Assalamu'alaikum
[Ketika Kau Hadirkan Dia| Enam]
Happy Reading. ❤
***
Napasnya tidak beraturan sekarang. Dzakki mematung, hampir tidak percaya jika dirinya bisa sekalap tadi. Melihat perempuan disakiti membuat luka lama yang sudah nyaris mengering itu tiba-tiba kembali basah. Dia berbalik, melangkah mendekati Rayya yang terlihat menunduk dan gemetaran.
Dzakki mengembuskan napas, dia melepaskan jas yang dikenakannya untuk menutupi tubuh Rayya. Menemukan gadis itu mengangkat wajah dan menatapnya dengan kelopak mata sembab dan cairan bening yang masih tidak bisa berhenti keluar. Mendadak, Dzakki merasa bersalah telah membentak gadis itu tadi. Seharusnya dia lebih bisa menahan emosi. Dzakki menunduk, dia melangkah ke belakang Rayya untuk menemui istrinya yang masih berdiri dengan wajah syok di samping mobil. Dzakki menggerakkan dagu, memberikan kode kepada Hara sebelum masuk ke mobil. Dia menyadarkan tubuh di kursi dan kembali mengembuskan napas.
Sementara Hara melangkah mendekati Rayya, dia berniat mengusap airmata yang mengalir di pipi gadis itu, tetapi Rayya segera menunduk. Dia melangkah mundur dan menutup wajah dengan telapak tangan. Kembali terisak hebat sampai bahunya naik-turun tidak beraturan.
"Rayya?" panggil Hara pelan. "Kita kembali ke apartemen, ya?"
Rayya menepis telapak tangan Hara, menatap nyalang perempuan yang lebih tua darinya itu. "Bukankah Mba senang lihat aku seperti ini?" tanyanya dengan wajah terangkat dan bibir yang sedikit gemetaran. "Aku bukan gadis murahan yang suka ganggu suami orang, Mba," sambung Rayya lagi seraya melepaskan jas dan menyodorkannya kepada Hara, dia masih mempunyai rasa malu.
"Aku sama sekali nggak bermaksud seperti itu, Ray," kata Hara, membela diri. Namun, telapak tangannya bergerak meraih.
Hening. Sampai kemudian Rayya mengibaskan telapak tangan. "Mba sama Mas Dzakki pergi saja, tinggalin aku sendiri," katanya. Rayya menjatuhkan tubuh di atas aspal, meringkuk di sana dan membenamkan wajah dalam lipatan lengannya sendiri.
Saat itu Hara memutuskan untuk berjongkok. "Kamu boleh tinggal sama kami sampai semuanya aman," katanya dengan nada tenang dan lembut.
Rayya menggeleng pelan. "Aku merasa nggak berguna lagi, Mba. Aku nggak percaya sama pria lagi kecuali mungkin ... suamimu."
Mengerjap pelan, Hara mengembuskan napas. Sungguh mendengar perkataan Rayya membuat perasaannya kembali terluka. Namun, dia memutuskan untuk duduk di sebelah gadis berumur sembilan belas tahun itu. "Aku nggak akan pergi sampai kamu mau ikut, Ray," katanya.
"Aku merasa nggak berguna lagi untuk hidup, Mba."
"Kamu nggak boleh berbicara seperti itu."
"Aku bahkan udah kehilangan semua orang yang aku sayang."
"Rayya?"
Gadis dengan rambut curly itu mengangkat wajah dari lipatan telapak tangan. Dia menatap Hara yang sekarang berada persis di sebelahnya. "Kalau saja Mas Dzakki nggak halangin aku malam itu, mungkin sekarang aku udah mati," ucap Rayya dengan bibir bergetar dan bola mata yang memerah. "Kenapa suamimu nggak biarin aku mati aja, Mba? Kenapa dia malah halangin aku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Kau Hadirkan Dia
RomanceNamanya Hara Azzahra, perempuan cantik nan shalehah yang rela melepas tawaran bekerja keluar negeri saat melihat keseriusan seorang laki-laki. Sebab bagi Hara, kodrat seorang istri lebih baik di rumah. Laki-laki itu bernama Dzakki Asla Muyassar. Dia...