Pukul 22:48 WIB. Fira tiba-tiba bertanya kepada kakaknya, "Nicoooo ... tadi ayah jawab apa waktu ditanya lihat siapa?"
"Insya Allah yang dilihat ayah tadi sangat baik, karena ayah menyapanya dengan senyuman yang terbaik dan dengan penuh keikhlasan," jelas Nico.
"Iya bener Co senyumnya," balas Fira sambil membayangkan kembali senyum terindah Widarto tadi.
Rupanya menjelang hemodialisa berakhir tadi, Fira menangkap sebuah momen penting antara Nico dan Widarto. Widarto saat itu membuka matanya dan menatap ke arah depan, bukan menatap ke arah Nico yang sedang berdoa di samping tempat tidurnya. Kemudian Widarto melepaskan sebuah senyum yang luar biasa menawan. Parasnya menjadi begitu rupawan.
Nico ikut tersenyum bahagia melihat wajah ayahnya.
"Ayah melihat siapa?" tanya Nico sesaat kemudian.
Widarto tak menjawab, hanya tersenyum sambil menutup kembali kedua matanya dengan perlahan. Nico segera paham, bahwa realitas multiverse hanya terjadi antar dua subjek pada sudut persinggungan yang sangat sempit.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJUANGAN YANG BERBEDA
No FicciónSebuah catatan tentang jejak dan nilai perjuangan tanpa cela, dalam rangkaian kisah kehidupan seorang pejuang mengejar tiga kemerdekaan yang diimpikannya. Saat ini Anda sedang membaca Buku Kelima yang mengisahkan tentang perjuangan lain yang harus d...