Hana Angelin.
Gadis cantik itu sedang berada di dalam kamar yang sunyi. Pandangan Hana kosong, terdapat beberapa luka lebam di sekujur tubuhnya, dan mata sembab karena terlalu banyak menangis.
Tok tok tok
“Hana. Buka pintunya, sayang.”
Ana, sang ibunda dari Hana mengetuk pintu kamar Hana dengan panggilan yang sangat lembut.
Hana semakin menangis. Ia menengkulapkan wajah cantiknya di lipatan tangan.
“Hana, maafin mamah.”
Terdengar nada penyesalan dan isakan dari balik pintu kamar Hana.
“Mamah.”
Hana memanggil Ana dengan bibir yang gemetar.
“Hana buka pintunya sayang.”
Ana memanggil Hana untuk yang kedua kalinya.
Hana menghapus air matanya dengan kasar, lalu menarik nafas dan menghembuskannya. Hana berjalan menuju pintu kamar, ia membuka perlahan pintu itu.
Saat pintu terbuka, betapa terkejutnya Hana, ketika ia melihat Ana dengan sudut bibir yang mengeluarkan darah segar.
“Mamah!” pekik Hana.
Ana tersenyum lemah. Saat itu juga tangis Hana pecah.
“Hana, kamu kenapa nangis? Mamah nggak apa-apa ko.” Ana berusaha untuk menenangkan tangis Hana.
“Mamah di sakitin sama papah lagi?!” tanya Hana masih terisak.
Ana menggeleng lemah. “Mamah nggak apa-apa, kalo kamu-
“Nggak apa-apa gimana?! Itu sudut bibir mamah kenapa?! Papah ngelakuin apa sama mamah?!” Hana benar benar tidak tahan dengan sikap Tio-papah Hana.
Lagi lagi Ana menggeleng sambil tersenyum. Sangat menyebalkan! Apa yang Tio lakukan pada Ana, sehingga membuat sudut bibir Ana berdarah.
“Kamu nggak apa-apa? Maafin papah ya sayang. Papah tadi kelepasan, dia mungkin-
“Ish! Mamah kenapa sih?! Selalu aja belain papah!” geram Hana.
“Maafin mamah sayang”
Hana sangat kesal sekarang! Ada apa dengan Ana, apa dia berbuat salah sehingga dirinya harus meminta maaf?
“Mamah nggak salah, papah yang salah! Sekarang Hana mau istirahat! Jangan ganggu Hana!”
Brak!
Hana membanting pintu kamarnya. Ia sangat emosional akhir akhir ini karena ulah Tio yang se-enak jidat mengatur kehidupan Hana.
“Hana, mamah tau kamu nggak mau pindah sekolah. Tapi ini demi kebaikan kamu juga sayang, mamah harap kamu ngerti.” ucap Ana dari balik pintu kamar Hana.
“Jangan ganggu Hana!”
“Kalo kamu butuh sesuatu-
“Plis mah! Jangan ganggu Hana!”
“Oke.”
Ana beranjak pergi dari hadapan kamar Hana. Sepertinya anak gadis Ana benar benar kesal sekarang.
***
Assalamu'alaikum wr. wb.
Hi! Everyone:')
Happy eid mubarak:'))
1441 H:')Ini lagi masa pandemi Covid-19 guys, jadi kita ngerayain hari raya Idhul fitri di rumah aja ya bareng keluarga:')
Bagi yg masih lengkap:')
Intinya #Dirumahaja.Vote dan comment:'))
KAMU SEDANG MEMBACA
RELEASE [Completed]✔✔
Teen Fiction[Kalau CHAPTER-nya gak ada berarti ceritanya diprivate, Follow dulu baru bisa baca] *** Terkadang, seseorang memang harus melepaskan dan mengikhlaskan sebuah kejadian masa lalu demi berjalannya kehidupan selanjutnya. Dan aku percaya tentang kita. ...