Senin, 14 Oktober 2019. Pukul 12:00 WIB. Hasil pemeriksaan darah menunjukkan bahwa HB Widarto sudah meningkat menjadi 9 g/dL, namun edema di lengan kirinya masih terlihat jelas.
Siang itu Widarto masih tidur lelap ketika dibangunkan Yanti untuk sholat Dzuhur.
Pukul 15:40 WIB, Nico mengingatkan bahwa HB Widarto meningkat karena transfusi darah, sehingga nafsu makannya tetap harus dikembalikan ke tingkat normal. Widarto tidak bisa seterusnya bergantung pada tindakan transfusi darah.
"Jika nafsu makan Ayah tetap buruk maka akan ada pemasangan sonde!" ancam Nico.
Mendengar ancaman tersebut, Widarto langsung menghabiskan segelas susu di hadapan putranya itu.
Andar yang tadi malam mendapat giliran menjaga Widarto, melaporkan ke kakak-kakaknya bahwa semalam ayah mereka mengigau lagi. Bahkan menjelang pagi sempat minta dibukakan tirai jendela kamar, karena ingin mencari tangga untuk naik ke atas. Andar juga sempat diminta mencarikan taksi agar bisa pulang pagi itu.
"HB ayah lagi rendah, suplai oksigen ke otak pasti menurun, ayah jadi berhalusinasi," mereka coba menjabar dengan himpunan kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJUANGAN YANG BERBEDA
Non-FictionSebuah catatan tentang jejak dan nilai perjuangan tanpa cela, dalam rangkaian kisah kehidupan seorang pejuang mengejar tiga kemerdekaan yang diimpikannya. Saat ini Anda sedang membaca Buku Kelima yang mengisahkan tentang perjuangan lain yang harus d...