19. Naik, Na.

226 24 5
                                    

Hi! Everyone!

Happy reading!

***

“Apa ada orang?!”

Varel, Ervan dan Adit menelan salivanya kasar. Ia menatap gadis di depan yang telah bersuara keras.

Gadis itu adalah Tyas.

“Kabur!” bisik Varel.

Ervan dan Adit mengangguk.

“Satu...”

“Dua...”

“Tiga!”

Mereka bertiga berlari meninggalkan Tyas. Tyas menatap kepergian mereka dengan dahi yang berkerut, memangnya ada masalah apa?

Tyas berjalan menuju Hana berdiri. Tak lama, Tyas menghentikan langkahnya saat tau Hana sedang bersama dengan Liona.

“K-kenapa ada Liona?”

Sebenarnya Tyas tadi tidak menyadari keberadaan Liona, sampai dirinya kembali dari toilet. Tyas baru menyadarinya.

Liona menatap Tyas malas, gadis itu memutar bola matanya. Liona berbalik hendak beranjak pergi, tapi pundaknya di tahan oleh Hana.

“Lo mau kemana?”

Liona menghempaskan tangan Hana dari pundaknya. “Nggak usah sentuh gue!” Liona kembali melangkah pergi.

Hana dan Tyas menatap punggung Liona yang menjauh.

“Hana.”

Hana menoleh. “Ya?”

“Tadi aku liat Varel, Ervan dan Adit di sana.” Tyas menunjuk tempat tadi yang menemukan Varel, Ervan dan Adit.

Hana membulatkan matanya, ia menatap Tyas.

“Lo yakin?” kata Hana meyakinkan.

Tyas mengangguk. “Terus waktu aku tanya mereka lagi ngapain, eh mereka malah pergi.”

“Berarti bener dugaan gue! Mereka nguping ya?!”

“M-mungkin.”

“Arrgh!” Hana mengacak rambutnya frustasi.

“Emang kenapa Na? Ada masalah ya?”

“Hm.”

Tyas menggaruk tengkuknya yang tidak merasa gatal. “Maaf ya, tadi aku ngga cegah mereka.”

Hana membuang nafas perlahan, mencoba untuk menenangkan dirinya. “Ngga papa Yas. Lagian juga, lo ngga tau.”

“Na, aku mau traktir kamu. Boleh?”

Hana menggeleng kuat. “Ngga usah Yas.”

“Kenapa? Padahal aku mau bayarin kamu.” kata Tyas dengan nada lirih.

“Nanti aja ya.”

Tyas mengangguk. “Kalo kamu mau makanan atau apapun, bilang aku aja ya. Selagi aku mampu belinya.”

“Oke!”

“Kelas kuy!”

“Kuy!”

Hana dan Tyas bergandengan tangan menuju kelas. Tyas ternyata memiliki sisi lain yang tidak di ketahui oleh Hana. Dia itu ternyata asik, Hana kira Tyas hanya bisa menganggap semua situasi serius dan bersikap kaku kepada siapapun, ternyata tidak.

🐰🐰

Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Varel, Ervan dan Adit, masih merapihkan peralatan sekolah mereka. Karena saat pelajaran Pak Budi, mereka di hukum. Kalian tau bukan jawabannya kenapa? Yap! Kejadian waktu pagi, itu membuat Pak Budi geram dan memilih untuk menghukum mereka bertiga saat pelajarannya.

RELEASE [Completed]✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang