Seperti Metronom

40 3 0
                                    

Pukul 16:38 WIB. Nico melihat hasil pemeriksaan gula darah Widarto lumayan baik, 155 mg/dL. Tak lama kemudian Widarto membuka kedua matanya, dan kontak mata itu berlangsung beberapa saat.

Nico merasa ayahnya ingin mengetahui hasil pemeriksaan gula darah sore itu.

"155, Yah," jelas Nico.

Widarto tampak mengangguk kecil kemudian memejamkan mata kembali.

Keluarga yang membesuk terus berdatangan, diantara mereka ada Vivin dan kedua iparnya, Lusi dan Rina yang membawa dua box pizza. Itulah menu buka puasa Nico hari itu, bersama Rama dan Rina.

Pukul 18:17 WIB. Manda dan Vivin terlihat masih mengaji di sisi tempat tidur Widarto. Anggota keluarga yang lain bergantian menjalankan sholat Maghrib di musholla lantai lima.

Pukul 18:30 WIB. Nico sudah kembali ke samping tempat tidur Widarto. Ruang hemodialisa sangat hening, perawat dan keluarga nampaknya masih berada di musholla.

Nico tertawa kecil dalam hati, ketika menyadari tempo dzikirnya seakan tersinkronisasi dengan suara konstan pengukur kecepatan QB di mesin dialisis. 

"Seperti metronom!" pikirnya.

"Seperti metronom!" pikirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PERJUANGAN YANG BERBEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang