23. Ada Liona di rumah gue!

216 21 2
                                    

Hi! Everyone!

Happy reading!:)

***

“Gue mau ngomong sesuatu sama lo.” lagi-lagi, tatapan Varel untuk Hana sangat dalam dan hangat.

Hana mengalihkan pandangannya, membuang wajahnya ke arah lain.

“Ngomongnya disini aja.”

“Yaudah sini duduk.” Varel menepuk kursi di sebelahnya.

Hana duduk perlahan. “Lo mau ngomong apa?”

“Jadi gini... Gue tadi di tawarin sama Ervan.”

Hana mengerutkan dahinya. “Tawarin apa? Kalo niat nya baik, terima aja.”

Varel mengangguk. “Gue juga bingung, niatnya baik atau nggak. Dia ngasih saran, yang seratus persen bagus banget!”

“Yaudah, terima aja.”

“Lo mau nggak?”

“Mau apa?”

“Gantungan leher.”

Dahi Hana semakin berkerut. “Kalung?”

Varel mengangguk. “Intinya, bisa di pake di leher.”

“Modelnya kek gimana?”

“Modelnya bagus-bagus Na. Ada berbagai macam pernak-pernik, ada lampu LED nya juga. Bagus kan?”

Hana mengangguk. “Gue boleh liat contohnya?”

“Aduuh, contohnya nggak ada.”

Hana memajukan bibirnya kecewa. “Kalo gitu, gue pesen satu ya!”

Varel menahan senyumnya. “Iya, nanti gue beliin ya.”

Hana mengangguk semangat. “Kira-kira, datengnya lama nggak ya?”

“Tergantung sama elo.”

“Kok tergantung?”

“Iya. Lo kapan mau mati? Nanti gue-

Pletak!

“Maksud lo, gantungan leher buat bunuh diri?!”

Varel mengusap kepalanya yang terasa sakit. “Kalung Na.” Varel masih mengelak.

“Bohong!”

Ish! Sakit anj-

“Apa?!”

“Nggak!”

“Jadi lo nggak mau nerima tawaran Ervan?” Varel memancing Hana lagi.

Hana mendelik kesal. “Enggak! Mending lo aja sana!”

“Gue tau. Pasti lo maunya nerima cinta gue kan?” kata Varel asal.

Hana bergidik ngeri. “Terlalu percaya diri nggak baik!”

“Perhatian banget.” Varel tersenyum jail.

Hana mengeram kesal. “Pd banget!”

“Cogan mah bebas.”

Hana bergidik ngeri, setiap ia mendengar Varel memuji dirinya sendiri, dengan percaya diri. Varel terlalu percaya diri, Varel terlalu asik dan Varel terlalu menyebalkan. Mereka berdua saling berdiam diri, suasana antara dirinya dan Varel, berubah menjadi canggung.

“Hi!” Varel tersenyum konyol pada Hana.

Hana menatap Varel aneh. “Apa?”

“Hai Hana! Hai Hana! Dia montir bus tayo! Mengoceh! Menangis! Hana selalu cantik!” Varel menyanyi sambil bergoyang layaknya anak kecil.

RELEASE [Completed]✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang