PART 26 - pertemuan dan perpisahan

7K 207 5
                                    

HAPPY READING ❤

Saat revan meninggalkan kantin dengan perasaan hancur Vania melihatnya dengan jelas ia langsung berdiri dan ingin menyusul Revan namun pergerakannya tertahan.

“Kau ingin kemana? Aku saja belum makan” tanya Rey menunjukan piring nasi yang belum tersentuh.

“Kau makan lah dulu. Nanti aku kembali” jawab Vania.

“Beritahu aku dulu kamu ini kemana?” Rey kekeh dengan pertanyaannya.

“Aku ingin menyusul Bang Revan” jujur Vania.

“Apakah kau sudah memaafkannya?” tanya Rey lagi.

“Maybe” Vania mengangkat bahunya tak yakin.

“bagus lah. Susulah abangmu itu. Aku sudah pusing dia selalu marah-marah tidak jelas setiap malam dan aku, Reno, devan dan arsen menjadi sasaran” Rey membuang napasnya lelah.  Vania hanya terkekeh dan meninggalkan Rey di kantin. Rey yang merasa bosan sendirian akhirnya ia pindah ke meja sahabatnya.

Vania langsung berlari ke arah rooftop ia yakin Revan pasti berasa di sana. Saat vania sampai depan pintu rooftop vania dapat mendengar jelas suatu teriakan Revan vania berjalan menghampiri Revan. Vania melihat Revan mengeluarkan pisau Kecil dari dalam sakunya vania panik dan langsung berlari memeluk Revan karna ia tak ingin kehilangan keluarga satu-satunya.

“abang. Abang jangan bunuh diri. Aku udah maafin abang, aku gak mah kehilangan abang. Abang kan tau keluarga kita Cuma ada aku dan abang aja” tangis Vania pecah membasahi seragam Revan. Revan tersenyum mendengar ucapan Vania dan ia senang Vania sudah memaafkannya. Tapi ia sangat terkejut saat Vania bilang ia ingin bunuh diri siapa yang ingin bunuh diri? Revan langsung melepaskan pelukan Vania dan bertanya.

“siapa yang mau bunuh diri? Kamu do’ain abang mati? Astaghfirullah Vania kamu kalau kesel sama abang jangan nyumpahin gitu juga dong” kesal Revan tersinggung karna ucapan Vania.

“Ha? Jadi abang gak mau bunuh diri? Trus pisau itu untuk apa?” Vania menunjuk pisau kecil di tangan Revan.

“Ya gak lah. Oh ini buat ngorek tau kucing yang nempel di sepatu abang. Abang gak sengaja menginjaknya saat naik ke sini” ucap Rey datar. Vania menganga mendengarnya😮

“Ishh abang jorok emang ada tau kucing apa di tangga? Aku gak lihat” ucap vania

“tadi sudah abang suruh tukang Bersih-bersih sekolah untuk membersihkannya” jawab Revan.

“ish pokoknya abang jorok. Bau lagi. Ngapain di korek-korek sih. Udah buang aja beli sepatu baru jangan kayak orang miskin deh” omel vania.

“Oh iya kamu bener juga ya” jawab Revan polos setelah itu ia membuka sepatunya dan melemparnya ke tong sampah. Vania menggeleng kepala melihat kebodohan abangnya.

“Sudah. Yuk anterin abang ke parkiran ambil sepatu disana” ajak revan menuntun Vania kearah parkiran menemaninya mengambil sepatu yang selalu ia simpan di mobil untuk berjaga-jaga jika sepatu yang sedang ia pake kotor.

Setelah menggantikan sepatu meraka kembali ke kantin untuk mengisi perut mereka. Saat sedang berjalan ke arah kantin langkah vania terhenti. Revan mengerutkan keningnya bingung.

“kenapa berhenti?” tanya Revan.

“Kaki vania pegel nih tadi abis lari-lari naik tangga rooftop” ucap vania manja. Sebenarnya ia hanya ingin bermanja saja dengan abang nya ia sangat merindukan Revan dua hari belakangan ini.

“halah alasan bilang aja minta di gendong. Naik” Revan membungkukkan badannya vania tersenyum senang dan naik ke punggung Revan.

“pegangan yang kenceng princess kita akan meroket “ ucap Revan dan berancang-ancang ingin berlari.

Fake Nerd and The SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang