Sembilan

1.7K 120 0
                                    

Assalamu'alaikum

[Ketika Kau Hadirkan Dia| Sembilan]
Happy Reading. ❤

***


Hara meletakkan kantung berisi beberapa Cheese Burger dan juga MCFlurry Choco. Sebelum berangkat ke butik, Hara memang memutuskan untuk mampir sebentar membeli makanan. Dengan suara riang, dia menyapa Mutiara yang tengah merapikan gamis dalam etalase. "Assalamu'alaikum. Good morning, Muti!" Gadis berbalut jilbab cokelat susu itu menoleh. Mutiara sudah cukup lama bekerja dengan Hara, dia gadis yang sangat gigih dan telaten. Meskipun saat ini hanya tamatan SMA dan belum bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi sebab terbentur biaya.

"Wa'alaikumsalam," sahut Mutiara dengan seulas senyum. "Morning, Mba. Wah, sudah pulang," sambungnya dengan ramah.

"Mba Hara, kemarin ada yang datang ke sini." Elyana membenarkan letak gaun pada patung, lalu melangkah menghampiri kursi duduk. Dia meraih kalung dengan hiasan kerang kecil berwarna senada oleh gaun dan menatap Hara yang sekarang menaruh tas ke meja. "Tapi Steak Cheese Philly, Buffalo Wings, Cheesecake, Chicken Fingers, Latte Macchiato, Frappe, Flat White dan banyak lagi makanan serta minuman lain, selalu habis sama kita." Dia terkekeh pelan, lalu melotot saat sebuah cubitan mendarat kuat di bahunya.

"Agreea minta ID Line, terus langsung stalk akun Instagramnya." Anggi menghiraukan tatapan tajam Elyana dan menyikut pinggul Agreea, tertawa saat melihat pipi kembarannya bersemu merah. "Eh ... gimana, Gree? Semalam direct message dari lo dibalas nggak?" cerarnya dengan sengaja.

"Apa sih, Anggi!" Agreea segera menimpuk kembarannya dengan gulungan kertas. Lalu mendengkus saat mendapati Anggi yang tertawa terbahak.

Hara sudah terbiasa dengan tingkah konyol para karyawannya. Suasana seperti ini yang kadang kala membuat punggungnya terasa sedikit rileks. "Sebenarnya kalian sedang membicarakan siapa?" Dia tersenyum simpul dan menarik kursi putar, lalu mengeluarkan ponsel dari tas seraya duduk. Menggulir layar dan menemukan pesan singkat dari suaminya, membuat senyum kembali terlukis di bibir.

"Mereka membicarakan Mas Brahma, Mba." Mutiara yang paling kalem menyahut.

Gerakan jemari Hara pada layar ponsel terhenti. Nama itu entah kenapa bisa memberikan efek terhadap sarafnya. Hara berdeham, bukankah urusan mereka sudah selesai? Dan ... oh, bahkan Hara merasa tidak mempunyai urusan apa pun dengan Brahma. Laki-laki itu yang membuat masalah sendiri. Meskipun, jatuh cinta memang bukan suatu kesalahan. "Ada apa? Dia memesan kemeja lagi?" Dengan tenang, Hara berusaha menyembunyikan rasa tidak nyaman.

"Dua hari terakhir dia sering bangat ke sini." Elyana sudah selesai memasangkan gaun pada patung. Sekarang dia melangkah mendekati meja bundar di mana kantung berisi Cheese Burger dan MCFlurry Choco itu berada. Segera mengambil makanan dan mulai sibuk menyumpal mulutnya sendiri. Lalu, seraya mengunyah dia berkata, "Setiap kali datang sih, Mas Brahma selalu nanya kapan Mba Hara pulang." Elyana berhenti sejenak untuk menyeruput MCFlurry Choco, lalu menatap Hara yang sekarang seolah tersedak oleh udara. "Tapi, setiap kali ditanya ada urusan apa, dia selalu menghindar gitu. Tipikal cowok bangat deh yang sukanya menyimpan rahasia diam-diam."

Leher Hara terasa kaku sekarang, dia bergerak mengusap tengkuknya yang merinding. Lalu mengangguk dan meminta para karyawannya untuk kembali bekerja. Meskipun masih merasa penasaran dengan kedatangan Brahma yang terus mencarinya. Tak berapa lama, pintu kaca butik terbuka, dan entah kenapa Hara segera menahan napas. Untunglah seseorang yang menyembul masuk di sana segera berlari, menatap Hara dan membungkuk berkali-kali. Hara mengembuskan napas dengan lega, sebab prasangkanya salah. Dia hanya mengulas senyum dan mengangguk kepada Keeyla yang terlambat datang pagi ini.

Ketika Kau Hadirkan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang