Sebuah catatan tentang jejak dan nilai perjuangan tanpa cela, dalam rangkaian kisah kehidupan seorang pejuang mengejar tiga kemerdekaan yang diimpikannya. Saat ini Anda sedang membaca Buku Kelima yang mengisahkan tentang perjuangan lain yang harus d...
Selasa, 16 April 2019, Widarto langsung menjalani pemasangan akses vaskular eksternal di bagian leher, menggunakan Central Venous Catheter Hemodialisis atau CVC HD yang terdiri dari dua lumens, satu lumen arterial berwarna merah dan satu lumen venous berwarna biru.
Tindakan bedah vaskular tersebut menjadi titik awal perjuangan Widarto menjalani rutinitas cuci darah sebanyak dua kali seminggu, yang kelak biasanya dijadwalkan setiap hari Selasa dan Jumat pagi.
Sorenya, di hari yang sama Widarto langsung menjalani tindakan hemodialisa yang pertama, di Ruang Hemodialisa I, RSPAD Gatot Subroto. Tindakan perdana yang berakhir pada pukul 18.00 WIB itu berjalan lancar. Setelah itu Widarto menjalani perawatan umum di kamar 106, Paviliun Darmawan, RSPAD Gatot Subroto.
Rabu, 17 April 2019. Pagi ini, Widarto bangun dalam kondisi yang sudah lebih baik dari kemarin, kendati nafsu makannya belum kembali normal. Kehilangan nafsu makan merupakan salah satu gejala dari uremia yang tak serta merta terkoreksi dengan tindakan hemodialisa awal. Apalagi hemodialisa pertama kemarin hanya dilakukan selama tiga jam, sehingga jumlah darah yang "dicuci" belum begitu maksimal.
Hari ini putra putri Widarto datang dengan warna yang seragam di jari kelingking mereka, meskipun pilihan mereka belum tentu sewarna pada Pilpres paling "mendua" sepanjang sejarah demokrasi Indonesia itu.
Sore harinya kondisi Widarto membaik, setelah memperoleh infus cairan koloid yang memperbaiki asupan proteinnya. Ia minta dibawa ke luar kamar, duduk menghadap taman dan ruang terbuka, sambil berbincang dengan anak, cucu, mantu, dan besannya yang berkunjung hari itu. Pinky yang kerap disebut Widarto sebagai anaknya Nico juga turut membesuk eyangnya sore itu.
Kamis, 18 April 2019. Kondisi Widarto semakin membaik dibanding sehari sebelumnya, sehingga dinilai siap untuk menjalani hemodialisa kedua esok harinya.
Jum'at, 19 April 2019. Durasi hemodialisa hari ini meningkat dari tiga menjadi empat jam, dan berakhir pada pukul 18:00 WIB.
Lies, Picuk, dan Titik, tiga keponakan Widarto datang mengunjungi satu-satunya paman yang masih mereka miliki itu. Kedatangan mereka dan kerabat lainnya membuat Widarto melupakan berbagai efek dari proses hemodialisa senja itu.
Malam harinya Widarto menikmati apapun makanan yang disuapkan langsung oleh Yanti.
Kegembiraan hati terus menyertainya hingga harus diingatkan untuk segera tidur malam, agar kondisi kesehatannya memungkinkan untuk memperoleh izin pulang.
Sabtu, 20 April 2019. Widarto meninggalkan rumah sakit pada pukul 14:30 WIB dalam keadaan prima.
Sejak hari itu durasi proses hemodialisa yang dijalani Widarto umumnya berlangsung antara empat hingga lima jam per tindakan. Terkadang jika hemoglobin Widarto sedang rendah, maka proses transfusi darah dilakukan secara bersamaan dengan proses hemodialisa (AVBL), namun tak akan mempengaruhi durasi keseluruhan proses cuci darah.
Selama 5 bulan 22 hari atau lebih kurang 25 minggu Widarto menjalani seluruh proses tersebut dengan penuh kesabaran, sekaligus tetap optimis bahwa di balik perjuangan ini sesungguhnya tersembunyi sebuah makna besar rahasia Ilahi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.