Sebuah catatan tentang jejak dan nilai perjuangan tanpa cela, dalam rangkaian kisah kehidupan seorang pejuang mengejar tiga kemerdekaan yang diimpikannya. Saat ini Anda sedang membaca Buku Kelima yang mengisahkan tentang perjuangan lain yang harus d...
Senin, 15 April 2019, pukul 13:40 WIB. Yanti menyampaikan sebuah kabar penting kepada adik-adiknya melalui grup WA keluarga. "Ayah harus cuci darah!" tulisnya.
Informasi tersebut ia peroleh dari Rama yang hari itu bertugas mendampingi Widarto melakukan pemeriksaan rutin ke RSPAD Gatot Subroto.
Menurut Rama, ayahnya tidak langsung menyetujui perintah cuci darah tersebut. Dia justru minta waktu kepada dokter untuk membicarakan hal tersebut kepada anak-anaknya terlebih dahulu.
Benar saja, lebih kurang pukul 15:00 WIB, Widarto menghubungi Nico melalui telepon seluler. Widarto minta seluruh anak-anak berkumpul di rumahnya malam itu juga. Nico segera menyanggupi dan melaksanakan permintaan ayahnya.
Penyakit gagal ginjal Widarto sudah kronis, sudah berada pada stadium akhir atau End Stage Renal Disease - ESRD. Untuk kondisi penyakit dan faktor usianya saat itu, dokter sangat merekomendasikan agar segera menjalani hemodialisa guna menggantikan fungsi penyaringan ginjal.
Pada pertemuan keluarga malam itu, Widarto akhirnya bersedia untuk menjalani hemodialisa di RSPAD Gatot Subroto setelah mempertimbangkan seluruh masukkan anak-anaknya.
Widarto tak pernah mengambil keputusan secara gegabah, dia pahami opini medis dan meramu segala pertimbangan dengan panduan supramedis di titik tertinggi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.