39. Berusaha.

171 19 13
                                    

Hi! Everyone!

Happy reading<3

BUDAYA KAN VOTMEN DAN FLLW DULU SEBELUM MEMBACA YA GUYS!

BELUM DI REVISI, JADI MAAF KALO ADA TYPO.

ENJOY AJA OKE!

***

“Ervan, bangun.”

Ervan perlahan membuka matanya, lalu ia mengucek beberapa kali.

“Ya ampun, gue ketiduran.” panik Ervan. Ia melirik Hana yang sedang menatap bingung ke arahnya. “Lo udah siuman?”

Hana megangguk. “Kita cari jalan keluarnya bareng-bareng.”

Kepala Ervan mendongak, menatap langit yang tertutupi oleh ranting pohon. Matahari akan tenggelam dengan hitungan menit, cahaya bulan bahkan siap menyambut langit malam. Ervan menghembuskan nafasnya gusar.

“Yaudah, ayo.” Ervan berdiri dari duduknya, di susul oleh Hana.

Ervan menyalakan senter yang berasal dari ponselnya. Setidaknya, ponsel miliknya berguna.

Mereka kembali berjalan. Dengan sangat hati-hati, Ervan membiarkan Hana mencengkeram kuat tangannya. Sepertinya gadis di belakangnya sedang ketakutan. Ervan menghentikan langkahnya, begitu juga dengan Hana.

“Na, sakit.” gumam Ervan melirik Hana.

“Hah?”

“Tangan gue.”

Hana langsung melepaskan cengkeramannya. “Sorry. Gue...

“Takut?” Hana mengangguk. “Jambak rambut lo aja. Tangan gue udah mau berdarah tuh.” Ervan mendekatkan tangannya pada wajah Hana.

“Ih! Apaan sih!” Hana memukul kecil lengan Ervan.

“Lagi sakit, malah di gaplok. Galak bener sih.” Hana berdecak kesal. “Oke, gue diem.”

Mereka melangkah kembali. Mereka berjalan mengendap-endap seperti maling. Hana menatap kesal punggung Ervan.

“Lama banget sih lo jalannya! Kalo lari aja cepet.” protes Hana.

“Gue jalan gini, biar gak ketauan sama mereka.” bisik Ervan.

Hana memutar bola matanya jengah. “Gak bakal ketauan! Percaya deh, mereka gak mungkin nyari kita sampe jam segini. Kecuali mereka di bayar.”

“Buset! Bawel banget sih lo. Gue tuh sering ngeliat film genre action. Mereka pasti lagi nyari kita, karena mereka tau, kita gak akan keluar dari hutan dengan waktu yang singkat. Pikiran mereka, kita masih ada di dalem hutan. Kita lagi nyari jalan keluar, kita yakin kalo itu jalan yang bener, tapi kenyataannya? Kita cuma muter-muter. Jadi, mereka bisa nangkep lo kapan aja, dimana aja. Bukan cuma lo, gue juga!” cerocos Ervan.

“Ih, gak nipak! Lo juga bawel!” Hana menatap Ervan sinis.

“Gue gak bawel, gue cuma ngejelasin aja ke lo. Gak paham-paham, anjir!” Ervan mengacak rambutnya frustasi.

“Tapi kenapa lo ngegas?” Hana bersedekap.

“Gue gak ngegas. Lo yang bikin gue kesel!”

“Ervan, gue gak ngelakuin apa-apa. Masa lo bisa kesel sama gue sih!”

“Lo udah jelas-jelas-

“Di sana!”

Ervan dan Hana membulatkan matanya, mereka langsung berlari tanpa tau kemana arah tujuan mereka. Hana mengeram kesal, mereka mengikuti Hana. Ada tiga orang yang sedang mengejar Hana dan Ervan. Tanpa sepengetahuan Hana, Ervan berbelok berlari ke arah lain. Sedangkan Hana, ia melanjutkan larinya, sesekali Hana menengok ke belakang. Mereka tidak mengejar Ervan, melainkan mereka mengejar Hana.

RELEASE [Completed]✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang