33. pembullyan di sebuah gang.

189 23 8
                                    

Hi! Everyone!

Happy reading:)

***

Varel menatap kesal ke arah Adit. “Gue gak suka sama, Hana!”

“Beneran?” Adit memastikan.

“Lo gak percaya sama gue?!” kesal Varel pada Adit.

“Enggak.” balas Adit santai.

“Serah!”

Adit mengangguk. “Kalo gitu... Ervan masih ada kesempatan dong, buat pacaran sama Hana.”

Ervan melotot. “Kok gue?!”

Adit berdecak. “Tinggal jawab 'iya' aja. Apa susahnya sih!”

“Kalo Ervan pacaran sama Hana, gue biasa aja.” Varel tersenyum miring. “Tapi, kalo Ervan kawin sama Hana. Baru luar biasa!”

“Hahahaha!” Ervan tertawa renyah. “Gue, kawin sama Hana?”

Varel dan Adit menatap aneh ke arah Ervan.

“Emangnya kenapa?” tanya Varel.

Ervan menepuk pundak Varel. “Dia terlalu masya Allah, buat gue yang Astagfirullah.”

Varel menghempaskan tangan Ervan dari pundaknya. “Dih! Sok-sokan lo!”

“Astaghfirullah, Rel! Istighfar. Gue lagi belajar jadi cowok sholehah.” Varel dan Adit mengerutkan dahinya.

“Sholehah mata lu!” sembur Varel.

“Punya temen yang gak punya otak, bikin geleng-geleng kepala.”

“Van, waktu pembagian otak, lo gak dateng ya? Atau emang gak kebagian?” Ervan menatap kesal Varel.

“Gue mau belajar jadi lebih baik, tapi lo berdua kek gini. Gak dukung gue banget sih!”

“Oh!”

“Bukan gitu, Pan. Masalahnya, sholehah itu buat cewek.” Ervan mengerutkan dahinya. “Masa, lo mau jadi cowok sholehah. Kan gak lucu.”

“Bwahahaha! Lucu menurut gue!” Varel mengejek Ervan dengan tawa yang di paksakan.

“Gue tampol muka lo, baru tau rasa!”

“Bodo amat!” Varel menjulurkan lidahnya.

Ervan menatap kesal ke arah Varel. “Lo gak suka sama Hana kan?”

“Gak!” Varel terlihat bodo amat.

“Kalo gitu, gue bakal ngedektin dia!” Ervan tersenyum senang.

Varel langsung menoleh dengan tatapan terkejut. “Oh!”

“Lo serius, Van?” Adit menatap senang Ervan.

Ervan mengangguk pasti. “Sayang, kalo di biarin jomblo. Nanti, Hana di ambil duluan sama orang.”

Varel memutar bola matanya malas. “Emang Hana mau sama lo?!”

“Pasti mau! Dia pernah bilang-

“Emang dia pernah bilang, kalo dia mau pacaran sama lo?!” Varel membuat Ervan dan Adit mengerutkan dahinya. “Hahah! Jangan ngarep! Muka gue, sama muka lo, beda jauh. Masih ganteng gue kemana-mana. Mending lo deketin Liona, di gak bakal nolak! Oh, iya, Cindy kan suka sama lo. Kenapa gak Cindy aja yang lo deketin?! Kenapa harus Hana?!”

Krik krik...

Ervan dan Adit menatap Varel layaknya orang bodoh. Raut wajah Ervan dan Adit bisa di bilang konmuk. Varel menyadari kalau ucapannya barusan seperti orang yang cemburu dan tidak terima, kalau Hana di dekati oleh Ervan.

RELEASE [Completed]✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang