Minggu, 3 November 2019. "Ayah masih demam, suhu tubuhnya 37,4. Tapi semalam tidurnya nyenyak kata perawat," tulis Andar menginformasikan kondisi terakhir Widarto melalui grup WA keluarga pada pukul 06:10 WIB.
Pukul 11:24 WIB. Andar menghubungi Nico yang saat itu sudah dalam perjalanan menuju rumah sakit.
"Dokter menyatakan kondisi ayah sudah berat," ujar Andar yang penjelasan selanjutnya terputus karena gangguan koneksi jaringan.
Pukul 11:32 WIB. Ria tiba lebih dulu di rumah sakit dan langsung bersegera ke ruang ICU untuk menemui ayahnya yang sedang dalam keadaan kritis.
Pukul 11:34 WIB. Yanti mengirim permintaan prioritas melalui grup WA keluarga, "Adik-adik kumpul semua, kita harus rundingan untuk tindakan ayah. Hari ini juga harus diputuskan!"
Pukul 11:35 WIB. Nico memberi info ke Yani, "Dokter bilang upaya melalui obat-obatan sudah maksimal. Jika ayah kritis dibutuhkan dua jenis tindakan yang mensyaratkan persetujuan lebih dulu dari pasien atau pihak keluarga pasien."
Pukul 11:41 WIB. Andar memperbarui informasi kepada seluruh saudaranya, "Menurut dokter ayah infeksi berat walaupun suhunya sudah normal saat ini."
Kata "infeksi" dalam pesan tersebut memicu ingatan Nico tentang seorang wanita yang berpesan bahwa ancaman terbesar penyakit Widarto adalah infeksi. Pertemuan dengan wanita itu terjadi dalam sebuah mimpi seminggu yang lalu, dan berakhir ketika Nico dibangunkan oleh suara orang mengaji di telinga kanannya.
Mobil mendadak menurunkan kecepatan, kesadaran Nico kembali ke detik ini, detik dimana ia sedang berada di ruas jalan bebas hambatan Ir. Wiyoto Wiyono.
Mimpi tentang infeksi itu seakan bertaut dengan fakta yang menunjukkan bahwa, pada akhirnya dokter ICU memang mencantumkan sepsis dan pneumonia pada lembar status pasien dua hari lalu.
Sepsis adalah komplikasi berbahaya akibat infeksi. Komplikasi infeksi tersebut dapat menimbulkan tekanan darah turun drastis serta kerusakan pada banyak organ. Sepsis disebabkan oleh respons sistem kekebalan tubuh yang tidak terkendali terhadap infeksi, sehingga memicu peradangan di seluruh tubuh. Sepsis dapat berkembang dari segala jenis infeksi, bukan hanya pneumonia. Namun, pneumonia adalah penyebab utama sepsis!
Sedangkan pneumonia sendiri adalah penyakit infeksi yang menyerang paru, sehingga menyebabkan kantung udara di dalam paru meradang dan membengkak. Kondisi kesehatan ini sering kali disebut dengan paru-paru basah, sebab paru dipenuhi dengan air atau cairan lendir.
Demam, menggigil, kesulitan bernafas, nafsu makan menurun, dan detak jantung menjadi cepat layaknya gejala pneumonia yang ditemukan pada Widarto beberapa hari terakhir ini.
Namun pneumonia nosokomial adalah yang paling dikhawatirkan Nico, pasalnya dia pernah mendapat penjelasan bahwa Widarto dicurigai mengalami kondisi multidrug resistant atau MDR. MDR adalah resistensi antibiotik dimana terdapat bakteri yang resisten terhadap minimal satu jenis antibiotik dari tiga golongan antibiotik atau lebih. Kriteria tersebut ditemukan pada bakteri dalam kasus pneumonia nosokomial, dimana biasanya sudah memiliki kekebalan terhadap antibiotik seperti gambaran MDR tadi.
Komplikasi sepsis dan pneumonia tersebut memang membuat perjuangan Widarto kali ini menjadi sangat berat. Apalagi Widarto adalah pasien Chronic Kidney Disease atau CKD, yang sudah menjalani hemodialisa serta menderita Diabetes Melitus Type II.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJUANGAN YANG BERBEDA
Non-FictionSebuah catatan tentang jejak dan nilai perjuangan tanpa cela, dalam rangkaian kisah kehidupan seorang pejuang mengejar tiga kemerdekaan yang diimpikannya. Saat ini Anda sedang membaca Buku Kelima yang mengisahkan tentang perjuangan lain yang harus d...