Assalamu'alaikum
[Ketika Kau Hadirkan Dia| Enam Belas]
Happy Reading. ❤
***
Suasana sudah mulai sepi sekarang. Para tamu undangan satu per satu pulang. Hara sendiri telah beberapa kali menguap, kelopak matanya mulai terasa berat. Namun, entah kenapa saat dirinya memutuskan untuk berdiri, kepalanya terasa sangat pusing. Gadis itu pun meringis, menyentuh keningnya dan bertumpu pada meja.
"Kenapa kepala aku pusing bangat, ya?" gumam Rayya. Dia mencoba sekali lagi untuk berdiri tegak, tetapi usahanya kembali gagal.
Gelap. Gelap total dan Rayya sudah tidak ingat apa-apa lagi setelah itu.
Hal pertama yang dilihatnya saat membuka mata adalah wajah Kirana yang mengulas senyum. Gadis itu melipat kedua lengannya di depan dada. Kirana memandangi Rayya yang berada di depan. Rayya sendiri baru sadar kalau ternyata tangan dan kakinya diikat, mulutnya pun turut ditutup. Dia meronta-ronta, menatap ke arah Kirana dengan wajah memohon. Namun, gadis itu malah mendengkus dan mengangkat dagunya.
"Lo kenapa bodoh bangat sih jadi cewek," ejek Kirana seraya menyunggingkan senyum lagi. "Asal lo tahu, ya. Sebenarnya Sebastian itu sepupu gue." Dia mengeluarkan ponsel dari saku. Kirana lalu memperlihatkan sebuah gambar. Pose dirinya dengan Sebastian dan keluarga. "Jadi, gue sama Agam sudah merencanakan hal ini. Berhubung lo dikawal terus sama bodyguard dan selalu aja menjauh dari Agam, kami kesulitan. Sampai gue punya ide untuk ajak Sebastian."
Rayya mematung. Dan ... satu tetes airmata mengalir ke pipinya. Benarkah seperti itu? Apakah tidak ada orang yang sungguhan tulus kepadanya? Mengapa semua orang yang ada di sekitarnya selalu menggunakan topeng?
Suara tawa Kirana terdengar menyebalkan. Gadis itu memasukkan kembali ponselnya ke saku. Dia melangkah memutari Rayya yang berada di kursi. "Gue yakin lo udah mulai berpikir kalau Sebastian itu beneran peduli, kan, sama lo?" Sebelah telapak tangannya menarik rambut Rayya, sampai si empu meringis kesakitan. "Bagaimana rasanya disakitin sama orang yang dekat dengan lo, Rayya?" Kirana menaikkan alis.
Airmata yang keluar dari kelopak Rayya semakin deras. Gadis itu bahkan merasakan bahwa sekujur tubuhnya menggigil sekarang. Sungguh, kenapa dunia sangat kejam kepadanya?
"Gue nggak suka sama lo dari dulu." Kirana menarik rambut Rayya sekali lagi, tersenyum saat melihat ekspresi kesakitan di wajah si empu. "Wajah cantik lo ini seharusnya gue rusak sekarang juga, ya." Dia mengusap sisi kiri pipi Rayya, menyeringai. "Lo tahu? Wajah ini yang bikin gue sakit hati karena ternyata Agam lebih pilih lo dulu."
Rayya menggeleng, tetapi hal itu hanya membuat kepalanya terasa lebih sakit. Sampai akhirnya pintu ruangan terbuka dan Agam muncul di sana, Kirana segera melepaskan cekalan tangannya. Gadis itu sekarang melempar senyum ke arah Agam dan wajahnya terlihat ketakutan. Seolah dia takut Agam melihat perbuatannya tadi. Padahal, Rayya pun masih ingat dengan apa yang dilakukan oleh Agam pada malam itu.
Sepertinya mereka berdua memang cocok. Sama-sama kasar dan tidak punya hati.
"Keluar, Sayang," perintah Agam. Laki-laki itu mengedikkan dagunya ke arah pintu.
Wajah Kirana terlihat tidak terima. Gadis itu menatap kekasihnya dengan mulut terbuka dan bola mata melebar. "Apa? Aku harus keluar?" tanyanya kepada Agam.
Agam mengangguk. Guratan di wajahnya yang terlihat tegas dan serius itu membuat hati Kirana menciut. Gadis itu pun pergi. Setelahnya, Agam mengunci pintu dan melangkah ke arah Rayya. Tubuh gadis itu langsung saja tegang, seolah sinyal buruk segera terkirim ke dalam otak Rayya. Apalagi saat dia melihat ada seringaian di wajah pria itu. Sekarang, Agam bahkan sudah berada tepat di hadapannya. Laki-laki itu menekuk salah satu kakinya, sementara bola matanya menatap lurus memandangi Rayya yang terlihat tidak berdaya.
