Jangan Pingsan

34 3 0
                                    

Malam itu sekembalinya dari ruang ICU, Elia dan seluruh anak-anak Widarto berkumpul di Kamar Tunggu Pati No.4.

Elia, Manda, Indra, dan Andar sekeluarga yang memilih untuk menginap di hotel terdekat memutuskan untuk segera meninggalkan rumah sakit.

Yanti, Tonny, Nico, Ria, Fira, dan Rama masih berkumpul membahas kondisi Widarto di ruang keluarga pasien ICU itu.

"Mba nanti jangan pingsan ya," ujar Nico coba mengingatkan Yanti untuk bisa menguatkan dirinya, jika kondisi terburuk harus dihadapi.

Nico kemudian mengingatkan kakak dan adiknya, bahwa ayah mereka pernah berpesan agar jika ia wafat di rumah sakit tidak perlu disemayamkan di rumah kediamannya. Cukup di rumah duka saja yang berdekatan dengan rumah sakit dimana ia wafat kelak, dengan pertimbangan faktor kepraktisan bagi keluarga yang ditinggalkan. 

Itu artinya, malam ini mereka harus segera menyiapkan rumah duka mana yang akan disewa, padahal ayah mereka sama sekali belum wafat. Tentu saja terselip perasaan canggung ketika mereka harus membahas hal ini.

"Berapa biaya sewanya, apakah sudah termasuk pemulasaran jenazah, berapa daya tampungnya, apakah sudah termasuk layanan mobil jenazah, lokasinya dimana, apakah bisa menangani jenazah muslim?" itulah informasi dasar yang harus Ria peroleh malam itu.

Tapi mereka semua belum mengetahui bahwa sesungguhnya, Nico sudah bertemu dengan kecanggungan rasa yang sama pada hari Rabu, 23 Oktober 2019. Ya, 11 hari yang lalu ketika ia mulai menghubungi salah satu petugas TMP Kalibata untuk mengkonfirmasi kelengkapan berkas yang telah ia siapkan sejak bulan Maret tahun lalu. Nico memastikan tidak ada perubahan prosedur dan persyaratan untuk tahun 2019 ini. Konfirmasi tersebut Nico lakukan pagi hari, pukul 06:43 WIB, setelah malamnya ia bermimpi melihat wajah Widarto tidur dalam ketenangan yang sempurna.

Pukul 20:32 WIB. Ria sudah memperoleh informasi pilihan rumah duka yang dapat disewa untuk jenazah muslim yang pemakamannya akan melibatkan upacara militer. Dua diantaranya adalah Rumah Duka RSPP dan Rumah Duka RSUP Fatmawati. Sedangkan Rumah Duka di RSPAD Gatot Subroto mengharuskan adanya pembelian peti jenazah, selain penyewaan ruang, layanan mobil jenazah, serta pemulasaran jenazah. Sebaliknya, standar baku serah terima jenazah dalam upacara militer yang ditangani oleh pihak Garnisun, sudah mencakup peti jenazah maupun mobil jenazah. Semua informasi dasar tersebut sudah dicatat lengkap oleh Ria pada pukul 20:36 WIB, sebagai bahan pertimbangan pada saat dibutuhkan nanti.

Betapa beratnya mereka menyiapkan sebuah proses yang pasti tiba masanya, namun waktu pun tak mampu mengungkap rahasia tentang dirinya.

Betapa beratnya mereka menyiapkan sebuah proses yang pasti tiba masanya, namun waktu pun tak mampu mengungkap rahasia tentang dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PERJUANGAN YANG BERBEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang