7. Rumah omah

304 60 0
                                    

Hi! Everyone!

Happy reading!:')

***

Hana mendudukan Tyas di soffa ruang tamu. Hana terus menepuk pundak Tyas agar Tyas menjadi lebih tenang.

“Yas, gue coba ngomong dulu ke papah ya” Tyas mengangguk.

Hana berjalan menuju ruang kerja Tio. Sebenarnya Hana sangat takut jika harus meminta uang kepada Tio, terlebih lagi setelah pertengkaran Tio dengan Ana. Hana membuang nafasnya terlebih dahulu.

Tok tok tok

“Pah, ini Hana”

“Iya, masuk aja Hana”

Hana menelan salivanya. Ia mendorong pintu kayu tersebut. Jujur saja, sebenarnya Hana pertama kali masuk ke ruang kerja Tio, ia tidak berani masuk.

Hana melangkah maju mencari sosok Tio. “Pah”

“Ada apa?”

Tatapan Hana tertuju pada seorang pria tampan yang sedang duduk di kursi kerjanya dengan setumpuk buku dan juga satu laptop.

“Papah sibuk ya?”

To the point Hana!

Tio menoleh. “Emangnya ada apa?”

“Papah punya uang dua puluh juta nggak?”

Tio menghentikan pergerakannya. Ia menatap Hana dengan dahi yang berkerut.

“Kalo ada emangnya buat apa? Kamu mau pake buat shopping hah?!”

“Bukan gitu pah. Tapi, temen Hana ada yang lagi kesusahan. Hana mau bantu dia, tapi Hana nggak punya uang sebanyak itu”

“Dengerin papah! Kalo kamu nggak mampu, yaudah nggak usah bantu. Gitu aja ko ribet”

Hana menatap Tio dengan tatapan kecewa. “Hana janji, kalo Hana punya uang nanti di bayar pah”

“Udahlah Hana. Kamu lebih baik belajar yang bener, udah sana”

“Kalo gitu, sepuluh juta aja gimana?”

“Kamu nggak denger papah bilang apa?”

“Pah pliss...”

“Hana pergi. Papah sibuk”

Hana menghembuskan nafas lelah. Hana kali ini tidak bisa melawan, jika ia melawan tidak ada gunanya. Uang tidak dapat, malah pukulan yang ia dapat. Hana berjalan keluar dari ruang kerja Tio, Hana tidak tau harus mengatakan apa pada Tyas.

“Tyas”

Hana mendekat ke arah Tyas.

“Yas, gue minta maaf. Gue..” Tyas menunggu kalimat Hana yang menggantung.

“Kamu kenapa?”

“Gue nggak bisa ngebantu lo”

Tyas menatap kecewa Hana, Tyas menunduk. Hana merasa sangat tidak enak terhadap Tyas.

“Yas, gue minta maaf”

Hikss.. Nggak apa apa Hana. Mungkin belum rezeki aja”

“Jangan nangis, gue ngerasa bersalah banget sama lo. Maafin gue Tyas” Hana memeluk Tyas dengan lembut.

Tubuh Tyas bergetar kuat, Bahkan Tyas belum mengganti seragam sekolahnya.

“Tyas, gue bakal ngebantu lo. Ikut gue” Hana berdiri lalu menarik pergelangan tangan Tyas.

RELEASE [Completed]✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang