Assalamu'alaikum
[Ketika Kau Hadirkan Dia| Delapan]
Happy Reading. ❤
***
Rayya melilitkan syal ke leher. Dengan senyum tipis melengkung di bibir, dia meraih cup berisi cokelat hangat yang disodorkan oleh Dzakki. Namun, anehnya bukan telapak tangannya yang menghangat, melainkan justru hatinya. Gadis itu sendiri tidak mengerti kenapa setiap berhadapan dengan Dzakki, perasaannya mendadak menjadi lebih baik. Dengan gugup Rayya mengangguk pelan, lalu mundur beberapa langkah dan duduk di kursi."Silakan diminum." Dzakki menggerakkan telapak tangan, memberikan kode. Rayya mengangguk pelan sebelum mulai menyeruput. "Kamu sudah lebih baik?" Sepertinya Dzakki tidak menyadari bahwa Rayya sedang gugup sekali sekarang. Gadis itu hanya bisa mengangguk pelan.
Saat ini mereka tengah berada di sebuah kafe, sebelum kemudian berangkat ke bandara. Rayya sendiri masih merasakan sedikit dingin, tetapi dia sungkan jika harus merepotkan Dzakki lagi. Untunglah, tanpa diminta Hara berinisiatif meminjamkan syal miliknya. Perempuan itu bahkan mewanti-wanti Rayya untuk tidak terlalu capai. Sekarang dia pergi mengantri makanan setelah Rayya mengatakan bahwa dirinya ingin burger. Perempuan berjilbab itu bahkan menolak bantuan suaminya. Dia sama sekali tidak takut meninggalkan Dzakki berdua saja dengan gadis asing yang kemarin mengatakan ingin dinikahi oleh suaminya.
Apakah ada perempuan baik hati selain dia saat ini? Apakah Hara sangat percaya kepada suaminya sehingga dia tidak merasakan takut? Apakah semanis itu hubungan mereka?
Pikiran seperti itu seharusnya tidak ada dalam kenapa Rayya, gadis itu mengetukkan jemari ke dahi. Mengembuskan napas demi menetralkan perasaan dan pikirannya. Seharusnya dia tidak boleh terlalu ingin tahu urusan rumah tangga orang lain, bukan? Rayya mengibaskan telapak tangan. "Ouh ... please Ray," katanya kepada diri sendiri.
"Ada apa, Rayya?" Dzakki segera memandangnya.
Sekarang degup jantung Rayya sudah bergerak tidak beraturan. Tidak! Ada apa dengan dirinya? Kenapa saat ditatap oleh Dzakki rasanya jantung Rayya seolah mau copot dari tempat? Seumur hidup bahkan Rayya selalu dikejar oleh laki-laki. Bukan malah sebaliknya. Dia tidak pernah jatuh cinta lebih dulu. Apalagi melihat Dzakki yang dari postur tubuh sama sekali tidak masuk kriteria. Meskipun laki-laki itu memang tampan. Namun, selama ini Rayya hanya tertarik dengan mereka yang bertubuh kekar.
"Tidak!" seru Rayya spontan. Berhasil membuat Dzakki mengerutkan kening. Rayya meringis pelan. "Ah, maksudku ... aku tidak apa-apa." Gadis itu tersenyum kecil dan menyeruput minuman lagi.
"Sudah tidak demam, bukan?"
Ah, tidak. Berhenti menatapku seperti itu.
"Iya, aku sudah merasa lebih baik." Rayya mengangguk.
"Kalau kamu merasa masih kurang baik, saya bisa batalkan penerbangan ini."
Aku tidak mau merepotkanmu!
"Sungguh aku tidak apa-apa, Mas." Jemari tangan Rayya bergerak dengan spontan menyelipkan helaian anak rambut ke belakang daun telinga. Tidak, dia sama sekali tidak berusaha menggoda Dzakki. Rayya hanya tengah menyembunyikan rasa gugupnya sekarang. Gadis itu mengedarkan pandangan dan mengembuskan napas sekali lagi.
Tidak berapa lama Hara muncul dengan seporsi burger. Perempuan itu tersenyum kepada Rayya, lalu menatap suaminya. Dzakki pun segera bangkit berdiri, dia merengkuh pinggul istrinya dan mulai mencium kening Hara dengan sangat lembut. Rayya mematung, tenggorokannya terasa tercekat sekarang. Dia segera memalingkan wajah. Baru saat sentuhan lembut Hara hinggap di bahunya, Rayya pun menoleh dan mengukir senyum palsu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Kau Hadirkan Dia
RomanceNamanya Hara Azzahra, perempuan cantik nan shalehah yang rela melepas tawaran bekerja keluar negeri saat melihat keseriusan seorang laki-laki. Sebab bagi Hara, kodrat seorang istri lebih baik di rumah. Laki-laki itu bernama Dzakki Asla Muyassar. Dia...