Assalamu'alaikum
[Ketika Kau Hadirkan Dia| Tiga Puluh Satu]Happy Reading. ❤
***
Dzakki berbicara dengan seorang polisi, sedangkan Rayya duduk di kursi. Ambulance tadi meluncur, membawa Agam ke rumah sakit. Kondisi laki-laki itu sudah tidak stabil. Apakah sekarang Rayya harus bersimpati? Perempuan itu duduk seorang diri, menyandarkan punggung ke dinding. Mendadak, seorang wanita paruh baya dengan wajah marah mendatanginya.
"Ini semua gara-gara kamu?!" Wanita paruh baya itu menarik rambut Rayya, sampai si empunya meringis kesakitan. "Belum puas kamu membuat Agam menderita? Selama ini kamu cuma jadi beban buat dia. Kamu bahkan nggak tahu kalau dia sudah kehilangan segalanya karena kamu! Dasar perempuan tidak tahu diri?!"
Rayya meringis, memohon agar wanita paruh baya itu melepaskan tangannya. Dia sendiri tidak mengerti kenapa wanita itu mendadak datang dan menyerangnya secara fisik dan verbal.
"Wajah emang cantik, tapi nggak punya hati!" Wanita itu menoyor kening Rayya sampai terkena dinding. "Terlalu manja, terlalu sok polos dan banyak drama. Saya kasihan sama laki-laki yang sekarang kabarnya menjadi suami kamu. Saya juga kasihan sama wanita yang suaminya kamu ambil. Kamu ternyata memang benalu bangat di hidup orang lain, ya?"
"Maaf ... Ibu siapa?" tanya Rayya, tangannya meraba pelipis yang sedikit nyeri.
"Saya tantenya Agam. Kenapa kamu? Nggak terima?" Wanita itu mengangkat dagunya dengan tinggi. "Saya akan buat perhitungan kalau sampai terjadi sesuatu dengan Agam! Hidup kamu tidak akan tenang!" Dan wanita itu mendorong sekali lagi kepala Rayya sebelum pergi.
Dzakki muncul dengan wajah bingung melihat Rayya menangis. Perempuan dengan rambut curly itu hanya menggeleng dan merengkuh tubuh suaminya. Lalu menumpahkan airmata di sana. Sayangnya, hal itu harus terhenti saat sebuah panggilan masuk. Dzakki melihat layar ponsel dan menemukan nama istri pertamanya.
"Sebentar, ya." Dzakki mengusap airmata yang mengalir di pipi Rayya sebelum menjauh. "Assalamu'alaikum. Saya ada di kantor polisi. Kamu sudah pulang, Sayang?"
Mendengar kalimat itu, rasanya hati Rayya teriris. Suaminya bahkan belum pernah memanggil dirinya dengan begitu mesra. Namun, Rayya tentu paham bahwa laki-laki itu memang tidak pernah mencintainya hingga sekarang.
"Kantor polisi?" Suara Hara terdengar khawatir. "Ada masalah apa, Mas?"
"Tidak. Saya tidak apa-apa, Ra. Setelah ini saya bahkan mau pulang. Kamu sudah di rumah?"
"Baru saja sampai," sahut Hara pelan. "Aku tidak menemukan Mas dan Rayya di rumah. Jadi aku merasa khawatir. Meskipun memang ... ya, bisa saja kalian pergi jalan-jalan. Namun, aku tetap tidak bisa menahan rasa khawatir. Maaf, ya."
"Kenapa harus meminta maaf?"
"Ya ... bisa saja aku mengganggu Mas dan Rayya jika seandainya kalian sedang jalan-jalan."
"Saya mencintaimu." Hanya itu sahutan dari Dzakki, tidak ingin membahas sesuatu yang membuat hati Hara terluka. Dan ... mengapa perempuan senang sekali membahas segala sesuatu yang akan menyakiti perasaan?
Setelah obrolan manis sebentar, panggilan itu berakhir. Rayya sudah tidak ada di kursi, membuat Dzakki kebingungan dan mencari perempuan itu. Ternyata Rayya sudah ada di dalam mobil. Ada senyuman kecil di bibirnya. Airmatanya sudah mengering sekarang. Dzakki duduk di sebelahnya, menatap istri keduanya dengan pandangan penuh tanya. Namun, sekali lagi Rayya menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Kau Hadirkan Dia
RomansaNamanya Hara Azzahra, perempuan cantik nan shalehah yang rela melepas tawaran bekerja keluar negeri saat melihat keseriusan seorang laki-laki. Sebab bagi Hara, kodrat seorang istri lebih baik di rumah. Laki-laki itu bernama Dzakki Asla Muyassar. Dia...