Selepas sholat Isya, ruang tunggu hemodialisa nampak sepi.
"Berapa ya harga mesin hemodialisa?" tiba-tiba Fira melontarkan pertanyaan yang sangat "buyer" itu kepada Nico.
"150 juta rupiah untuk buatan Cina, dan hampir 1 miliar untuk buatan Jerman, tergantung tipe," jawab Nico.
"Untuk partai besar, Ai bisa kasih harga khusus," tambahnya.
Fira tertawa menyadari jawaban kosong itu ...
Nico sangat memahami apa yang ada di benak adiknya. Fira pasti membayangkan betapa sulitnya bagi Widarto untuk menjalani hemodialisa dua kali seminggu atau lebih, jika mampu bertahan dengan kondisi yang menetap seperti saat itu.
Tapi Fira lupa bahwa kebutuhan Widarto ke rumah sakit bukan hanya untuk terapi hemodialisa. Fira pun belum mengetahui bahwa sesungguhnya Nico sedang menyiapkan proposal pembelian ambulans kepada Yanti. Proposal yang akhirnya sangat disetujui oleh Yanti dan anggota keluarga yang lain itu, sudah merencanakan pula utilisasi ambulans untuk kepentingan sosial ketika sedang tidak digunakan oleh Widarto.
Akan terealisasikah rencana investasi langit itu? Tak ada yang tahu!
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJUANGAN YANG BERBEDA
No FicciónSebuah catatan tentang jejak dan nilai perjuangan tanpa cela, dalam rangkaian kisah kehidupan seorang pejuang mengejar tiga kemerdekaan yang diimpikannya. Saat ini Anda sedang membaca Buku Kelima yang mengisahkan tentang perjuangan lain yang harus d...