"Manis." Itu kalimat pertama yang keluar dari mulut Agam. Pria itu melepaskan lakban, membuat Rayya meringis karena tarikan kasar itu. Dan bola mata Agam segera tertuju pada bibir Rayya yang tampak lembut. "Gue masih ingat rasanya," kata pria itu seraya mengusap sisi bawah bibir gadis di hadapannya. Lalu terkekeh saat Rayya melotot dan menggelengkan kepala.
Agam melangkah menghampiri meja, mengambil sebotol wine dan gelas bertubuh tinggi. Pria itu menuangkan wine ke dalam gelas, lalu kembali menghampiri Rayya yang masih terlihat kesal kepadanya. Dengan gerakan cepat Agam menarik wajah Rayya dan menumpahkan wine dari gelas yang diangkat tinggi olehnya ke mulut gadis itu.
Rayya ingin sekali menggeleng, tetapi cekalan tangan Agam jauh lebih kuat. Akhirnya mau tidak mau dia menelan minuman itu. Sampai kemudian Agam membanting gelas di tangannya. Pria itu segera mencium bibir Rayya dengan buas.
Dan ... hal yang terjadi selanjutnya sangat tidak Rayya harapkan. Gadis itu menggigil. Bagian dari dirinya sudah hilang sekarang. Dia benar-benar hancur.
Sementara itu, pukul satu malam Dzakki baru mengecek ponsel. Ketika mendapati informasi bahwa Rayya belum pulang ke rumah setelah pergi ke pesta, wajah lelaki itu langsung berubah panik.
Dzakki meraih kunci mobil yang berada di atas nakas. Sebisa mungkin dia berusaha untuk tidak membangunkan istrinya. Bahkan mertuanya pun menginap di rumah mereka. Dzakki tidak mau membuat semuanya bertambah runyam.
Dua bodyguard suruhannya sudah mencari Rayya, tetapi belum juga berhasil menemukan gadis itu. Mereka bahkan sudah mendatangi alamat pesta dalam undangan yang berada di kasur, tetapi tetap tidak menemukan apa pun. Rupanya pesta itu dilakukan di tempat penyewaan. Bahkan pemilik tempat sendiri sangat yakin bahwa semua orang yang datang ke pesta tadi sudah pulang.
Namun, Dzakki meminta mereka untuk tidak pergi dulu dari sana. Laki-laki itu datang tidak lama kemudian, meminta kepada memiliki tempat yang merupakan seorang laki-laki paruh baya dengan kepala botak itu alamat orang yang baru saja mengadakan acara di tempatnya. Awalnya laki-laki paruh baya itu menolak, tetapi setelah Dzakki mengatakan bahwa adiknya menghilang setelah pergi ke pesta tadi dan dia berjanji akan ikut menuntut pemilik tempat karena telah ikut menyembunyikan tindak kejahatan. Akhinya pemilik tempat itu pun memberitahu.
Dzakki segera pergi ke alamat yang diberikan itu. Dua bodyguard Rayya pun ikut pergi meskipun dengan mobil yang berbeda. Setidaknya, Dzakki akan mencari banyak informasi lewat orang yang mengadakan pesta tadi. Tentang siapa saja tamu undangan yang datang dan patut untuk dicurigai.
Tidak berapa lama, mereka sampai di tempat. Dzakki membunyikan klakson di depan sebuah rumah mewah. Berkali-kali, tetapi tetap tidak ada yang datang. Sampai akhirnya diturun dari mobil. Gerbang cukup tinggi, berdiri tepat dihadapannya. Dzakki menggulung langan bajunya, lalu bersiap untuk naik. Dua bodyguard di belakangnya ikut melakukan hal yang sama.
Dan ... saat telinganya mendengar suara jeritan dari salah satu jendela, laki-laki itu segera berlari menembus kegelapan.
Firasatnya tidak enak.
***
Panda
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Kau Hadirkan Dia
RomantizmNamanya Hara Azzahra, perempuan cantik nan shalehah yang rela melepas tawaran bekerja keluar negeri saat melihat keseriusan seorang laki-laki. Sebab bagi Hara, kodrat seorang istri lebih baik di rumah. Laki-laki itu bernama Dzakki Asla Muyassar. Dia...