Happy reading guys<3
VOTMEN DULU GUYS!!
***
Satu tahun, setelah kepergian Hana...
Varel dan satu angkatan lainnya telah lulus, meninggalkan kenangan di SMA Medita. Varel, Ervan dan Adit berjalan santai di koridor utama. Banyak para siswi yang ingin berfoto, bersama ketiga cowok itu, tapi mereka menolak. Kata Ervan, dia takut di pelet sama mereka. Para siswi tak segan memberikan sebuah buket bunga, kepada Varel. Cowok itu mendapatkan banyak bunga hari ini.
“Pulang dari sini, gue mau jadi orang jualan bunga.” ceplos Adit menatap satu persatu bunga di tangannya.
“Pasang harga berapa, Dit?” tanya Ervan. “Gue soalnya mau beli, terus gue jual lagi, awok awok awok.”
“Ketawa lo kek gak niat, Van. Ngeri gue dengernya!” Varel bergidik ngeri.
“Ini ketawa terbaru. Gak ada di toko, sorry aja!”
“Ketawa mana ada di toko!” Varel menonyor kepala Ervan.
“Siapa bilang ada?” Ervan menatap Varel songong.
Varel membuang wajahnya ke arah lain. Semuanya terdiam, ketika melihat Dita dan Yuri yang berjalan ke arah mereka. Ervan tersenyum jail.
Saat Dita dan Yuri sudah berada di depannya, Ervan mengulurkan kakinya, berharap kedua gadis itu jatuh tersungkur.
Tapi, dugaan Ervan salah. Dita malah menendang keras tulang kering kaki Ervan. Cowok itu langsung meringis memegang kakinya yang terasa sangat nyeri.
“Heh, dua lonT!” teriak Ervan. Dita dan Yuri tidak memperdulikan teriakan dari Ervan. Mereka terus berjalan santai. “Dita, Yuri!”
Mereka berdua berhenti lalu berbalik. Ervan menatap Dita kesal, gadis itu terlihat sangat dingin dan cool.
“Apa?”
“Lo harus minta maaf ke gue!” Dita mengernyit. “Kaki gue sakit gara-gara lo.”
“Gue gak mau!” tolak Dita sambil bersedekap. “Suruh siapa kaki lo ngehalangin jalan gue?!”
“Suruh siapa lo lewat sini?!”
“Gak ada.” Dita menatap Ervan dari atas sampai bawah.
“Ngapain lo ngeliatin gue kek gitu?! Demen ya!” Dita melotot. “Gue gak level sama cewek kek lo! Elo juga, Yuri! Ngapain lo ngeliatin gue kek gitu?!”
Yuri memutar bola mata malas. “Gak demen gue sama cowok banci kek lo!”
Ervan membuka mulut lebar, sedangkan Varel dan Adit tertawa geli. Yuri memang terkenal dengan ucapannya yang pedas.
“A-apa lo bilang? Banci?!” Ervan mendengus kasar. “Gue gak demen sama lo berdua. Dasar lonT.”
“Gue bersyukur karena gak di sukai sama banci kek lo.”
Mulut Ervan komat-kamit. Jika sudah seperti itu, tandanya Ervan sudah kehabisan kata-kata.
Varel menatap Dita dan Yuri secara bergantian. Varel mengerutkan dahinya saat ia tidak menemukan keberadaan Liona di antara mereka berdua.
“Tumben lo berdua. Satu laginya kemana? Lagi ngurusin om-om, ya?” ceplos Ervan mengalihkan topik.
Adit dan Varel terkekeh geli. “Ketua lo kemana?” tanya Adit.
Dita mengedikkan bahunya acuh. “Setelah semua acara selesai, dia pergi.”
“Puas di tinggal!” ejek Ervan dan langsung mendapat tatapan tajam dari Dita dan Yuri.
KAMU SEDANG MEMBACA
RELEASE [Completed]✔✔
Teen Fiction[Kalau CHAPTER-nya gak ada berarti ceritanya diprivate, Follow dulu baru bisa baca] *** Terkadang, seseorang memang harus melepaskan dan mengikhlaskan sebuah kejadian masa lalu demi berjalannya kehidupan selanjutnya. Dan aku percaya tentang kita. ...