50. tercekat.

276 21 9
                                    

Happy reading<3

BELUM REVISI, JADI MOHON MAAF KALO BANYAK TYPO BERTEBARAN!!

Salam sayang, Gyra Anantasia:)

***

Hana dan Cindy berjalan menuju taman yang berada di luar area rumah sakit. Omah dan Ana mengizinkan Hana keluar, karena lokasi taman yang tidak terlalu jauh dengan rumah sakit. Ini masih menunjukan pukul 06.03. Hana terkejut, saat Cindy tiba-tiba menariknya keluar setelah mengerjakan sholat subuh. Hana khawatir, kalau omah dan Ana akan marah jika Hana keluar dari area rumah sakit. Tapi ternyata Cindy sudah meminta izin kepada mereka berdua. Dan alhasil, Hana di bolehkan keluar.

Mereka berdua sudah sampai di lokasi. Hana menatap sekeliling, taman ini sangat sepi. Embun pagi, bahkan belum menghilang dari tempatnya.

“Cin, kita ngapain ke sini?” Hana menatap Cindy penuh tanya.

Cindy masih mengedarkan pandangannya. Kemudian, manik matanya menangkap sosok Varel dari arah lain. Senyum tipis mulai terukir di wajah Cindy.

Tidak lama kemudian, musik mulai berbunyi nyaring. Hana sedikit terperanjat, dan segera mengatur nafasnya. Hampir saja ia terkena serangan jantung.

“Ku temukan dalam pencarian, cinta sejati untuk hidupku.”

Hana berbalik, menatap sosok yang tengah bernyanyi untuknya.

“Kurang lebih yang seperti dia. Ku harap dalam cintaku.”

“Ku tak mau, menjanjikannya. Pasti bahagia bila dengan ku.”

“Biar dia, rasakan sendiri. Betapa gilanya cintaku.”

Hana tau lagu ini, ia sedikit terkekeh ketika melihat Varel bernyanyi tanpa rasa malu sedikit pun. Walaupun suaranya terdengar pas-pasan, tapi rasa percaya diri Varel tidak berkurang.

“Aku memang pecinta wanita, namun ku bukan buayaa... Yang setia pada seribu gadis. Ku hanya mencintai dia...”

Varel menunjuk Hana yang masih terdiam di tempat.

“Aku memang pecinta wanita, yang lembut seperti dia... Ini saat ku akhiri semua pencarian dalam hidup, dan cintaku ternyata yang ku mau hanyalah HANA!!”

Hana tersenyum lebar, menampilkan sederet giginya yang tertata rapih. Ervan, Adit dan Cindy bertepuk tangan atas lagu yang baru saja di nyanyikan oleh Varel.

Varel tersenyum hangat pada Hana. Cowok itu berjalan perlahan menghampiri Hana. Varel berhenti beberapa centi di depan Hana.

“Suara lo jelek!” ejek Hana masih tersenyum geli.

“Suara gue sebenernya bagus. Tapi gue jelek-jelekin, supaya lo ketawa.” Varel mencolek pangkal hidung Hana. “Lo kalo ketawa cantiknya nambah.”

“Bisa ae buaya.” Hana memukul kecil dada bidang Varel.

“Gue bukan buaya.” kata Varel masih mempertahankan senyumnya, walau sebenernya ia ingin sekali marah.

“Oia?”

“Lupain!” Varel melangkah maju. “Gue punya permainan buat lo. Mau main?”

RELEASE [Completed]✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang