Sebuah catatan tentang jejak dan nilai perjuangan tanpa cela, dalam rangkaian kisah kehidupan seorang pejuang mengejar tiga kemerdekaan yang diimpikannya. Saat ini Anda sedang membaca Buku Kelima yang mengisahkan tentang perjuangan lain yang harus d...
Sabtu pagi, 12 Oktober 2019. HB Widarto turun hingga 6.5 g/dL sebagai salah satu konsekuensi menurunnya asupan gizi menyusul penurunan nafsu makan yang sudah berlangsung sejak tanggal 5 Oktober 2019. Dokter akhirnya memutuskan untuk melakukan transfusi darah guna mendongkrak HB Widarto.
Pagi itu pun Widarto hanya mampu menghabiskan sesendok menu sarapannya.
Pukul 10:08 WIB, Yani menghubungi Widarto, bahwa dia akan mengunjunginya jika Widarto bersedia untuk disuapi makanan. Widarto ternyata bersedia, Yani pun membatalkan jadwalnya ke kantor hari itu. Meski tak banyak, tapi Widarto minta tambahan jeli sebagai makanan penutup. Sebuah kemajuan!
Mendengar progres itu, Yanti langsung berinisiatif untuk membawakan risoles kesukaan ayahnya sebagai alternatif santap malam.
Setelah selesai menyuapi makan siang, Yani mengajak Ismono, sopirnya untuk bersama-sama membacakan Yasin buat kesembuhan RK. Widarto. Tak lama terdengar alunan 83 ayat surat Yasin di ruang hemodialisa lantai 3, Gedung B, RSPAD Gatot Subroto itu. Setelah itu Widarto diajak berdzikir untuk mengingat Allah, dan bersyukur kepada-Nya dalam ketenangan hati yang mendalam.
Sore hari itu, seorang perawat memasang infus dan transfusi set di lengan kiri Widarto. Kateter pun sudah diganti tanpa kendala.
Menjelang maghrib, Yanti mengajak ayahnya untuk bertayamum, bersiap melaksanakan sholat Maghrib di kamar 208.
Satu jam kemudian Widarto menikmati tiga suap sup ayam buatan ibu mertua Nico, ditutup dengan dua potong pepaya. Itulah batas kemampuan Yanti merayu ayahnya untuk menikmati makan malam sebelum Widarto beranjak tidur setelah lelah dengan proses hemodialisa siang tadi.
Sebelum tidur tadi, Widarto sempat menanyakan Ria yang belum tiba di rumah sakit karena kemacetan Jakarta yang tak mengenal libur. Ya memang, Covid-19 belum menyapa Jakarta saat itu!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
