Hi! Everyone!
Happy reading!:)
***
“Yas!” Hana memegang pergelangan Tyas.
Tyas berbalik menatap Hana. “Iya?” Tyas menarik tangannya secara perlahan dari cengkraman tangan Hana.
“Lo marah sama gue?” Hana menatap penuh tanya pada Tyas. Tyas menggeleng sebagai jawaban. “Kenapa dari kemarin lo diemin gue? Gue ada salah apa sama lo? Gue minta maaf kalo gue punya salah sama lo, Yas.”
“Kamu kenapa minta maaf?”
Hana menunduk. “Karna kejadian kemarin.”
“Kemarin emang kenapa? Ada masalah?”
Hana mengerutkan dahinya. “Yas, jangan pura-pura gak inget.”
“Maaf.” Tyas beranjak pergi setelah mengatakan kata 'maaf'. Hana semakin bingung pada sifat Tyas.
Hana mengikuti Tyas, kemudian, Hana berhenti di depan tubuh Tyas. Sontak, Tyas juga menghentikan langkahnya.
“Yas! Lo kenapa? Gue minta maaf kalo gue ada salah. Lo mau nerima permintaan maaf gue atau ga?”
Tyas menatap wajah Hana datar. “Aku ga butuh permintaan maaf dari kamu.”
Dahi Hana semakin berkerut. “Maksud lo apa? Gue harus gimana, selain minta maaf?”
“Kamu-
“Baik anak-anak! Buat barisan ya!” seru Pak Joni.
Para murid kelas XII Ipa-3 sedang melakukan olahraga, dan guru mata pelajaran tersebut adalah Pak Joni. Mereka mulai berbaris rapih.
“Kita akan melakukan pemanasan, yaitu lari memutari sekolah satu putaran.” titah Pak Joni.
Ervan mengangkat tangannya. Bertanda ingin menanyakan sesuatu.
“Kenapa Ervan?”
“Kalo gak kuat gimana pak?” tanya Ervan.
“Setengah putaran.” Pak Joni menatap datar Ervan.
“Seperempat putaran?” sambung Adit.
“Bersihkan sel kulit mati dan kotoran...” Pak Joni dan murid lainnya memperhatikan Ervan dan Adit.
“Tar putar di wajah.” Adit memijat wajahnya dengan cara memutar.
“Bilas!” pekik Ervan dan Adit secara bersamaan.
“Multioksida!”
Priiit!!
Pak Joni meniup peluitnya dengan nyaring. Murid Ipa-3 menutupi telinga mereka masing-masing.
“Harusnya nyanyi, malah pemanasan!” Pak Joni semakin membuat murid Ipa-3 bingung.
“Kebalik Joni!” bisik Ervan. Beberapa murid yang mendengar ucapan Ervan tertawa renyah.
“Kebalik, pak!” ujar Cindy.
“Suka-suka saya! Emang masalah kamu apa?!” Pak Joni menatap Cindy tidak santai.
“Nggak ada.” Pak Joni mengangguk. “Ingin ku nyanyikan lagu 'Joni-Joni'. Tapi aku masih di karuniai rasa sabar.” gumam Cindy, dan masih bisa di dengar oleh Hana.
Hana terkekeh dan menepuk pundak Cindy. “Sabar Cin.”
Cindy menatap tajam Pak Joni. “Gue sumpel tuh mulut, baru tau rasa!”
Cindy kembali membuat Hana terkekeh. Tanpa Hana sadari, Varel dari tadi menatap Hana dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.
“Kalian ngapain masih disini?!” gertak Pak Joni.
KAMU SEDANG MEMBACA
RELEASE [Completed]✔✔
Teen Fiction[Kalau CHAPTER-nya gak ada berarti ceritanya diprivate, Follow dulu baru bisa baca] *** Terkadang, seseorang memang harus melepaskan dan mengikhlaskan sebuah kejadian masa lalu demi berjalannya kehidupan selanjutnya. Dan aku percaya tentang kita. ...