Hi! Everyone!
Happy reading!:)
***
Kriingg!!
Bel tanda istirahat berbunyi nyaring seantero sekolah. Sepanjang koridor, tatapan para siwi tidak pernah luput dari sosok Hana.
“Bukannya cewek itu yah, yang di gendong sama Varel?”
“Dia kan ceweknya?”
“Pantes aja cantik!”
“Dia di ajak pulang bareng juga! Tapi, dia nolak!”
“Kalo gue jadi dia. Nggak bakal gue tolak!”
“Sok jual mahal banget sih!”
Bisikan para siswi menyeruak masuk kedalam indra pendengaran Hana dan Tyas. Hana merasa tidak nyaman dengan semua tatapan siswi yang tertuju pada dirinya.
“Yas, mereka ngomongin gue ya?” bisik Hana pada Tyas.
Tyas mengangguk. “Jalan terus Na.”
Tidak lama kemudian, Varel dkk muncul dari arah kejauhan. Varel terlihat begitu santai dan tenang dengan rumor tentang dirinya. Ia terlihat sedang bergurau dengan Ervan dan Adit. Se-santai itukah hidupnya?
Mereka saling berpapasan. Tatapan Hana tidak pernah lepas dari sosok Varel. Tapi, Varel sama sekali tidak meliriknya. Varel terlalu asik bercanda dengan kedua temannya, sampai Varel lupa, kalau ia bertemu dengan Hana.
Hana menghentikan langkahnya, ia berbalik menatap punggung Varel yang menjauh. Apakah Varel sungguh tidak melihatnya? Atau Varel hanya berpura-pura tidak melihatnya?
“Gue rasa, dia bukan ceweknya. Varel aja tadi cuek, dan ngelewatin dia begitu aja.” Hana menoleh ke sumber suara. Kedua siswi tersebut menatap Hana dari atas sampai bawah dengan tatapan yang sulit untuk di artikan.
“Tapi gue yakin, dia cewek yang kemarin!”
“Kita tanya Dita aja.” kedua siswi tersebut pergi dengan langkah cepat.
“Na” Tyas menyentuh pundak Hana. “Nggak usah di dengerin.”
Hana membuang nafas perlahan. “Gue mau ketemu sama Dita. Dia kan yang nyebarin rumor tentang gue.”
Tyas menggeleng kuat. “Jangan Na! Aku saranin, lebih baik kamu diem aja. Sampai kasus nya hilang sendiri.”
Hana menoleh dengan dahi yang berkerut. “Kenapa? Emang dia siapa? Gue cuma mau ketemu sama dia.”
“Na, dia salah satu dari Liona the gengs. Plis yah, jangan Na.”
Hana membuang wajahnya ke arah lain. “Liona, lagi!”
“Lagi?” Tyas mengerutkan dahinya.
Hana mengangguk. “Bukan cuma lo yang punya masalah sama Liona.”
“Kita lanjut jalan ya.” Hana mengangguk.
Hana tidak habis pikir oleh Dita. Dia tidak memikirkan apa yang akan terjadi, setelah ia menyebar luaskan rumor tentang Hana dan Varel. Dan lagi, Varel terlihat begitu santai dan sama sekali tidak menyangkal romur tentang dirinya. Apakah ada, orang yang senang kalau dirinya di jadikan buah bibir anak Medita? Kalian tau jawabannya bukan? Tentu saja, tidak ada yang menyukai hal itu! Begitu juga dengan Hana.
Sesampainya di kantin, Hana dan Tyas langsung menuju warung untuk memesan makanan dan minuman. Hana dan Tyas, tidak mengetahui kalau mereka berdua akan melewati kursi yang di duduki oleh Liona dkk.
KAMU SEDANG MEMBACA
RELEASE [Completed]✔✔
Roman pour Adolescents[Kalau CHAPTER-nya gak ada berarti ceritanya diprivate, Follow dulu baru bisa baca] *** Terkadang, seseorang memang harus melepaskan dan mengikhlaskan sebuah kejadian masa lalu demi berjalannya kehidupan selanjutnya. Dan aku percaya tentang kita. ...