4. Berkelahi

403 84 4
                                    

Hi! Everyone!

Happy reading!:')

***

Hana berjalan gontai menuju halaman sekolahnya. Kejadian kemarin sungguh membuat Hana depresi.

Brum brum

Beberapa motor gede memasuki area sekolah. Mereka menghentikan mesinnya saat sudah berada di parkiran, tidak lama para gadis anak Medita bergerombol menutupi tiga anak laki laki yang membawa motor gede tersebut.

“Hana!”

Tyas berjalan beriringan dengan Hana, bahkan Tyas pun tak segan menyapa Hana. Tapi, Hana tidak merespon apapun. Hana hanya menatap lurus dengan langkah yang gontai.

“Hana!” Tyas melambaikan tangannya di depan wajah Hana.

Hana tersentak kecil dan langsung menoleh ke Tyas dengan tatapan linglung.

“Eh, ada elo” Hana tersenyum tipis, lalu ia mengalihkan pandangannya untuk beralih menatap jalan.

“Kamu kenapa? Tadi aku panggil ko nggak di sahut?”

“Ngga”

Tyas menatap wajah Hana dari samping. Hana terlihat sangat pucat, matanya sembab dan pergerakannya sangat lesu.

“Hana kamu sakit?” Tyas menghentikan langkahnya.

Pertanyaan Tyas bagi Hana hanyalah angin lewat. Hana masih terus berjalan dan menatap kosong lurus. Hana juga tidak berhenti membuang nafas kasar, itu tentu saja membuat Tyas menjadi penasaran.

Tyas menatap punggung Hana yang menjauh. Ada apa dengan Hana hari ini? Apakah Hana sedang tidak enak badan? Apakah Hana sedang mempunyai masalah? Tyas mempunyai banyak pertanyaan di otak nya.

🐰🐰

Bel istirahat telah berbunyi. Hana masih duduk di kursinya, menatap lurus papan tulis dengan tatapan kosong. Tatapan Tyas tidak bisa luput dari Hana, ia sangat khawatir dengan keadaan Hana.

“Hana”

Tyas menyenggol lengan Hana.

“Hm” akhirnya Hana merespon walau hanya bergumam.

“Kamu lagi sakit?” Hana menggeleng. “Terus kenapa dari tadi diem aja?”

“Gue mau ke toilet dulu” Hana bangkit dari duduknya dan diikuti oleh Tyas.

“Aku anter ya?”

“Jangan. Gue bisa sendiri”

Tyas mengangguk dan kembali duduk. Hana berjalan sendirian di koridor menuju toilet. Rasanya Hana ingin menangis sepuasnya, tapi ini bukan waktu yang tepat.

Setelah sampai di depan pintu toilet, Hana ingin beranjak masuk.

Dug!

“Aww...”

Hana tidak sengaja menabrak dada bidang milik seorang anak laki laki. Ia mengusap dahinya yang terasa sakit akibat benturan yang sedikit keras.

Hana mendongakkan kepalanya. Ternyata, itu adalah Varel. Varel berdiri dengan wajah datar dan menatap ke arah Hana.

“Gue mau masuk” Hana mencoba untuk menerobos masuk.

“Lo ternyata mesum juga ya” tuduh Varel.

RELEASE [Completed]✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang