Hi! Everyone!
BUDAYA KAN VOTE DAN FLLW SBLM MEMBACA!!
BELUM DI REVISI, JADI MAAPKAN KALO NEMU TYPO:*Happy reading<3
***
Sekarang, adalah jam istirahat pertama. Hana menggunakan waktu ini untuk pergi ke taman belakang bersama Cindy. Di taman belakang, Hana dan Cindy hanya menikmati angin sejuk yang tidak bisa mereka dapatkan di kantin atau kelas.
“Na, lo tau gak? Tyas di bully lagi sama Liona. Gue heran, kenapa dia suka banget nyari masalah sama Liona!” Cindy mengeram kesal.
“Maksud lo? Tyas nyari masalah sama Liona, biar dia di bully gitu? Gak mungkin!” Hana menatap wajah Cindy dari samping. “Emang ada kejadian apa, waktu gue gak berangkat?”
“Kemarin, Tyas ngasih minum ke Varel, tapi ketangguan sama Liona. Jadi, mereka berdua ribut deh.” kata Cindy. “Liona sampe mau nginjek pergelangan kaki Tyas. Tapi, Varel buru-buru bawa Liona ngejauh dari Tyas. Kalo sampe Liona nginjek kaki Tyas, gak tau deh gimana.”
“Terus? Habis itu, gimana?” Hana menatap Cindy penuh tanya.
“Gak tau. Gue langsung pergi nyusul Ervan.” Cindy tersenyum malu.
Hana menatap aneh Cindy. “Lo beneran suka sama Ervan?” Cindy mengangguk mantap. “Apa yang lo suka dari Ervan?”
Cindy terlihat sedang berpikir. “Dia anak nya baik, humoris, tapi kadang bego juga sih.” Hana terkekeh karena kalimat terakhir Cindy. “Eh, seriusan deh. Lo gak percaya?”
“Gue percaya.”
“Hana Ismatul Maidah! Ikut gue!” tiba-tiba Adit berlari ke arah Hana dan langsung menarik pergelangan tangan Hana.
“Eh, apa-apaan nih!” Hana menepis kasar tangan Adit. “Ismatul Maidah, siapa?!”
“Nanti gue jelasin. Tapi, sekarang lo ikut gue. Oke!” Adit menarik paksa tangan Hana.
Dengan berat hati, Hana mengikuti langkan Adit yang besar, begitu juga Cindy. Adit membawanya ke lapangan upacara. Di sana, para siswa-siwi tengah bergerombol, sepertinya ada hal menarik di tengah-tengah mereka. Adit menerobos masuk tanpa melepaskan cengkraman tangannya dari pergelangan tangan Hana. Samar-samar, Hana bisa mendengar suara pukulan dan rintihan seseorang.
Mereka berdua menghentikan langkahnya. Hana terkejut saat ia melihat Varel dan Edi, sedang berkelahi. Tidak ada satu orang pun yang berani merelai pertengkaran mereka berdua. Hana menatap bingung ke arah Adit.
“Lo kenapa gak pisahin mereka?!” teriak Hana pada Adit.
“Gue gak berani.”
Hana berdecak. Apakah harus dia yang memisahkan Varel dengan Edi? Tapi Hana seorang perempuan. Bahkan, Adit saja ketakutan, bagaimana dengan Hana? Apakah Adit sudah tidak waras, dengan membawa Hana kemari?!
Brugh!
“Aaaaa!...”
Para murid terpekik ketika Varel dan Edi bertengkar semakin liar. Hana tidak bisa membiarkan ini, ia tidak mau Varel terluka.
“Dit, lo pegangin Edi! Gua bakal cegah Varel.” Adit mengangguk.
Adit menarik kera belakang Edi dengan cepat. Cowok itu pun, spontan berjinjit dan melangkah mundur, dengan wajah terkejut. Sedangkan Hana, ia berdiri di depan Varel sambil merentangkan kedua tangannya. Varel mengangkat sebelah alisnya, ia menatap Hana aneh.
“Berhenti.” kata Hana menenangkan Varel. Akhirnya, cowok itu sedikit terkendali. Varel membuang wajahnya ke arah lain, nafasnya masih memburu emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RELEASE [Completed]✔✔
Teen Fiction[Kalau CHAPTER-nya gak ada berarti ceritanya diprivate, Follow dulu baru bisa baca] *** Terkadang, seseorang memang harus melepaskan dan mengikhlaskan sebuah kejadian masa lalu demi berjalannya kehidupan selanjutnya. Dan aku percaya tentang kita. ...