49. Perlahan tapi pasti.

222 18 19
                                    

Happy reading<3

BELUM REVISI, JADI MAAPKAN KALO BANYAK TYPO!

Salam hangat, Gyra Anantasia💜

***

Hana mendorong bahu Tyas, sampai gadis itu jatuh tersungkur. Hana berlari menjauh dari gadis aneh itu.

“HANA BERHENTI!” Hana tidak menghiraukan ucapan Tyas. Dia terus berlari, mencoba keluar dari Rooftop.

“KAMU BELUM TAU SATU KEBENARAN LAGI!” sontak, membuat Hana menghentikan langkahnya. Tyas menyeringai.

“Kebenaran apa lagi?!” tanya Hana tanpa berbalik.

“Apa kamu tau, siapa dalang dari kasus penculikan yang kamu alami?” Hanya berbalik dengan kerutan di dahinya.

Tyas tersenyum devil. Hana langsung membulatkan matanya, ia tidak menduga akan hal ini.

“Lo!” tangan Hana terkepal kuat di samping tubuhnya. “Lo komplotan para berandal itu, kan!”

Tyas masih terdiam dengan senyum anehnya. “Kenapa lo lakuin itu?! KENAPA?!”

“Karena aku benci sama kamu!” Tyas berjalan cepat ke arah Hana. “Kamu harus ngerasain, apa yang aku rasain!”

Tangan Tyas bersiap untuk mencekik leher Hana. Langkah Tyas semakin cepat, membuat tubuh Hana bergetar. Hana tidak tau harus melakukan apa, tubuhnya mematung, ketika tangan Tyas sudah berhasil mencekik leher nya.

Tubuh Hana tercekat, mata sayu nya menatap lekat manik mata Tyas. Mata gadis itu menyiratkan kebencian, penyesalan, ketakutan dan kesedihan. Hana bisa melihat itu semua.

“HANA!”

Liona berlari mendekat dan langsung menampar keras pipi Tyas. Kemudian, Liona mendorong keras tubuh Tyas sampai jatuh tersungkur.

Badan Hana ambruk seketika, tubuhnya lemas. Sayup-sayup, ia bisa melihat wajah Liona yang ketakutan.

“Dasar cewek gila!” cerca Liona pada Tyas.

Liona beralih pada Hana yang terbaring lemas. “Na, ayo bangun!”

Dada Hana sesak, sekujur tubuhnya mendadak lemas dan tidak bisa melakukan pergerakan apapun. Dengan perlahan, mata Hana terpejam.

Liona semakin sengit dengan Tyas. Liona menatap tajam Tyas, yang masih terdiam.

“Kalo ada apa-apa sama, Hana. Gue gak segan ngebully lo sampe habis!” ancam Liona.

🐰🐰

Hana membuka matanya. Cahaya lampu yang sangat terang membuat Hana harus sedikit menyipitkan mata.

“Hana, lo gak papa?” wajah Liona menyiratkan ke khawatiran.

“Gue gak papa.” lirih Hana.

Kejadian di Rooftop hampir saja membuatnya mati. Tyas mencekiknya sangat erat, sampai akhirnya nafas Hana tercekat dan sekujur tubuhnya kaku. Ia baru teringat satu hal, dimana Tyas.

“Tyas mana?” dua kata itu mencelos  begitu saja dari mulut Hana.

“Dia di bawa ke Rumah sakit jiwa.” Hana terkejut bukan main. “Udah gue duga, dia punya gangguan kejiwaan.”

“Kenapa lo bisa tau?”

Liona mengedikan bahunya. “Feeling.” kata Liona. “Cupu kalo liat gue, dia ketakutan. Kalo dia ngeliat lo, tersirat kebencian di matanya. Beda halnya kalo dia ngeliat Varel.”

RELEASE [Completed]✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang