34. penguntit.

186 22 8
                                    

Hi! Everyone!

Happy reading!:)

***

Aku rela mengorbankan perasaanku pada seseorang, yang memang sudah berjuang lebih awal dariku.

***

Hana dan Tyas berhenti di pinggir jalan. Cuaca hari ini sangat cerah, seperti yang di harapkan oleh Hana.

“Aku gak butuh bantuan kamu.” Tyas menatap datar Hana.

“Yas, lo hari ini kenapa? Gue minta maaf kalo ada salah.” Hana menatap Tyas sayu.

“Kamu pikir aku apa?” Hana mengerutkan dahinya. “Aku bukan temen murahan, Na! Aku tau kamu kaya, keluarga kamu mapan. Tapi, kamu gak bisa seenaknya nyelesain masalah pake uang!”

“Yas, bukan itu maksud gue.” Hana menggeleng.

“Aku bisa nyelesain masalah ku sendiri. Kamu gak usah sok peduli!”

“Tyas, gue cuma mau bantu lo. Bukan ikut campur.” Hana maju selangkah.

“Hari ini, kamu udah cukup bantu aku.” Tyas memundurkan langkahnya. “Aku gak perlu bilang makasih sama kamu. Karena, aku sama sekali gak minta bantuan apapun dari kamu.”

“Gue gak butuh kata terimakasih, Yas! Gue ikhlas bantuin lo!”

“Terserah!”

Tyas beranjak pergi meninggalkan Hana.

“Tyas!” Hana mencegah lengan Tyas.

Tyas menghempaskan tangan Hana. “Berhenti manggil nama aku.”

“Lo baperan banget sih! Itu cuma masalah kecil, kenapa jadi di besar-besarin?! Kalo emang dari awal lo gak suka sama gue, bilang! Gak usah nyari konflik buat di jadiin alesan, kalo sebenernya lo gak suka sama gue!” nafas Hana memburu, matanya menatap tajam Tyas.

Tyas menatap Hana datar. “Ini masalah harga diri!”

Hana menatap Tyas tidak percaya. “Gue sama sekali gak ngerendahin harga diri lo! Jangan alesan, bilang kalo lo emang gak suka sama gue.”

“Kalo jawabanya sesuai pikiran kamu gimana? Puas?”

“Lo kenapa gak suka sama gue?”

“Karena kamu deket sama Varel.” jawabannya yang tidak masuk akal. “Kamu tau gak, waktu kamu pingsan di lapangan. Dia yang paling panik di antara yang lain. Di situ, aku bisa simpulin, kalo Varel tuh suka sama kamu.”

“Gue sama Varel-

“Iya aku tau.” Tyas memotong kalimat Hana. “Kamu pantes di sukai sama Varel. Karena kamu cantik, baik, pinter, dan yang lebih baiknya lagi, kamu terlahir dari keluarga kaya. Gak seperti aku.”

Bibir Hana terkatup. Ini bukan Tyas yang ia kenal. Kemana Tyas yang dulu selalu bersamanya? Mungkin sudah tidak ada lagi.

“Cuma karna Varel, lo jadi benci sama gue?” Hana meremas ujung roknya. “Ini bukan Tyas yang gue kenal.”

“Tyas yang kamu kenal udah gak ada.”

“Gimana caranya, supaya lo berhenti buat ngebenci gue?”

“Bantuin aku, biar bisa pacaran sama Varel.” dengan gamblang Tyas menjawab seperti itu.

“Pacaran?”

RELEASE [Completed]✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang