Dialog Ruang Bathin

53 3 0
                                    

Lebih kurang pukul 21:30 WIB, Widarto dibawa ke ruang CT-Scan yang terletak cukup jauh dari ruang rawatnya. Seluruh keluarga mengiringi Widarto, dan dengan penuh kecemasan menunggu di luar hingga proses CT-Scan selesai.

Malam itu hanya Nico yang masuk mendampingi Widarto selama proses CT-Scan, karena ia harus mempertahankan posisi kepala Widarto pada sudut pemindaian terbaik.

Selama di ruang CT-Scan itu, Nico terus mencoba berkomunikasi dengan Widarto agar segera sadar kembali. Ia minta agar Widarto memberi perlawanan terhadap penyakit seperti pada beberapa kejadian terdahulu. "Ya Allah turunkanlah pertolongan-Mu," mohonnya. "Ayah bangun, Yah," bisiknya. "Ayah harus bangun sebelum masuk ICU," harapnya. Nico kemudian membathin, "Ayo ayah bangun, Yah ...!"

Sesaat kemudian ada keyakinan yang mengalir dalam dirinya, ayahnya belum akan "pulang" malam ini. Ayahnya masih akan diberi "waktu". Ruangan mendadak sepi, dengung servo dan microcontroller tiba-tiba berhenti, tanda proses telah usai.

Setelah selesai CT-Scan, Nico diminta menandatangani sebuah berkas, dan di saat itulah ia melihat ada kesalahan penulisan pada nama ayahnya. Nico minta segera dikoreksi, namun ternyata Bagian Radiologi hanya berstatus sebagai user dari database rumah sakit itu. Ia memahami dilema tersebut.

Widarto dan seluruh keluarga kemudian bergerak ke ruang ICU di lantai 2, Gedung B, RSPAD Gatot Subroto. Setibanya di sana Widarto langsung ditempatkan di Ruang E, tempat tidur nomor 3 yang terletak di sudut kanan dari arah masuk pintu kamar.

Setelah semua peralatan terpasang, seluruh keluarga diminta segera menunggu di luar. Hanya Nico yang masih ditahan di dalam karena harus menandatangani beberapa berkas serah terima pasien dari Bagian Perawatan Umum ke ICU. Setelah itu ia bergabung dengan anggota keluarga yang lain di luar.

Pukul 22:30 WIB. Alhamdulillah keluarga mendapat ruang tunggu khusus di Kamar Tunggu Pati No.4. Jadi tak perlu menggelar kasur atau mencari bangku kosong di koridor lantai 2 ICU untuk beristirahat.

Di tengah kesibukan memindahkan barang-barang ke kamar keluarga nomor 4 itu, tiba-tiba ada panggilan melalui audio paging system dari ruang ICU untuk keluarga Tuan Widarto. Sontak saja Yanti, Nico, dan Ria berlari masuk ke ruang ICU E3. Ternyata panggilan itu hanya bertujuan untuk edukasi keluarga pasien ICU, mulai dari cara mensterikan tangan, penyediaan kebutuhan harian pasien, hingga aturan jam besuk.

Selagi proses edukasi itu berlangsung, tiba-tiba tangan kanan Widarto terlihat bergerak seakan-akan ingin menyibak bagian atas selimut.

Nico dan Ria segera menghampiri ayah mereka, dan alhamdulillah pada pukul 23:24 WIB Widarto membuka mata dan merespon ketika diajak bicara. Nico dan Ria perlahan-lahan menjelaskan kepadanya bahwa saat ini ia sedang dirawat di ruang ICU. Mereka juga mengabarkan bahwa besok sore Fira akan datang ke Jakarta.

Pertolongan Allah SWT memang nyata adanya di semesta kehidupan ini.

Malam itu Andar dan Deddy mendapat giliran jaga pertama. Anggota keluarga yang lain satu per satu diminta pulang untuk beristirahat.

 Anggota keluarga yang lain satu per satu diminta pulang untuk beristirahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PERJUANGAN YANG BERBEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang