9. Pergi bersama papah.

292 57 5
                                    

Hi! Everyone!

Happy reading!:)

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi tiga menit yang lalu. Biasanya, Varel dkk adalah ketiga siswa pertama yang keluar kelas tiga detik sebelum bel pulang. Tapi, kini mereka masih berdiri mengawasi Liona yang dari tadi menunggunya di gerbang sekolah.

Tidak lama kemudian, Hana dan Tyas melewati mereka. Sepertinya mereka tidak melihat keberadaan Varel dkk, karena mereka terlihat asik mengobrol. Mereka juga melewati Liona tanpa meliriknya sedikit pun. Dan itu membuat Liona kesal kepada Tyas. Hanya Tyas.

“Heh cupu!”

Hana dan Tyas menghentikan langkahnya. Tubuh mereka menghadap ke arah Liona dengan tatapan bertanya.

“Kenapa?”

“Lo nggak ngasih tau Varel ya?! Gue udah lama nunggu disini!” kesal Liona mendorong bahu Tyas.

Hana hanya melihat tanpa bertindak. Ia tau kapan harus bertindak melawan Liona, dan ini bukan waktunya.

“Aku udah ngasih tau Varel. Dia juga udah jawab iya”

“Dia jawab iya itu berarti ada dua!” Tyas mengerutkan dahinya. Maksudnya apa? “Dia jawab iya dateng! Atau iya, kalau dia nolak?!”

Tyas menggeleng. Sungguh! Di tidak tau apa apa. “Aku nggak tau soal itu!”

“Bego banget sih lo!” Liona mendorong tubuh Tyas sampai tersungkur ke tanah.

“Tyas!” pekik Hana.

Varel, Ervan dan Adit yang melihat kejadian itu terlihat panik. Terlebih Varel, karena ia membuat Tyas terluka.

“Rel! Lo mending temuin Liona deh! Gue nggak tega liat si cupu digituin” suruh Ervan dengan tatapan khawatir.

“Iya Rel! Gue juga kasian. Padahal dia udah ngasih tau lo” Adit ikut menyarankan.

“Lo berdua kek nggak tau Liona aja, kalo udah ketemu sama gue! Udah kek lem sama prangko!” Varel tetap menolak.

“Jangan gitu Rel! Gue nggak tega nih liat si cupu” Ervan tetap menyarankan Varel untuk bertemu dengan Liona.

“Lo suka sama cupu?!” tuduh Varel.

“Nggak! Gue cuma kasian aja sama dia”

“Yaudah sana samperin!” suruh Varel.

“Ngapa jadi gue?! Elo lah yang harus kesana!”

Varel terlihat sedang memikir. “Yaudah! Ayo!”

Mereka berdua mengangguk dan menghampiri Liona, Hana dan Tyas.

“Lo apa-apaan sih!” Hana mendorong bahu Liona dengan kasar.

“Gue nggak ada urusan sama lo!” Liona membalas Hana dengan cara yang sama.

“Nggak usah dorong Tyas bisa kan?!”

“Kenapa?! Masalah buat lo?!”

RELEASE [Completed]✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang