan makanan setelah itu Felicia mengajak ku berbincang.

“Rey. Kamu kapan mutusin vania? Kamu janjikan sama aku akan mutusin vania?? Kamu juga kan pacaran sama dia karna dare dari devan kan kamu gak beneran suka kan sama dia” tanya Felicia, sungguh aku bingung dengan ucapan Felicia, dia kan sudah tau kalau aku sangat mencintai vania kenapa dia malah menanyakan hal itu.

“Gak semudah itu fel. Aku_” sangat mencintai vania – lanjutku didalam hati karna ucapanku terpotong saat aku melihat wanita di depan mejaku adalah vania yang sekarang sedang menatapku dengan tatapan sendu. Astaga pasti dia salah paham. Aku melihat vania menghampiri meja kami.

“owhh terimakasih atas kebenarannya tuan Reynald yang terhormat. Saya memutuskan kerja sama kita detik ini juga. Dengan perasaan anda saja anda tidak bisa setia apa lagi dengan kerja sama ini. Saya tidak mau di kecewakan dia kali oleh anda tuan Reynald. Dan untuk anda” vania menunjuk Felicia. Aku bungkam masih syok dengan kejadian saat ini

“Terimakasih sudah memberi tau kebenaran tantangan siapa anda sebenarnya. Anda tidak lebih dari seorang jalang yang mengemis cinta dari seorang laki-laki. Kalian emang sangat cocok penghianat dan perebut” ucap vania menusuk hatiku. Felicia yang tidak Terima di permalukan seperti ini menampar wajah vania dengan sangat keras.

“HAHAHA LU GAK TAU DIRI BANGET  YA. LU YANG UDAH NGEREBUT REY DARI GUE! LU DENGER SENDIRI KAN KALAU REY PACARAN SAMA LU CUMA KARNA DARE DARI DEVAN! REY ITU CINTA NYA SAMA GUE BUKAN SAMA LO!” bentak Felicia di depan wajah vania.

Apa maksud Felicia merebut? Vania tidak pernah merebutku dari siapapun. Aku tulus mencintanya

“Ada yang mau kamu jelaskan?” tanya vania kepada ku.

Aku hanya diam tidak berbicara apa-apa. Aku ingin menjelaskan semua kesalahan pahaman ini tapi tiba-tiba saja mulutnya seperti kaku tidak bisa berbicara apa-apa saat melihat air mata vania terjatuh hatiku teriris melihatnya.

“Okay aku tau jawaban dari kebungkaman kamu. Permisi” vania meninggalkan kami. Saat aku ingin mengejar vania, Felicia menahan tanganku.

“Kamu mau kemana? Aku kan belum makan” ucap Felicia tanpa merasa bersalah sama sekali.

“Apa maksud kamu ngomong gitu?” tanyaku.

“aku hanya ingin mengetes apakah vania akan memperjuangkanmu atau tidak. Ternyata tidak dia pergi begitu saja tanpa mau mendengar penjelasanmu” jelas Felicia. Aku sedikit membenarkan ucapannya.
“Mungkin saja hanya kau yang mencintainya tapi dia tidak” lanjutnya.

“Mungkin kau benar” jawab ku.

Author pov.

Tanpa Rey sadari Felicia tersenyum licik ternyata rencananya berhasil.
‘Kau akan menjadi milikku lagi rey. Dan wanita bodoh itu tidak akan mendapatkanmu.  aku milikmu’ – batin Felicia

Bersambung...

🍭🍭🍭

Hy bebs..
Thankyou bgt yg udah spam komen hehehe.. Semoga kalian suka dengan part ini ya bebs. Jangan lupa tinggalkan jejak. Maaf kalau masih banyk typo dan kekurangan dalam cerita.

Ig: @febyyy_26

Fake Nerd and The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang