Hi! Everyone!
BUDAYA KAN VOTE DAN FLLW SBLM MEMBACA!!
BELUM DI REVISI, JADI MOHON MAAF KALO ADA TYPO.ENJOY AJA BACA NYA, OKE!
Happy Reading<3
_________________
“Dalam hidup, orang-orang selalu mengalami kecelakaan. Mereka juga tersesat. Itu mungkin akan sulit, tapi pasti ada jalan keluar nya, jika kita mau berusaha. Sama halnya, seperti aku yang berjuang keluar dari ke tersesatan.”
***
Varel dan Adit berjalan di koridor rumah sakit. Mereka berniat menemani Ervan, Varel juga berniat untuk menjenguk Hana. Kemarin, saat mereka ingin pulang ke rumah, Ervan sudah siuman dan jauh lebih baik. Sedangkan Hana, gadis itu belum sadarkan diri. Varel berharap, saat ia datang ke bangsalnya, Hana sudah jauh lebih baik dari kemarin.
Varel dan Adit langsung masuk ke dalam bangsal. Pertama kali yang ia lihat adalah tubuh Hana yang masih terbaring dengan peralatan medis lengkap. Matanya terpejam, nafasnya teratur, dan wajahnya terlihat sangat tenang. Apakah gadis itu belum juga siuman?
“Hello, brey!” Adit berjalan cepat menuju ranjang Ervan. Kemudian, di susul cepat oleh Varel.
Ervan masih terbaring di ranjangnya dengan setumpuk cemilan yang membuat Varel dan Adit ngiler.
“Jangan coba-coba buat minta. Ini khusus buat pasien!” kata Ervan. Ervan bisa melihat dari sorot mata kedua sahabat laknatnya.
“Bagi dikit, gak papa.” Adit hendak merebut cemilan itu dari tangan Ervan.
“Enak aja!” Ervan segera menepis tangan Adit. “Kalian harusnya bawa buah tangan buat gue! Ini malah minta, tiada otak!” cerca Ervan.
“Awas aja kalo lo udah sembuh. Gue bakal bikin lo bonyok lagi!” ancam Varel.
“Jangan gitu, Rel. Gue mati-matian buat tetep sadar. Elo malah mau bikin gue mati.”
“Eh, Van, gue mau tau cerita lo. Kalian ko bisa ada di sana?” Adit menatap serius Ervan.
Ervan terdiam. Sepertinya ia masih belum bisa menceritakan kejadian itu. Lagi pula, ia tidak tau detail nya seperti apa. Hana yang lebih mengetahuinya.
Melihat Ervan terdiam, membuat Varel berdehem. “Hana belum sadar?”
Ervan menoleh, lalu menggeleng. “Dari kemarin dia belum sadar. Padahal dia gak ada luka di muka sama badannya, kalau pun ada, pasti itu gak terlalu serius.”
“Mungkin ada. Tapi lo gak tau.”
Ervan mengangguk setuju dengan pernyataan Varel. “Tapi...” Ervan mengerutkan dahinya, saat ia merasakan kejanggalan yang terjadi antara dirinya dan Hana, pada saat di hutan. “... Gue ngerasa ada yang aneh.”
“Aneh gimana maksud lo?” Adit mengerutkan dahinya.
“Dia ngalahin lima orang sekaligus, sedangkan gue...”
“Cemen.” lanjut Adit dan sontak mendapatkan tatapan tajam dari Ervan.
“Lo serius? Dia ngalahin lima orang sekaligus?” Ervan mengangguk mantap. “Gue yakin banget, kalo reputasi lo bakal turun!”
Ervan membulatkan mata. “Ya enggak lah!”
“Ya iya lah!” Varel mengotot. “Masa, cowok ngelawan cowok gak bisa. Eh, giliran cewek lawan cowok bisa. Kan aneh!”
KAMU SEDANG MEMBACA
RELEASE [Completed]✔✔
Teen Fiction[Kalau CHAPTER-nya gak ada berarti ceritanya diprivate, Follow dulu baru bisa baca] *** Terkadang, seseorang memang harus melepaskan dan mengikhlaskan sebuah kejadian masa lalu demi berjalannya kehidupan selanjutnya. Dan aku percaya tentang kita. ...