40. Di temukan.

196 18 10
                                    

Hi! Everyone!

BUDAYAKAN VOTE DAN FLLW SBLM MEMBACA!!

HAPPY READING!<3

_____________________

“Hidupku tidak akan berakhir, hanya karena hari ini adalah hari yang melelahkan ”

***

Hana menemukan Ervan yang sudah tergeletak di tanah. Dengan nafas yang tersenggal-senggal, Hana membantu Ervan berdiri. Tangan kanan Ervan ia lingkarkan di atas pundaknya, dan tangan kiri Hana melingkar sempurna di pinggang Ervan. Mereka berlari bersama walaupun tidak cepat.

“Van! Bangun dong. Jangan mati.” kata Hana tanpa menghentikan langkahnya. “Gue gak tau arah, lo gak mau mati di sini kan?”

Tidak ada jawaban dari Ervan. Hana mulai bingung, tapi ia tetap melanjutkan larinya.

“Ikutin kata hati lo.” gumam Ervan, tapi masih terdengar jelas di pendengaran Hana.

Hana menggigit bibir bawahnya, kata hatinya tidak mengatakan apa-apa. Ia gugup dan juga takut. Hana menghentikan langkahnya, mengatur nafasnya agar lebih tenang dan berpikir jernih.

“Oke! Gue harus optimis!”

Hana kembali melangkah, ia yakin kalau ini adalah arah yang benar. Hana hanya mengandalkan dirinya sendiri. Percaya pada diri sendiri itu lebih baik.

“Berhenti!”

Hana menoleh ke belakang, ia membulatkan matanya saat para berandal itu bertambah jumlahnya. Hana menghentikan langkahnya, saat di depannya adalah jurang, tapi ia bisa melihat jalan di sebrang sana. Dengan berat hati, Hana dan Ervan harus menuruni jurang itu dengan hati-hati. Tapi jurangnya terlalu licin, sehingga membuat tubuh Hana dan Ervan tergelincir. Mereka terguling bersama. Perut Hana mengenai batang pohon dengan keras, ia meringis. Sedangkan Ervan, dia mencoba untuk berdiri tapi tidak bisa.

“Sial!”

Rasanya Hana ingin menangis sekencang-kencangnya. Perutnya sangat sakit karena terbentur batang pohon, belum lagi, ia merasakan kalau tulangnya sudah patah.

Hana tidak bisa berhenti di sini. Jalan keluar sudah terlihat, ia tidak boleh menyerah begitu saja. Hana kembali bangkit sambil memegangi perutnya yang teramat sakit. Ia membantu Ervan berdiri dengan sisa tenaganya.

“Gue harus bisa keluar.” Hana menopang tubuh Ervan menggunakan tubuhnya.

Ia berlari sekuat tenaga, Hana menoleh ke belakang, para berandal itu berhenti di pinggir jurang. Apakah mereka takut untuk menuruni jurang?

Kurang lebih delapan menit mereka berjalan, akhirnya Hana bisa keluar dari hutan. Tapi di sini sangat sepi, tidak ada kendaraan atau rumah penduduk. Hana berjalan di pinggiran, ia berharap ada kendaraan yang melintas dan mampu mengantarkannya ke rumah sakit. Wajah Hana sudah di penuhi oleh keringat, deru nafasnya terdengar jelas, bibirnya pucat dan matanya mulai sayup.

Sebuah cahaya muncul dari depan, Hana mengecilkan pupil matanya. Ia melihat sebuah mobil All New Nissan Serena mendekat ke arahnya. Hana menghentikan langkahnya, mobil itu tidak asing bagi Hana. Itu adalah mobil yang membawanya kemari. Mobil itu berhenti sepuluh meter dari Hana berdiri. Pengemudi itu keluar dari mobilnya, ia tersenyum sinis ke arah Hana.

“Lo mau kabur kemana?!” teriaknya.

Hana berbalik, dan segera berjalan dengan cepat. Untuk kedua kalinya, sebuah mobil datang dengan kecepatan di atas rata-rata. Mobil itu berhenti dengan jarak enam meter dari Hana berdiri. Seorang wanita dan anak laki-laki turun dengan raut yang sulit di artikan. Tidak lama kemudian, terdengar sebuah sirine mendekat ke arah mereka. Dua mobil polisi datang, menyelamatkan Hana dan Ervan.

RELEASE [Completed]✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang